21. Pesta

14.6K 1.1K 19
                                    

Updateeeee !!!

Happy Reading !

--------------------

"Pak." Panggil Sia di tengah keheningan perjalanan mereka.

"Kenapa?" Tanya Bagas.

"Saya beneran jelek ya?" Tanya Sia.

"Menurut kamu?" Tanya Bagas.

"Cantik lah !" Jawab Sia lantang.

"Ya udah berarti cantik." Jawab Bagas santai.

"Bapak memang nggak punya hati ya !" Kata Sia sebal.

Bagas terus melajukan mobilnya tanpa menghiraukan Sia yang uring-uringan.

Akhirnya mereka tiba di rumah nenek Bagas.

Akhirnya mereka tiba di rumah nenek Bagas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah yang didominasi dengan warna putih.

Sia terpana melihat rumah nenek Bagas.

"Ini rumah nenek Bapak?" Tanya Sia tanpa melepas pandangannya dari rumah itu.

"Saya harus jawab pertanyaan kamu yang tidak penting itu?" Tanya Bagas sambil turun dari mobil.

"Apa susahnya jawab iya sih Pak?" Tanya Sia sebal sambil mengikuti bosnya turun dari mobil.

"Udah jangan kebanyakan ngomel ! Ayo cepat kita masuk." Ajak Bagas.

"Iya iya." Kata Sia.

Mereka berdua masuk ke rumah nenek Bagas yang ternyata sudah ramai dengan anggota keluarga Bagas yang lainnya.

"Cucukuuu !!!" Teriak seorang nenek yang masih terlihat cantik meski wajahnya sudah penuh kerutan.

"Kekasihku !" Bagas langsung menghampiri dan memeluk neneknya.

"Kamu selalu datang terakhir." Kata nenek Bagas sambil memukul cucunya pelan.

"Maafkanlah cucumu yang tidak berbakti ini nek." Kata Bagas dengan wajah memelas.

Nenek Bagas tertawa melihat wajah cucunya.

"Selamat ulang tahun kekasihku." Kata Bagas sambil mencium kening neneknya.

"Terima kasih cucuku." Kata nenek Bagas.

Sia terharu melihat pemandangan di depannya.

Hatinya menghangat.

"Siapa gadis cantik yang kamu bawa itu nak?" Tanya nenek Bagas.

"Gadis cantik? Mana nek?" Tanya Bagas sambil pura-pura mencari seseorang.

"Itu lo !" Kata nenek Bagas sambil menunjuk ke arah Sia.

"Nenek, dia sama sekali tidak cantik." Kata Bagas dengan tatapan jahil pada Sia.

Gadis yang disebut hanya membalas dengan senyuman sambil menahan emosi di hatinya.

"Kemarilah nak." Panggil nenek Bagas.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang