Part four.

461 15 0
                                    

Hari ini adalah hari seperti biasanya. Aku bangun tidur, mandi, sarapan, dan berangkat sekolah. Tak ada yang menarik di hidupku sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi, namanya hidup harus dijalani kan?

"Masak apa, Mi?" tanyaku pada Mami.

"Masak ayam goreng noh," tunjuknya dengan dagu.

Mami sibuk dengan masakannya, aku hanya menunggu. "Yah, kok ayam goreng lagi si? Bosen ah."

Mendengar ucapanku itu, mata Mami mulai menatap tajam diriku. Apa salahnya berpendapat? Ohh, tidak sepertinya memang sangat salah berpendapat dengan Mami. Coba kalian ada di posisi ku sekarang, matanya bagai memancarkan api yang siap membakar ku hidup-hidup.

"Udah bagus Mami masakin, jangan banyakan komentar deh," ujarnya pedas.

Tak mau ambil pusing, aku melahap sarapanku dan bergegas pergi ke sekolah. Aku bukan anak manja yang akan di antar setiap harinya. Zaman sudah canggih, aku bisa memanfaatkan ojek online kemana-mana.

"Pergi dulu, Mi," pamitku padanya.

"Hm, belajar yang bener! Jangan kelayapan aja kerjaannya."

Omongan itu ya seperti angin lalu saja. Coba kalian pikirkan, mana ada anak remaja yang ingin selalu dikekang. Kan kita sudah beranjak dewasa, tau mana yang benar dan salah.

Masih pagi, ga baik ngomongin orang tua. Kalo kena karma kan berabe. Mau ketemu jodoh di persulit lagi.

Kelas masih sepi aja, padahal aku sudah datang lebih pagi dari biasanya. Aku duduk di tempat rada pojokan. Bukan untuk macam-macam, hanya ingin tidur saja. Pelajaran hari ini membosankan.

Ngomong-ngomong, si Flo mana ya? Itu anak perasaan telat mulu, sepertinya ini akan menjadi kebiasaannya.

Aku memilih menelungkupkan kepala ku di atas lipatan tangan. Berusaha sembunyi, karena tak ada yang ku kenal dekat di kelas ini. Aku ingin pergi ke kelas teman-temanku, tapi rasanya tak enak. Mereka terlalu asik dengan teman baru di kelasnya. Mengapa aku tidak bisa? Bukan, bukan karena aku tak mau atau tak bisa. Tau kan, betapa aku membenci kelas ini.

"Woi."

Seketika aku merasakan sentuhan di pundakku. Pasti Flo, siapa lagi yang mau menyapaku selain dia di kelas ini.

"Eh, hai La," sapaku sedikit canggung.
"Si Flo mana? Telat lagi?" tanyanya membuka obrolan.

Tumben sekali ini anak nyapa aku. Kemarin pas hari pertama sih, aku sudah berkenalan dengannya. Untuk dekat ya belom tau, emang dikira aku peramal bisa meramal masa depan. Cuman satu hal yang aku bisa yakini, Ella -- panggillan dari Emanuella-- dia sepertinya orang yang asik dan baik.

"Biasa lah. Flo lagi, kapan tuh anak ga telat?" Balas ku berusaha untuk asik.

Setelah itu, entah bingung atau bagaimana, kami berdua hanya diam sambil memainkan ponsel. Tapi untuk permulaan sepertinya sudah lumayan kan?

Kriiinggggg

Kebiasaan banget deh Flo itu, kalau telat pasti keterlaluan. Gimana nasib aku setahun kedepan yak? Apa aku juga harus membiasakan diri datang pas-pasan biar ga keliatan ansos-ansos banget.

Bu Yani sudah memasuki kelas. Waduh, kalo kalian bisa lihat serem kayaknya. Mukanya udah cemberut aja pagi-pagi gini. Sepertinya mood nya sedang tidak baik. Iya, Bu Yani tuh, tipe orang yang sekalinya bete ya bakal bete seharian. Kalian buat bener aja, kalau di mata dia salah, ya tetep salah.

Daripada pusing mending aku kabur ke toilet aja. Aku bosan juga belajar. Entah kenapa suntuk sekali rasanya.

