5

2.8K 425 169
                                    


Jonghyun mematikan alarm ponselnya yang berdering. Ia baru tetidur satu jam yang lalu dan sekarang hari sudah pagi. Pemuda sulung memejamkan matanya sejenak saat mendudukkan dirinya di tepi ranjang, kepalanya terasa sedikit pusing karena kurang tidur. Setelah membaik, Jonghyun baru ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Hari ini ia ada kelas pagi dan Jonghyun tidak mau terlambat.

Mengenai adik-adiknya, Jonghyun tidak pernah membangunkan mereka karena sejak kecil mamanya telah membiasakan mereka untuk bangun pagi. Kebiasaan itu kemudian terbawa sampai sekarang, bahkan saat kedua orang tua mereka telah meninggal.

Selesai mandi dan mengganti pakaian, Jonghyun memutuskan untuk memasak sarapan untuk adik-adiknya. Sudah lama ia tidak memasak untuk mereka. Kesibukannya telah membelenggunya dan menjauhkannya dari adik-adiknya.

"Lo masih inget caranya masak?"

Si sulung Kim menoleh saat sebuah suara menegurnya. Disana ada Youngmin yang sedang minum.

"Inget, walaupun nggak yakin bakalan seenak masakannya adek." Kata Jonghyun sekenanya, ini masih pagi, ia malas kalau harus berdebat dengan adik-adiknya.

"Tsk, gue kira lo udah nggak mau sarapan sama kita lagi. Gue sama yang lain sampe males sarapan dirumah." dengus Youngmin.

"Kakak sibuk. Seharusnya kamu tau itu, kamu harusnya kasih pemahaman ke adek-adek kalo nggak selamanya bisa nemenin mereka sarapan. Kakak harus kerja, kuliah, ngurus perusahaan, penelitian buat tugas akhir, dan ngurusin kalian. Nggak mungkin kakak bakalan terus ada di rumah." Kata Jonghyun.

"Ya gitu aja terus. Gue nggak bakalan jamin adek-adek bakalan betah dirumah kalo lo masih nggak bisa mereka andalin, bahkan Ung sekalipun bakalan pergi dari hidup lo kalo lo masih kayak gini."

Deg!

Ucapan Youngmin barusan benar-benar menohok hati Jonghyun. Tanpa sadar ia meremas pisau yang sedang dipegangnya dengan kuat. Pemuda sulung itu teringat dengan ucapan Euiwoong semalam.

Adek benci sama kakak ma, pa...

"Suruh adek-adek turun buat sarapan kalo mereka udah selesai siap-siap." Kata Jonghyun pelan. Youngmin menyungging seringai tipis melihat ekspresi sang kakak. Ia yakin telah mengatakan hal yang benar.

"Gue nggak yakin mereka mau makan masakan lo. Jadi jangan berharap lebih." Kata Youngmin sambil berjalan ke lantai dua, meninggalkan Jonghyun yang masih terdiam di dapur.

Jonghyun harus gimana ma, pa?

Batin Jonghyun menjerit. Ia tidak bisa memungkiri kalau kalimat Youngmin barusan sangat melukai hatinya. Tetapi ia tidak bisa melakukan apapun, sejak ia memutuskan untuk memimpin perusahaan ayahnya disela-sela kesibukannya kuliah, Jonghyun sudah memikirkan semua resiko yang akan ia terima nantinya.

"Wah! Kakak masak lagi!"

Seruan riang Euiwoong membuat Jonghyun langsung memasang senyum. Si bungsu Kim itu terlihat senang dengan hidangan yang disajikan sang kakak tertua di meja makan. Dibelakangnya ada Youngmin, Jaehwan, Daniel dan Woojin yang baru saja keluar dari kamar mereka.

"Lo yang masak ini dek?" tanya Jaehwan. Euiwoong menggelengkan kepalanya, kemudian menunjuk Jonghyun.

"Kak Jonghyun yang masak!" Seru Euiwoong dengan ceria.

"Gue nggak sarapan." Woojin langsung pergi meninggalkan ruang makan. Disusul Daniel dan Jaehwan. Si kembar juga memutuskan untuk tidak memakan masakan kakak sulung mereka.

"Gue udah bilang, kalo lo terus-terusan kayak gini, gue nggak bakal jamin adek-adek betah dirumah." Kata Youngmin sebelum menyusul ketiga adiknya yang lain. Jonghyun memandang kepergian empat adiknya dengan pandangan kosong.

[1st Book] Trouble BrotherWhere stories live. Discover now