12.. Angry

1.7K 106 0
                                    

"Sky.. kau sudah minta ijin pada Reniel?". Tanya Radius pada putra sulung nya.

"Belum, aku akan kesana setelah berkemas". Sahut Sky dari dalam kamar nya.

"Pergi lah bersama Clear dan Criss, adik-adik mu sangat berisik sejak tadi". Kata Silas.

Yah, kedua adik Sky sangat bersemangat jadi mereka berlarian sambil bercanda, sangat mengganggu memang.

"Tentu, yah..". Jawab Sky.

Selesai berkemas, Sky mengajak kedua adik nya pergi kerumah kawanan untuk menemui Reniel.

Sky dan Reniel belum resmi sebagai pasangan, mereka berniat menikah bulan depan sekaligus penobatan posisi Alpha untuk Reniel dan tentu saja posisi Luna untuk Sky.

Reniel sangat sibuk dua bulan ini. Sky dan Reniel sangat jarang bisa bersama karena Reniel harus mengurus banyak hal terpaut masalah pergantian jabatan.

Perlu waktu beberapa bulan untuk mengurus ini itu nya, Reniel terpaksa harus bersabar untuk memiliki Sky secara utuh.

Sky sendiri senang saja, ia malah menggoda Raniel dan berakhir saling mengancam dan mengejek seperti biasa untuk mereka.

"Ugh.. ooegk!".

Clear menepuk-nepuk punggung sang kakak khawatir.

"Kakak kau baik-baik saja? lebih baik kita pulang dan kakak istirahat". Kata Clear.

"Itu benar, kita tunda saja kepergian kita. Mungkin kakak sakit, sejak tadi kakak muntah-muntah terus". Tambah Criss sama khawatir nya dengan Clear.

"Shh.. kakak baik-baik saja, mungkin hanya masuk angin.. kakak tak ingin menunda kepergian kita, kakak juga ingin melihat kampung halaman ibu". Sahut Sky, ia sedikit kelelahan karena muntah-muntah.

Ia tiba-tiba diserang mual yang teramat sangat, membuat nya terpaksa mengeluarkan balik seluruh sarapan nya pagi tadi.

"Kakak yakin?". Tanya Clear dan Sky mengangguk.

Mereka sampai ke rumah kawanan yang letak nya memang tak jauh dari rumah mereka.

"Gresh, apa Reniel ada diruangan nya?". Tanya Sky pada salah seorang anggota kawanan.

"Oh, dia ada disana sepanjang malam hingga pagi ini. Tak ada yang melihat nya meninggal kan ruangan".

"Begitu.. terimakasih".

"Sama-sama, oh ya.. hati-hati yaa.. dia akhir-akhir ini diserang stress berat, ia akan menggeram dan marah-marah pada siapa pun kalau sedikit saja membuat salah didepan nya". Wanita berkulit hitam itu mengingat kan.

"Hmm.. bisa titip adik ku? aku khawatir mereka melihat nya marah-marah. Mereka masih kecil, aku tak mau kekasaran pria labil itu menular pada adik-adik ku". Canda Sky.

"Hahaha.. tentu mate, aku tahu maksud ke khawatiran mu sebenar nya kok". Kata wanita itu sebelum berlalu pergi sambil mengajak kedua adik Sky jalan-jalan di rumah kawanan yang mirip dengan kastil itu.

Sky mendekati ruangan kerja Reniel. Ia bisa mendengar suara amukan pria itu bahkan dari jarak 20 kaki jauh nya. Sky menggeleng, ia sudah empat hari tak mengunjungi Reniel dan ia rasa ia harus menenangkan pria itu dulu sebelum meminta ijin untuk pergi liburan dengan keluarga nya kekampung halaman ibu mereka.

Krriieett..

Sky tersenyum geli didalam hati ketika melihat beberapa anggota kawanan hampir membuat pecah pembuluh darah diotak Reniel.

"Berhenti marah-marah pak tua.. atau kau akan tambah tua, aku tak ingin menikah dengan seorang pria tua penuh keriput diwajah nya karena selalu marah-marah tak jelas".

Little Red Riding Hood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang