Bagian 10

3.9K 242 0
                                    

"Huaaaaaa.... Gak! Gue gak terima! Huaaaa....!!" Alesha berteriak sekuat mungkin sampai-sampai Gina dan Radit menutup kuping mereka.

"Duh, Sha... Bos tuh ngelakuin ini pasti demi kebaikan kamu. Udah dong jangan nangis kayak gini." Gina pusing sendiri melihat Alesha yang histeris dan tidak bisa ditenangkan.

"Iya Al.. Udah dong, kamu jangan nangis deh, gak kentara juga. Iyakan Gin?" Gina mengangguk setuju membenarkan ucapan Radit.

"Nggak... Gue nggak suka! Dia nggak sopan, jangan bilang dia bos terus mau seenaknya aja. Huaaaaaaaa......" suara Alesha semakin keras yang bisa dibilang suaranya telah menembus dinding ruangan itu.

"Ada apa ini?" tanya Gilang yang baru saja tiba dengan tangan yang menempel ditelinganya. Suasana dirungan itu mendadak jadi sunyi. Alesha menatap tajam Gilang, ia kemudian turun dari kasurnya dan menghampiri Gilang dengan kaki yang sengaja dihentakkan dengan keras.

Alesha berhenti dihadapan Gilang dengan kepala yang berapi-api sambil berkacak pinggang layaknya tante-tante yang sedang menagih hutang.

"Bos, Bos tau kan, yang Bos lakuin itu gak sopan! Bos udah ngambil hak aku, pokoknya aku gak terima!" Ucap Alesha dramatis sambil menunjuk-nunjuk wajah Gilang. Gilang hanya menaikkan sebelah alisnya tanda tidak mengerti ucapan Alesha.

"Alah.. Gak usah sok polos deh Bos, udah tua juga." Gilang hampir saja kehilangan kesabarannya. Ia tidak terima disebut tua, toh umurnya hanya beda beberapa tahun saja dengan Alesha, jadi ia belum bisa disebut tua kan?

"Liat nih Bos, liat kan sekarang?" Ucap Alesha sambil menunjukkan rambutnya yang telah Gilang potong sebelumnya.

"Rambut aku itu udah aku rawat sepenuh hati seperti anak sendiri. Terus om seenak dagu motong rambut aku, jahat tau nggak?" ucap Alesha tidak terima. Gilang hanya menghembuskan nafasnya pelan. Ia pikir ia sudah melakukan kesalahan sampai Alesha histeris seperti orang yang baru saja melarikan diri dari rumah sakit jiwa, tapi ternyata hanya karena rambut. Itukan juga ia lakukan untuk mengobati luka dikepala Alesha.

"Nyesel saya obatin kamu." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Gilang. Ia kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut dan Alesha yang sedang mematung ditempatnya.

Alesha terdiam, apa ia terlalu egois? Ia seharusnya berterima kasih karena Gilang sudah mau berbaik hati mengobatinya, bukannya malah unjuk rasa karena rambutnya telah dipotong.

"Udah Sha, kamu lebay banget sih. Rambutnya dipotong dikit doang, nggak kentara juga tuh. Lagian kan ini demi kebaikan kamu juga kan, gimana bisa diobatin lukanya kalo ada rambut? Ya pasti dipotong dulu lah." ucap Gina yang kini berada disamping Alesha.

"Ya gu-gue kan... Gue cuma kaget aja Gin. Gue egois ya?" tanya Alesha ragu-ragu.

"mending kamu minta maaf deh, kamu juga bilang makasih ke Bos, karena udah obatin kamu." Alesha hanya mengangguk pelan mendengar nasehat Gina.

***

Tok tok....

"masuk." ucap Gilang singkat yang tengah membaca koran diruangannya.

"Bos!" sapa Alesha semangat sambil membawa nampan yang berisi teh dan beberapa makanan ringan.

"Bos, aku buatin teh nih Bos. Baik kan?" ucap Alesha berbangga diri sambil meletakkan teh dan makanan tersebut dimeja Gilang. Gilang hanya menatap Alesha dan teh tersebut sekilas lalu kembali dengan kegiatan membaca korannya tanpa memedulikan Alesha.

"Eumm... Bos, itu Bos.. Sa-"

"Keluar." Potong Gilang tanpa menunggu kelanjutan dari ucapan Alesha.

Prison And You (Completed)Where stories live. Discover now