27. Perubahan (End)

14.3K 1.1K 22
                                    

Updateeee !!!

Jangan lupa vote dan comment ya?

Happy Reading !!!

-----------------

Author's POV

"Turun !" Perintah Bagas.

Sia menuruti perintah bosnya.

Mereka berdua masuk di sebuah restoran.

Bagas menarik salah satu kursi untuk Sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagas menarik salah satu kursi untuk Sia.

Tapi rupanya Sia sudah duduk manis di kursi lainnya.

Bagas hanya bisa menggeleng dan tersenyum melihat kelakuan Sia yang selalu tidak peka.

"Bapak ngapain masih berdiri? Duduk Pak." Kata Sia.

Bagas segera duduk di kursi yang sudah ditariknya tadi.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Bagas lembut.

Sia melihat daftar menu dengan mata terbelalak.

"Pak, kayaknya yang bikin menu ini terobsesi dengan angka 0 deh." Kata Sia pelan.

"Maksudnya?" Tanya Bagas bingung.

"Masak teh aja harganya 50.000? Harusnya mungkin ini 5.000." Kata Sia.

"Eh buseetttt, roti apaan nih Pak harganya 150.000? Bentuknya nggak menarik dan kecil gini harganya selangit. 150.000 buat beli bakso aja bisa buat berenang Pak." Kata Sia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Bagas spontan memukul kepala Sia dengan daftar menu karena kesal mendengar omelannya.

Sia meringis sambil mengusap-ngusap kepalanya.

"Nggak usah lihat harganya. Cepetan pilih !" Perintah Bagas.

"Iya iya iya. Duh cerewet banget sih Pak. Diem bentar Pak, saya mau milih ini. Bapak dari tadi ngomong terus sih! Saya jadi lama milihnya !" Protes gadis itu (???).

Bagas hanya bisa pasrah sambil mengelus dada dengan kelakuan sekretarisnya itu.

"OK saya sudah memutuskan mau pilih apa Pak." Kata Sia dengan wajah sumringah.

"Pelayan !" Panggil Bagas pada seorang pelayan.

"Selamat Pagi. Mau pesan apa Pak?" Tanya pelayan itu.

"Saya pesan pancake, salad buah, dan strawberry smoothies." Kata Bagas.

Pelayan itu mengangguk sambil mencatat seluruh pesan Bagas.

"Ibu mau pesan apa?" Tanya pelayan itu pada Sia.

Sia terdiam sejenak sambil melihat daftar menu.

"Samakan saja mas." Kata Sia sambil tersenyum lebar.

Bagas tertawa geli mendengar pesanan sekretarisnya. Untuk apa gadis itu melihat-lihat menu kalau ternyata mengikuti pesanannya?

"Mohon tunggu 15 menit." Kata pelayan itu.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang