Epilog

3.1K 145 31
                                    

Oktaviandri

“Hen, udah nggak ada yang ketinggalan kan? Sejam lagi keretanya berangkat loh.”

“Udah dicek semua A. Nggak ada yang ketinggalan. Si Aa dari sini mau kemana lagi?”

“Tergantung Ferdi, dia kan ulang tahunnya dua hari lagi, Hen.”

“Fer, kamu mau kemana dari sini?”

“Besok siang kita mau balik ke Belanda, Hen. Aku pengen malam tahun baruan di Amsterdam. Katanya di sana lebih seru.”

“Aku malam tahun baruannya di kapal euy. Sedih nggak bisa malam tahun baruan bareng-bareng.”

“Lain kali aja ya, Hen. Lagian tahun depan, gue udah balik ke Indonesia kok. Malam tahun baruan di Dago aja, kan lebih seru di sana.”

“Siap A. Tapi…. tapi…. tapi….”

“Kenapa lagi Hendra?”

“Aku dianterin ke Termini kan?”

“Iya lah. Masa lo jalan sendirian.”

“Ya udah yuk, kita berangkat. Sayang, kunci kamarnya jangan lupa ya.”

“Iya, Fer. Gue yang bawa.”

Kami bergegas keluar dari hotel ini menuju station Termini. Setelah Hendra pergi, kami pun kembali ke kamar Hotel. Rasanya udara semakin dingin.

“Sayang, buat anak yuk.”

“Hah… berarti nggak usah pake alat KB dong?"

"Terus siapa yang mau hamilnya?”

“Ehmmmm… siapa ya….?”

Belum sempat gue menjawab, Ferdi sudah terlebih dahulu mencium bibir gue. Sejak kemarin gue sudah menahan hasrat untuk berhubungan intim dengan Ferdi, karena nggak enak ada Hendra di antara kita.

Namun hari ini tinggal kami berdua.
Mungkin karena sudah berbulan-bulan kami tidak bertemu, hubungan intim ini terasa begitu nikmat. Kami pun saling bergumal, membagi kasih dan saling menerima.

END

Coklat Cap Ayam JagoWhere stories live. Discover now