bagian 11

3.8K 250 2
                                    

"kalau saja dulu kamu tidak menipu saya, anak kamu pasti baik-baik saja."

"Saya pasti akan menggantinya, tolong kembalikan anak saya."

"Tidak, ini adalah balasan untuk kamu. Alesha tidak akan saya kembalikan. Dia harus menanggung semua perbuatan kamu pada saya."

"Dia tidak ada sangkut pautnya dengan urusan kita. Tolong jangan libatkan dia, dia masih bersekolah."

Tuut tuuut......

Alesha terbelalak mendengar percakapan Gilang dengan seseorang ditelepon barusan. Ia sekarang sedang berada dihalaman belakang dan tidak sengaja mendengar percakapan Gilang dengan seseorang ditelepon itu.

Siapa orang yang barusan Gilang telepon? Kenapa Gilang membawa-bawa namanya? Alesha menyimpulkan kalau yang Gilang telepon tadi adalah bundanya. Apa hubungan Gilang dengan Bundanya?

"Apa Bunda punya hutang kali ya? Tadi Bos juga bilang soal dia ditipu." Alesha sontak membulatkan matanya, "Bunda nipu Bos Gilang?! Dan sekarang gue yang jadi tebusannya?" simpul Alesha.

"terus Bos Gilang gak mau pulangin gue? Bunda juga pasti gak bisa ngelakuin apa-apa. Kalo bunda lapor polisi, pasti Bunda juga yang kena. Tapi kalo gue yang kabur, pasti Bunda kena juga. Kasihan Bunda, gue yakin Bunda nggak mungkin nipu orang. Gue harus bantu Bunda, tapi gimana?? Pertanda apa ini ya Allah..." rengek Alesha dalam hati.

Sreek....

"ups... Dan terjadi lagi..." kaget Alesha sambil menyanyikan potongan lirik lagu Noah dalam hati saat menginjak sebuah kantong plastik. Alesha merutuki sampah itu untuk yang kedua kalinya, sebelumnya ia juga menginjak botol plastik saat bersembunyi dari pengawal.

Gilang yang masih berdiri sambil mengutak-atik ponselnya sepertinya menyadari suara tersebut.

"Siapa itu?" Ucap Gilang dengan suara keras. Alesha mulai mengambil ancang-ancang untuk kabur sebelum Gilang mendapatinya menguping.

"Satu... Dua... Ti-" belum sempat Alesha melangkahkan kakinya untuk kabur, seseorang telah menarik bagian belakang kerah bajunya.

"Mau kemana kamu?" Telinga Alesha terasa panas mendengar suara keramat yang sudah sering ia dengar belakangan ini.

"eh... Mau mandi Bos." jawab Alesha spontan sambil cengengesan dengan keringat dingin yang mengucuri pelipisnya.

"Mandi?" tanya Gilang sambil mengangkat sebelah alisnya. Gilang perlahan berjalan mendekati Alesha, sedangkan Alesha berjalan mundur menjauhi Gilang. Langkah keduanya terhenti saat Alesha menabrak tembok yang berada tepat dibelakangnya sehingga ia tidak bisa melangkah mundur lagi. Gilang tersenyum sinis melihat keringat Alesha yang semakin banyak.

"B-bos.. Istighfar Bos.." ucap Alesha gugup yang tidak bisa kemana-mana karena disebelah kiri Alesha, tangan Gilang menempel ditembok dan disebelah kanan lagi tidak ada jalanan melainkan sebuah tembok juga.

Gilang membuka satu kancing kemejanya sehingga menampakkan sedikit dadanya sambil tersenyum licik yang membuat Alesha meneguk salivanya susah payah. Bahkan leher Gilang sangat seksi, apalagi tubuhnya. Alesha menggelengkan kepalanya cepat, bisa-bisanya ia masih memikirkan tubuh Gilang disaat masa depannya sedang terancam.

"apa yang kamu dengar?" Alesha menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Serius?" Alesha mengangguk lagi dengan cepat.

"Bohong." Gilang mendekatkan lagi badannya pada Alesha yang membuat Alesha mundur sebisa mungkin walaupun dibelakangnya adalah tembok.

Alesha memikirkan ucapan Gina dulu, ia kemudian bergidik ngeri sendiri. Alesha kemudian berpikir keras untuk pergi dari sini. Satu-satunya cara adalah membuat tangan Gilang lepas dari tembok agar tidak menghalanginya. Tapi bagaimana? Bahkan tenaga Alesha tidak cukup kuat untuk menurunkan tangan Gilang. Alesha mulai berpikir licik, hanya ada satu cara.

Prison And You (Completed)Where stories live. Discover now