“Beneran juga nggak apa-apa kok.”

“Ntar aja ya. Kalau udah balik ke Indonesia.”

“Iya, Sayang.”

Setelah kami selesai mandi dan berpakaian gamis putih, kami bergegas menuju restoran Al Fayhaa yang berada di lantai 6 untuk sarapan pagi.

“Dri, kamu makannya harus banyak. Lihat tuh ibu-ibu yang pake kerudung hitam dan mukanya juga tertutup sama sekali. Roti cane-nya 4 lapis, ada kari kambing, nasi briyani, sate kambing 4 tusuk besar.”

“Itu mungkin makan sama suaminya kali, Fer.”

“Dari tadi aku lihat sendirian kok. Di sini porsi makannya banyak banget.”

“Terus kalau mukanya ketutupan cadar gitu, cara makannya gimana Fer?”

“Dibuka dari bawah tiap mau masukin makanan ke dalam mulutnya.”

“Oh iya ya. Cadar bawahnya diangkat dikit. Itu kan sate kambungnya gede-gede. Gue aja satu udah cukup.”

“Mungkin kalau di sini, cewek semakin gendut, semakin seksi. Kalau di Indonesia kan, cewek semakin kurus, semakin seksi.”

“Iya ya, Fer.”

“Aa, aku sudah siap.”

“Eh, Hen. Kamu kok cakep banget.”

“Iya, Fer. Tadi aku dikasih bedak dikit sama si Mamah. Katanya supaya kelihatan beda.”

“Syekh nya udah datang belum?”

“Tadi sih udah ditelpon ke KJRI, katanya mereka udah menuju ke hotel.”

“Lo udah siap jadi penganten?”

“Siap A. Kan bulan depan aku udah mulai kerja.”

“Terus rencananya mau bulan madu kemana?”

“Aku mau ke Senggigi aja, Fer. Katanya di sana pantainya bagus banget.”

“Bagus, Hen. Aku pernah kesana sekali. Suasananya juga mendukung banget untuk bulan madu. Tapi kamu jangan nginep di Kuta Lombok.”

“Emang kenapa gitu, Fer?”

“Terlalu sepi kalau di sana. Nginepnya di Senggigi aja. Lebih seru kok.”

“Iya ya, Fer. Aku udah pesen paket bulan madu di Senggigi. Katanya juga lebih rame di sana.”

“Hotel apa di sananya?”

“Senggigi Beach hotel kalau nggak salah.”

“Oh… itu sebelahan sama Intan Laguna Hotel. Gede banget hotelnya, Hen. Nyambung sama pantai. Kalau malam, biasanya suka ada acara di pinggir pantai. Asik banget buat nongkrong. Tapi kamu jangan kaget ya kalau liat tokek disana.”

“Emang kenapa tokek di sana, Fer?”

“Besar, panjangnya bisa semeter lebih.”

“Hah… gede banget, Fer.”

“Iya, Hen. Asal jangan dipegang aja. Nggak akan nyerang kok.”

“Hen, ntar lokasi nikahnya dimana?”

“Katanya sih didepan Ka’bah. Sambil berdiri kok.”

“Terus Rena juga ke sana.”

“Katanya sih nggak. Mempelai wanita nunggu di pintu Babussalam.”

“Nggak sama kayak di Indonesia ya, Hen. Kan biasanya mempelai wanita ada di samping mempelai pria.”

“Iya, A. Kalau di sini katanya dipisah. Aa, aku udah dipanggil sama si Mamah tuh. Langsung ke masjid yuk, A.”

Coklat Cap Ayam JagoWhere stories live. Discover now