Bab 2

474 6 0
                                    


 Terdengar bunyi alarm yang sangat keras dari ponsel Risa. Risa pun terbangun dan melihat sekeliling. Ia melihat dirinya sudah berada di tempat tidurnya, lamunannya mengingatkan kalau terakhir kali dia tersadar adalah di mobil Okta. Lalu Risa melihat pakaian yang ia gunakan sudah berbeda. Siapa yang mengganti pakaiannya. Jangan-jangan Okta. Risa mulai memikirkan yang aneh-aneh mengenai Okta. Laki-laki itu bisa saja mengambil kesempatan apalagi di rumah tidak ada mama dan papa. Risa mulai mengecek ponselnya, ya ponselnya yang masih suka error itu. Meskipun Okta sudah memberikan ponsel baru tapi Risa tetap tidak mau menggunakannya. Risa melihat ada beberapa pesan. Salah satunya dari Okta.

Okta Playboy

081514422660

Selamat pagi Risa.

Maaf hari ini aku gak bisa anterin kamu ke kantor.

Aku ada flight ke Surabaya.

Tapi aku udah minta Pak Marno untuk jemput kamu

di rumah. Take care yah.                                            (04:32)


                                                            selamat pagi juga Okta.

                                                           Thanks, tapi aku bisa sendiri. Gak perlu repot-repot

                                     (05:15)        kaya gini. Take care juga kamu.


Selesai membaca dan membalas pesan dari Okta, Risa beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Risa sengaja bangun lebih awal karena harus mengambil beberapa baju ganti untuk mamanya. Selesai mandi Risa menuju ruang makan dan ada Mbok Inah sedang menyiapkan sarapan untuk Risa.

"Mbok, selesai aku sarapan bantuin aku nyiapin barang-barang untuk dibawa ke rumah sakit ya." Ucap Risa

"gak usah Mbak Risa, semalem Mas Okta udah minta tolong saya untuk nyiapin barang-barang untuk dibawa ke rumah sakit termasuk baju buat Ibu. Mas Okta juga yang langsung bawa ke rumah sakit semalem. Katanya biar Mbak Risa gak ribet pagi-pagi harus nyiapin." Jawab Mbok Inah sambil memberikan piring berisikan roti coklat kesukaan Risa.

"Okta ? mana mungkin dia ngelakuin itu Mbok." jawab Risa penuh kebingungan dan tidak percaya.

"iya Mas Okta semalem minta tolong sama saya Mbak. Mas Okta juga yang bopong Mbak Risa ke kamar dan minta saya untuk menggantikan baju Mbak Risa. Roti sama selai cokelat yang Mbak Risa makan juga dari Mas Okta, semalem Mas Okta yang belikan untuk sarapan Mbak Risa. Mbok cuma diminta buatin aja buat Mbak Risa pagi ini. Mas Okta baik yah Mbak." Jelas Mbok Inah. Risa yang mendengar cerita Mbok Inah semakin dibuat bingung dengan sikap Okta kepadanya dan keluarganya. Ada apa dengan Okta? Apakah laki-laki itu sudah tobat? Risa mencoba menepis semua yang ada dipikirannya. Dia tetap harus menjaga perasaannya agar tidak terpengaruh dengan perhatian-perhatian yang Okta berikan padanya.

Setelah menghabiskan sarapannya Risa bersiap-siap untuk berangkat ke kantornya. Masih mencoba untuk tidak percaya dengan kata-kata Okta, ia bertaruh pada dirinya sendiri kalau Pak Marno supir yang akan menjemputnya tidak akan datang. Risa mengucap Pak Marno tidak akan datang berulang kali dalam hatinya sambil berjalan menuju halaman depan rumahnya. Tiba di depan pintu utama rumahnya, Risa melihat ada sebuah mobil keluaran terbaru. Risa tidak pernah melihat mobil tersebut di daerah rumahnya apalagi di halaman rumahnya, sepengetahuannya tetangganya tidak ada yang mempunyai mobil jenis itu dan tidak mungkin mereka parkir di rumahnya. Mobil Okta pun seingat Risa tidak ada yang seperti itu. Sibuk memikirkan pemilik mobil di halaman rumahnya, tak sadar seseorang telah keluar dari mobil itu. Pak Marno. Ya, Pak Marno supir Okta yang sudah Risa kenal. Risa pun menghampiri Pak Marno yang sepertinya sudah menunggu-nunggu kedatangan Risa.

aloneWhere stories live. Discover now