47

14.4K 711 82
                                    

Sebelum ke salon aku pasti makan siang dulu ke restoran dekat butik, kata pak Daniel aku harus terisi asupan sehat supaya bersemangat.

Aku hanya mau menuruti apa saja yang mau dia beri ke aku, karena mungkin itu untuk keberhasilan aku ke depan juga.

Terkesan sangat pengertian, namun aku tidak pernah sedikitpun menaruh hati dengan pak Daniel, memang sih dia tampan bahkan sangat menarik.

"Itu Diana Ly" Ujar pak Daniel menunjuk Diana yang sedang makan bersama Gattan di bagian outdoor resto.

Aku menoleh sebentar lalu aku kembali makan saja. Aku tidak mau melihat hal yang hanya akan membuat hatiku sakit.

Mengapa sih pak Daniel pake segala memberitahu aku, aku kan sudah sengaja tidak mau menyadari.

Dia bersama laki-laki yang aku cintai. Yang semalam bilang bahwa dirinya saling mencintai.
Tapi mungkin ini waktunya aku buka kartu siapa Diana sebenarnya. Biar sekalian mereka tahu bahwa aku bukan cuma bisa diam.

"Pak tunggu disini ya jangan ngikutin saya"

Aku berjalan menghampiri mereka berdua, lalu duduk di samping Gattan. Gattan heran mengapa aku bisa tiba-tiba datang. Diana mengernyitkan alisnya, tatapan kebencian muncul tepat saat dia melihat aku.

"Mas.. aku laper" cetusku sambil melihat lihat menu makanan.

"Yaudah pesen aja" singkat Gattan.

"Apaan sih! Jangan sampe hilang selera makan aku karna ada dia ya!" Seru Diana sambil menunjuk ke arahku.

Aku tersenyum sambil terus menatap Gattan.

"Kenapa sih? Kan aku cuma mau ikutan makan bareng. Lagian mas Gattan ini kan masih suami aku, oh iya... Karena aku sayang banget yhaa.. sama mas Gattan aku mau nunjukin something nih" Cetusku lalu mencari foto yang Daffi kirim.

Pak Daniel heran mengapa aku berbicara dengan wajah super menantang.

Aku menunjukan foto Diana waktu jalan bersama laki-laki lain saat aku mau makan bersama Daffi di restoran.

"Mas.. ternyata Diana ini bukan cuma kamu lho cowoknya, Tapi BANYAK BANGET!!! Liat dong ini Diana? Mau bilang ini rekayasa? Aku punya Videonya dari dekat juga. Enak ya jadi Diana cuma tinggal nganu! Dapet cuan! Banyak ya Din om-omnya? Apa kakek-kakek?" Celotehku yang membuat Diana semakin kesal.

"Eh lu gak usah ya ngerusak hubungan gua sama Gattan"

"Woy! Lu yang ngerusak rumah tangga gua! Lu itu pelakor! Masih belum sadar?"

Diana mengambil handphone aku lalu membantingnya.

"Lu itu gak pantes buat dapetin Gattan"

"Udah apaan sih! Malu maluin aja di cafe" Cetus Gattan melerai.

"Woy bangsat banget lu ya, oke gua mau bikin malu lu yang sebenarnya!"

Gattan memegangi tanganku melarang aku bertindak yang lebih dari ini "Lii! Malu!"

Lalu aku mengambil handphoneku yang dibanting oleh Diana tadi, karena sebenarnya hape aku hanya lecet lecet saja dan banyak sekali bukti tentang perselingkuhan ini.

"Rasa malu itu gak akan pernah sebanding sama rasa sakit aku" cetusku sambil meneteskan air mata yang sudah berusaha aku bendung tapi ternyata jatuh juga.

"Oke! Sekarang kamu maunya apa?" Tanya Gattan.

"Kamu tanya mau aku apa? Aku mau kamu sadar! Kamu tau kalo aku sayang sama kamu! Perempuan murah seperti Diana gak pantes buat dapet ketulusan dari kamu mas!"

Aku Patung BagimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang