Bab 3 : Topeng

2K 326 21
                                    

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Source pics : Pinterest

Happy reading! ^-^

***

Bahkan keindahan taman Istana Langit tidak bisa mengisi kekosongan hati Ying Jie saat ini. Xian xian secara terang-terangan telah menolaknya. Sang dewi benar-benar tidak ingin melihatnya.

Untuk pertama kalinya Jie dicampakkan?

Dengan langkah tidak bersemangat dia kembali ke kediamannya. Istananya sangat luas dengan taman yang tidak kalah indah dari taman utama. Jie diberi kewenangan untuk mengurus kediamannya sendiri hingga segala sesuatu yang terjadi di dalam istananya akan menjadi tanggung jawabnya secara penuh.

Sang dewa tersenyum kecut. Untuk pertama kalinya dia dicampakkan oleh seorang wanita. Ah, apa mencintai seseorang memang sesakit ini?

Jie menekuk keningnya dalam.

Mencintai? Apa benar dirinya mencintai Xian xian? Tapi bagaimana bisa? Kenapa hanya dalam waktu yang singkat hatinya tertambat pada putri dewa perang?

Jie menggelengkan kepala samar.

Tidak. Dia tidak mencintai Dewi Xian xian.

Jie tertawa kering. Seorang dewa berkedudukan tinggi seperti dirinya tidak akan begitu mudahnya jatuh cinta. Iya, kan?

Oh, Jie mulai merasa geli dengan pemikirannya sendiri. Benar. Dia tidak akan dengan mudahnya menambatkan hati pada seorang wanita. Walau pada kenyataannya Xian xian juga bukan dewi biasa. Dia seorang dewi dengan status tinggi dan ayahnya tidak akan segan-segan memenggal dewa manapun yang berani mengganggu putrinya.

"Kenapa aku harus memikirkan hal itu sekarang?" bisiknya pada dirinya sendiri, mengingatkan. "Jika Xian xian menyukaiku, dewa perang tidak memiliki alasan untuk menolakku untuk menjadi emnantunya, kan?"

Ying Jie tersenyum penuh kemenangan. Dia bergerak dari tempat duduknya lalu menyambar jubahnya yang tergantung di sisi ranjangnya. Dengan cepat ia mengenakannya dan keluar dari istana kediamannya. Yang terpenting saat ini adalah menemukan Xian xian dan Jie yakin cepat atau lambat sang dewi akan jatuh cinta padanya.

Ya. Jie akan memastikan Xian xian jatuh cinta padanya.

***

Sementara itu di bumi, suara keras dan embusan angin mengganggu Hong Hui. Pangeran Kedua Kerajaan Shang itu menghentikan laju kudanya lalu mengangkat satu tangannya ke atas untuk menghentikan laju pasukannya yang mengikutinya di belakang.

"Ada apa?" tanya putra mahkota dari arah belakang. Shou Shan merangsak ke barisan depan. Ia menghentikan kuda hitamnya tepat di sisi kiri kuda adik keduanya. "Kenapa kau berhenti?" Tatapannya kini terarah pada titik yang dilihat oleh Hong Hui. Awan gelap dan petir yang menyambar-nyambar membuat kuda yang ditungganginya meringkik. "Apa kau masih percaya akan ada badai datang?"

Hong Hui mengangguk samar. Instingnya mengatakan jika apa yang dikatakan gadis bisu tadi bukan hanya sebuah isapan jempol. Badai itu akan datang dengan dahsyat dan mereka akan mati jika tidak mendapatkan tempat berlindung. "Kita harus mencari tempat berlindung."

Shou Shan mendengkus. "Omong kosong!" cibirnya. "Itu hanya hujan biasa," sambungnya masih dengan nada kesal. "Hong, kau tidak percaya ucapan gadis bisu itu, kan?"

Hong Hui tidak langsung menjawab. Ia menoleh pada kakak pertamanya. "Aku lebih mempercayai instingku," jawabnya dengan ketenangan yang mengangumkan. "Instingku mengatakan jika badai sedang menuju ke arah kita, Putra Mahkota," sambungnya. "Kita akan mati tersapu badai jika tidak menemukan tempat berlindung."

Tears of the LotusWhere stories live. Discover now