12

2.7K 721 34
                                    

Sudah terhitung 18 hari sejak terakhir kali Woojin mengirim pesan pada Hyungseob dan bahkan ia belum mendapat balasan sama sekali. Ia ragu kalau Hyungseob masih mengingatnya.

Hey, mereka itu orang asing yang kebetulan dipertemukan lewat kencan buta. Belum tentu semua kencan buta itu berakhir membahagiakan, ada beberapa di antaranya yang berakhir mengenaskan. Apa mungkin Hyungseob sudah berpindah ke lain hati?

Woojin bahkan berpikir kalau pria mungil itu mungkin menjalin hubungan dengan direkturnya. Mengingat bagaimana direktur itu membanggakan perusahaannya dan terus menerus mengejek dirinya yang hanya sebatas 'supir' di depan Hyungseob.





Tepat jam 1.45 siang, Woojin dan staff penerbangan lainnya keluar melalui arrival gate. Setelah 18 hari berkeliling dunia menuju 14 negara, akhirnya Woojin kembali ke Korea. Meskipun besok dia masih ada penerbangan lainnya.




"Woojin-ah!"

Kapten berseragam lengkap dengan name tag Park Woojin mengedarkan pandangannya pada suara yang amat sangat dikenalnya. Itu Jihoon, ia juga memakai seragam lengkap. Woojin segera menghampiri Jihoon yang berdiri dekat pilar gate, keduanya memegang sebuah koper di tangan masing-masing.


"Hoon-ah, kau juga baru landing?"

Pria yang lebih tua beberapa menit darinya itu mengangguk, "aku tiba jam 12, tapi Seungwoon hyung dan temannya mengajakku untuk makan siang di cafe bandara. Sekalian menunggu pesawatmu tiba."


Setelahnya pilot kembar itu segera mencari taksi dan menuju apartemen mereka.

✈✈✈

"Besok kau bertugas lagi? Ke mana?" Tanya Jihoon. Mereka sedang membongkar koper masing-masing yang dipakai untuk bertugas.

"Bali, lalu berlanjut ke Auckland. Kau?" Woojin mengeluarkan baju-baju kotor dari kopernya dan memasukkan baju yang tersimpan rapi di lemari ke koper.

"Aku mendapat day off 4 hari, tidak ada yang akan kulakukan selain beristirahat. Rasanya tidur di hotel tidak senyaman di rumah sendiri." Gerutu Jihoon.

"Beli saja apartemen di tiap daerah, maka kau akan merasa nyaman setiap tertidur."

Jihoon segera melempar botol parfumnya pada Woojin yang berjarak tak begitu jauh darinya, "jika aku membeli apartemen di semua kota yang aku kunjungi, maka kau akan bermain saham dengan gajimu yang 30% lebih banyak dibanding gajiku."

"Mana cukup 52 juta untuk bermain saham, bodoh." Woojin melempar lagi botol parfum itu pada pemiliknya.

"Pikirkan baik-baik, kalau kau mengalikannya selama 12 bulan maka kau bisa mendapat beratus-ratus juta, idiot."

Woojin menutup retsleting kopernya dan meletakkan benda persegi dengan roda itu di sudut ruangan, "kalau begitu kau dan gaji 40 jutamu itu bisa membuatkan ku perusahaan, Park."

"Omong kosong," setelahnya Jihoon langsung memanggil layanan binatu lewat ponselnya. Terlalu banyak pakaian kotor di apartementnya.







"Hoon-ah, kau tahu Yuehua Company?" Tanya Woojin setelah saudara kembarnya selesai menelfon.

"Tentu, kakak perempuan Jinyoung, Bae Joohyun bekerja di sana. Kenapa?"

"Jam berapa mereka pulang kerja?"

Jihoon menatap langit-langit apartemennya, berusaha mengingat sesuatu, "sekitar jam 4 mungkin? Aku lupa, Jinyoung pernah membicarakannya."


Woojin melirik jam dinding di kamarnya.






Jam 3.11





Pria maskulin itu segera menyambar baju ganti dan melesat ke kamar mandi.







"Hey! Kau mau pergi lagi!?"

ㅌㅂㅊ

ㅌㅂㅊ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[√] Blind Date; JinSeobWhere stories live. Discover now