Prolog

57.5K 1.3K 213
                                    

Namaku Aldhisa Lily Mauranny.
Umurku genap 22 tahun. apakah itu cukup terbilang muda, dengan posisi aku saat ini yang sudah menjadi seorang istri.

Perkawinanku belum lama. Baru 2 bulan yang lalu. Bisa di bilang aku senang menikah, karena aku menikah dengan orang yang sangat aku cintai. Dia kakak kelasku dulu.

Waktu SMP, yang pada masa-masa itu aku adalah pengagum rahasianya. semenjak dia lulus aku adalah orang yang sangat sedih sampai tidak masuk sekolah 5 hari, ya itulah aku Alay.

Bukan karena sakit atau apa, tapi aku ingin menyendiri karena sangat merasa kehilangan dirinya. Dia bukan siapa siapaku waktu itu hanya kakak kelas yang menjadi idolanya perempuan.

"Li... hari ini sibuk banget kayaknya di toko!" Sapa Syabilla Lana Zahra adikku, wanita yang kini menginjakan usianya selisih satu tahun di bawah ku.

Sebut saja Aca, wanita cantik berkulit putih, bentuk wajah oval, tinggi dan remaja yang sedang berjuang di karirnya. sejujurnya aku sedikit simpati padanya, karena dia anak yang masuk kategori baik kedua setelah kakakku Neni.

"Ya, seperti yang lo liat! banyak pesenan bunga. Gue juga bingung, mau ada acara apa?" Simpulku dengan tatapan penuh kepada bunga yang sedang ku rancang.

Tanganku tak henti bergerak, merancang beberapa tangkai bunga membentuk bucket. Belum lama aku rintis toko bunga ini, tapi hasil ramah teman-temanku yang mempercayai tokoku hingga seperti sekarang lumayan terkenal.

"Tapi tujuan gue kesini mau minta kehadiran lo buat dateng ke acara tunangan gue. Pliss... nanti malam. Jangan pulang malem-malem biar lu liat gue di pake-in cincin sama calon ade ipar lo" Cetusnya tanpa menyentuh pekerjaanku sedikitpun. Ku kira dia ke toko ku mau membantu menyelesaikan sedikit pekerjaanku. Nyatanya hanya ingin memberi undangan.

Entah kenapa aku harus punya adik yang super-super nggak ada yang bener sebenernya. Dua duanya sibuk dengan cintanya masing-masing. Tanpa pernah tau permasalahan yang ku alami. Tapi kenapa mamah memasukkan dia dalam kategori anak baik, padahal gak ada baik-baiknya. Menurutku dia hanya gadis menyebalkan yang gila pujian. Meskipun bisa dibilang lebih mendingan daripada adikku yang terakhir.

Kring!...!...!

Telephone toko bunga Lily Flower shop berbunyi.

"Hallo, toko bunga Lily Flowershop, dengan Lily ada yang bisa saya bantu?"

Aku selain pemilik toko tapi aku juga resepsionis di toko ku sendiri. Karena karirku belum cukup lama, jadi aku belum punya pegawai, semua ku lakukan sendiri. Itung-itung mandirilah, karenakan dari kecil hidupku selalu dimanja oleh mamih.

"Ly, ini aku suamimu. segera pulang ya..aku tunggu dirumah"

Tut.tut..

Seketika dirinya langsung mematikan pembicaraan di telepon. sungguh singkat dan aku belum tau apa maksudnya menyuruhku pulang secepat ini. Apa ada yang penting yang mau dia obrolkan bersamaku? Mendadak aku diam, memikirkan dia yang meneleponku secara mendadak. Dia orangnya tidak suka berbasa-basi lebih memilih to the point dan singkat.

"Siapa yang nelpon Ly?"

"Mas Gattan!"

"Ly, mas Gattan ngomong apa?" Tanya Syabilla, dia memang bisa di bilang cuek, hanya untuk orang yang tidak dia kenal. Tapi kalau dengan yang sudah akrab dengannya, pasti tau sifat super abstraknya.

"Aku harus pulang sekarang juga" Jawabku lalu mengambil tas dan ponselku di meja.

Sangat aneh kenapa mas Gattan menelepon ke telpon toko. bukan ke nomer pribadi saja.

"Terus tokonya?"

"Tutup saja. Aku takut suamiku marah Ca,.." Cetusku sambil tergesa-gesa membereskan bunga-bunga yang sudah ku rancang, dan akan ku lanjutkan besok.

"Suamimu marah mulu, padahal kan tidak salah. Yaudah deh kita kerumah mamah dulu ya untuk menghadiri acara pertunanganku. Nanti pulangnya" Syabilla tetap saja memaksaku padahal dia tau aku ini tidak bisa pergi tanpa izin Gattan.

"akan aku usahakan datang. bersama mas Gattan nanti, kalau perlu mamah suruh menelepon mas Gattan sebagai undangan acara mu" Ujarku sambil menutup pintu toko.

Syabilla merengut, mukanya masam. pasti mengambek, Begitulah jika permintaannya di abaikan. Tapi aku yakin dirinya hanya ingin aku melihatnya bahagia bersama lelaki pilihannya itu.

"Aku akan meminta mama menelepon mas Gattan" Katanya sambil terus mengekor di belakangku.

Taksi yang kutunggu datang, "Yaudah, aku pulang dulu" Kutinggalkan Syabilla sendirian, karena rumah mas Gattan dan rumah mamah cukup jauh dan berbeda arah.

Biarpun suamiku pengusaha kaya di masa mudanya saat ini, tapi dirinya tidak pernah memiliki cinta untukku walaupun hanya sedikit, tidak akan.
Dirinya selalu menganggap aku ini anak kecil yang masih memiliki sifat kekanak-kanakan. Padahal dirinya salah, karena semenjak pernikahan ku dengannya. Aku merasakan senang yang luar biasa walaupun hanya aku yang merasakan, dia tidak.

Jadi aku merasa kalau aku harus mengubah sikap konyol dan super nakal ku. Berubah menjadi wanita anggun dan baik, dan itu sangatlah sulit, namun kucoba agar aku bisa masuk dalam kategori tipe wanita idamannya. WANITA IDAMAN.

Sering sekali aku tidak pernah di anggap olehnya, karena yang dia cinta adalah teman semasa SMAnya dulu. Sehingga aku sering menghabiskan waktu sendirian untuk merenungkan apa salahku dan apa yang harus aku lakukan agar dia bisa sedikit saja menaruh hati kepadaku. Dan berhenti menganggap aku alarm bangun pagi dan alarm makan siangnya.

****

Aku Patung BagimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang