Tangannya gemetar saat memegangi undangan yang diberikan Okta kepadanya. Tubuhnya semakin lemas namun ia harus terlihat seperti Risa yang biasanya selalu tegar dan kuat. Ia menahan air matanya agar tidak terjatuh. Risa masih terdiam mencoba untuk kuat dan tetap memandangi undangan tersebut. Okta tidak dapat berkata-kata, Ia hanya diam dan bersiap-siap jika Risa bereaksi. Namun tidak ada reaksi lain selain ekspresi Risa yang sangat terkejut, kecewa dan sedih. Hanya ada satu pertanyaan yang keluar dari mulut Risa.

"Ada apa?" Tanya Risa yang kemudian menatap kedua mata Okta sangat dalam.

Okta terdiam dan tidak dapat menjelaskan apapun. Risa mencoba mencari jawabannya dari mata Okta tapi ia tidak dapat menemukannya. Sudah tidak ada harapan bagi dirinya bersama Okta. Risa mengambil tas nya dan tentunya undangan untuknya. Sebelum beranjak pergi meninggalkan Okta, Risa mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Ini kunci mobil kamu dan handphone yang kamu kasih ke aku , tolong kamu ambil lagi . Dari awal aku udah bilang aku gak bisa terima." ucap Risa sambil menyerahkan kedua barang tersebut. Sejenak Risa terdiam dan kembali menatap Okta dan mengucapkan salam perpisahan untuknya. "Dan selamat untuk rencana pernikahan kamu dengan Bella. Selamat tinggal Okta." Risa beranjak dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan Okta yang masih terpaku di tempat duduknya itu. Tersadar bahwa ia belum sempat menjelaskan apapun pada Risa, Okta berdiri mengeluarkan beberapa lembar uang dan meninggalkannya di meja lalu ia berlari berharap bahwa Risa belum jauh.

Ia sampai di parkiran tapi tidak menemukan Risa disana, ia berlari menuju jalan raya dan melihat Risa sedang menunggu di pinggir jalan. Okta berlari ingin menghampiri Risa namun terlambat karena Risa sudah masuk ke dalam taksi. Ia kembali ke parkiran dan berusaha mengejar Risa dengan mobilnya. Okta mengingat-ingat nomor taksi tersebut dan mencari-carinya sepanjang jalan namun ia tidak menemukannya. Okta mengarahkan mobilnya ke rumah Risa dan berharap Risa pulang ke rumahnya.

Okta memacu mobilnya dengan kecepatan penuh, ia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Risa. Okta keluar dari mobilnya saat sampai di rumah Risa. Okta melihat Mama Resti sedang duduk di teras rumah, Okta menyapanya dan menanyakan keberadaan Risa. Mama Resti mengatakan bahwa Risa belum pulang ke rumah. Okta berpamitan kepada Mama Resti dan berusaha menghubungi Risa by phone tapi tidak ada jawaban. Okta kembali mengendarai mobilnya dan mencari Risa kemanapun.

Mama Resti memasuki rumah dan mendapati anaknya sedang duduk memeluk lututnya di lantai membelakangi pintu rumahnya dengan mata yang sudah sembab karena menangis. Mama Resti memeluk anaknya dan tangisan Risa semakin menjadi-jadi.

Risa sudah menceritakan sebagian apa yang terjadi. Okta akan menikah dengan wanita lain. Hal tersebut membuat hatinya sangat terpukul. Belum sembuh lukanya karena kepergian papanya sekarang Ia harus menerima kenyataan Okta juga akan meninggalkannya.

Mengingat dirinya sudah sangat trauma karena sudah sering disakiti tidak mudah baginya untuk bisa percaya dan mencintai Okta. Risa sudah mencoba untuk mulai mempercayai Okta dan mencintainya sepertinya apa yang Okta lakukan pada dirinya sebelumnya. Namun disaat Risa sudah bisa menerima Okta, Okta meninggalkannya.

Risa bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa Okta dan Bella bisa melakukan hal itu kepadanya. Mengapa kedua orang itu mengkhianatinya. Bella bukanlah orang lain bagi Risa. Risa sangatlah mengenalnya karena Bella adalah sahabatnya dari kecil. Dua orang yang sangat dekat dan ia sayangi mengkhianatinya. Risa menangis dan terus menangis. Kesedihan tidak juga pergi dari hidupnya. Kepergian papanya dan pengkhianatan yang dilakukan Okta dan Bella.

                                                                                              .....


aloneWhere stories live. Discover now