"Permisi Bu, saya ijin ke toilet ya?" Ijin ku

Bu Yani hanya diam tapi aku tau dia mengangguk. Aku berjalan keluar kelas mencari udara segar sejenak. Sumpek banget deh di kelas, belom terlalu mengenal lainnya aku jadi bosan. Belom lagi, si Fli entah kemana dasar tulang telat.

"Sstt"

Aku mendengar suara desissan tapi malas menanggapinya, palingan juga bukan tertuju padaku. Akupun jalan dengan kepala menunduk.

"Ssttttt"

Desissan itu terdengar lagi. Siapa sih ganggu aja! Aku akhirnya menengadah mencari asal suara itu. Aku membeku seketika menyadari saiapa yang memanggilku daritadi. Duh jadi malu, nanti dikira sombong. Masih bagus dikira sombong kalo dikiranya budeg gimana? Kan malu.

"Oh, hai," sapaku kikuk.

Ia hanya tersenyum, "ngapain dah lu, masih pagi udah cabut aja dari kelas?"

"Males Josh, sumpek."

Iya, orang itu Josh. Kaget ga si, tertiba dia muncul. Ga ada angin ga ada hujan. Muncul aja ga tau drimana.

"Huh, nakal dasar." Cibirnya.

Aku hanya melotot tajam saja menanggapi. "Udah ah gue mau jalan lagi, nanti kelamaan disini ketauan guru. Mampus gue."

Dia tertawa, emang ganteng si ini anak tapi sayang kalo ketawa udah kayak apaan aja.

"Mau kabur ga bareng gue? Gue juga bosen ni di kelas," ajaknya.

Wah kacau juga ni anak ternyata. Tapi gimana ya, kan aku ijinnya ke toilet masa ga balik-balik.

Tanganku tertiba seperti ditarik, "udah lo ga usah kelamaan mikir deh!"

Aku masih bingung, iya lah bingung masa tiba-tiba aku diajakin kabur gini. Kenal juga baru berapa hari sama ini orang. Lagaknya kaya udah kenal berapa lama. Edan juga ini orang.

Ternyata aku ga dibawa kabur jauh-jauh. Cuman di taman belakang sekolah yang jarang banget ada guru atau murid kesini. Ternyata enak juga nongkrong disini. Aku yakin banget pasti tempat ini sering jadi tongkrongan murid yang lagi cabut dari kelas.

"Laper ga?"

Aku terkejut lagi. Sumpah ya, udh kaget berapa kali aku hari ini. Ini orang bener-bener bikin kaget mulu udah kayak setan. Sebel banget.

"Engga, udah makan gue," jawabku sekenanya.

"Bener ya, gue makan sendiri nih rotinya."

Aku melihat kearahnya. Nahkan, sejak kapan ada roti, itu orang punya kantong doraemon kali yak. Ajaib banget.

Tak begitu peduli dengannya yang sedang makan roti, aku bersender lalu memejamkan mata sejenak. Beruntung tadi, kami memilih tempat duduk di bawah pohon jadi ga terlalu panas.

"Lo kenapa si?"

Pertanyaan itu terlontar tiba-tiba, aku mendengarnya tapi malas menjawab. Jadi aku hanya menjawab sekenanya aja, "gapapa kok."

Dia diam, aku juga bodo amat.

Tetapi kemudian suaranya terdengar lagi. "Kalo cewe bilang gapapa, biasanya ada apa-apa sih. Jadi lo kenapa?"

Hih ini orang kepo banget si. Tapi lucu juga, perhatian banget. Padahal kenal juga baru.

"Engga suka sama kelasnya," jawab ku singkat saja.

Kan aku harus cool gimana gitu, masa tiba-tiba langsung curhat gitu. Males banget.

Tbc gengs~

Hihi aku demen banget nulis cerita ini. Ga tau idenya ngalir ajaa. Maaf ya yang cerita stuck bener bener stuck banget idenya. Keknya w emng salah kasih judul itu cerita. Tapi w usahain itu cerita selese. Biar kalian ga kecewa. Tapi mending baca ini dulu aja. Buat hiburan sekalian. Eheheheh

Lov you gengs, vote sama komennya ya aku tunggu loh. 💕💕

Stay, pleaseWhere stories live. Discover now