Bab 6. Musuh dalam Selimut

1.9K 277 12
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Enjoy!

***

Bab 6. Musuh dalam Selimut

Cawan teh yang dipegang Raja Da Kang jatuh hingga menimbulkan suara pecah keras di dalam ruang santai raja yang begitu hening dan damai. Beberapa selir, pejabat dan putra-putranya langsung jatuh berlutut.

"Apa maksudmu Pangeran Ying Jie keluar istana?" Raja berdiri, tubuhnya bergetar karena marah. Dengan langkah cepat dia berjalan memutari meja tehnya untuk menghampiri seorang kasim yang bekerja di kediaman pangeran keempat belas.

Nada cemas dalam suara raja bukan kepura-puraan. Pangeran keempat belas memang putra kesayangan raja. Dia terlahir dari selir yang paling dicintai raja. Sayangnya sang selir meninggal saat pangeran berusia tiga tahun. Kesehatan pangeran keempat belas yang tidak stabil membuat raja melindunginya secara berlebihan hingga membuat kecemburuan diantara putra-putranya yang lain.

"Kenapa hal ini tidak langsung dilaporkan padaku?" teriaknya, murka. Kasim itu jatuh bersujud, memohon ampun atas kelalaiannya. "Ke mana dia? Ke mana Jie pergi?" raung raja, semakin marah. "Kerahkan pasukan untuk mencarinya!" perintahnya setelah terdiam beberapa saat untuk menarik napas panjang.

"Kenapa tidak ada yang bisa mengawasi Jie seperti Hong Hui?!" teriaknya. Raja mengibaskan ujung jubahnya. Kemarahannya dibawanya pergi. Sang raja berjalan keluar dari ruang santainya dengan ekspresi menakutkan. Beberapa abdi langsung bergerak, mereka mengekori langkah raja dengan kepala menunduk dalam.

Raja Da Kang berjalan menuju kediaman putra keempat belasnya. Para abdi yang mengekorinya terlihat was-was. Akan menjadi masalah besar jika Pangeran Jie jatuh sakit setelah keluar dari istana. Kepala mereka bisa melayang jika penyakit putra kesayangan raja itu kambuh.

Kedatangan raja diumumkan keras oleh prajurit penjaga pintu. Raja mengibaskan ujung lengan baju kebesarannya saat melangkah masuk ke dalam kediaman yang didonimasi warna biru tua itu. Helaan napas raja terdengar begitu lega saat putra keempat belasnya datang menyambutnya dari dalam paviliun.

"Jie memberi hormat pada Ayahanda Raja. Ayahanda panjang umur seribu tahun!" katanya penuh hormat. Raja Da Kang langsung meraih pergelangan tangan putranya yang hendak berlutu dengan satu kaki sebagai penghormatan padanya.

Kedua mata raja yang tajam mengamati putra kesayangannya dengan seksama. "Kau, kau sudah kembali?"

Jie bisa menangkap nada penuh kelegaan yang terselip dalam suara raja. Raja Da Kang memang terkenal sebagai raja yang memiliki banyak wanita dalam kehidupannya, namun, sebagai seorang ayah dia sangat menyayangi putra keempat belasnya yang terkenal sakit-sakitan.

Selama ini para pejabat berandai jika Ying Jie sesehat putra-putra raja yang lain, maka mereka yakin jika tampuk kekuasaan akan diberikan pada putra kesayangan raja itu.

Sang raja meletakkan punggung tangannya pada dahi putra keempat belasnya. "Kau kedinginan?"

Jie menggelengkan kepala samar. "Ananda baik-baik saja."

Raja mengangguk, menghela napas lega. Namun, dalam hitungan detik raut wajahnya berubah drastis. "Berani sekali kau keluar istana tanpa seizinku!!!" bentaknya, mengejutkan. Para abdi yang berbaris di belakangnya langsung jatuh bersujud, tubuh mereka bergetar karena ketakutan. "Kenapa kau tersenyum?" tanyanya saat putra keempat belasnya menanggapi kemarahannya dengan senyuman. "Aku benar-benar marah padamu, Pangeran Ying Jie!!! Berani sekali kau membuat seorang raja cemas!!!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tears of the LotusWhere stories live. Discover now