Perfect Love||Part 6

1.8K 76 2
                                    

Arkan terbangun, sejenak ia terkejut dengan tempat tidurnya seharusnya ia ada di atas ranjangnya, kemudian Arkan mengingat sesuatau, gadis itu Keina karena dia yang membuat Arkan tidur di sova, astaga bahkan ia lupa akan itu, padahal tidak ada dalam sejarah Arkan mengalah untuk seorang perempuan tetapi demi rencananya bahkan ia rela ya, rela membuat tubuhnya serasa remuk.

"Astaga... ku pikir sova ini akan empuk, ternyata tidak." Dengus Arkan, lelaki itu memilih beranjak dari tidurnya sejenak ia terdiam melihat pintu kamarnya yang masih tertutup rapat.

Mungkinkah Keina masih tidur? Atau dia sudah bangun.

Sepertinya jika terus berfikir tidak ada gunanya, dengan segera Arkan mengetuk pintu. Satu ketukan masih hening hingga Arkan kembali mengetuk pintu, lama masih tidak ada jawaban entah karena kesal akhirnya Arkan membuka pintu kamarnya.

Kosong

Arkan terdiam beberapa saat, Kemana Keina? Arkan berjalan menelusuri kamarnya, dan Keina benar-benar tidak ada, Apa mungkin Keina kabur? Lalu bagaimana jika dia membawa..

"Gawat." Arkan segera membuka lemarinya, dia memastikan apa ada barang yang hilang, lama hingga tidak ada tanda-tanda barangnya hilang semua masih ada utuh di tempat semula, lalu kemana Keina?

Sejenak ia berpikir mungkin saja Keina di dapur, dengan langkah cepat Arkan ke arah dapur tampak sepi namun yang jadi pusat perhatiannya adalah Roti panggang yang kini tersaji di sebuah meja, Arkan mendekat lalu mendapat sebuah surat disana.

Maaf, hanya ini yang bisa ku buat, aku pergi.

( Keina)

Keina terbangun begitu pagi, dia menyadari sesuatu jika tempat yang sedang ia tiduri bukan ranjang di kamarnya, Keina menyadari jika semalam Arkan menawarkan untuk tinggal bersama dan Keina menyetujui itu, tetapi bagaimana dengan Arkan.

Keina melangkah menuju ruang tamu, di lihatnya Arkan yang kini sedang tertidur meringkuk tampaknya lelaki itu kedinginan, entah Keina merasa Iba dia membawa selimut lalu dengan perlahan menyelimutinya, jantungnya berdebar bahkan di saat pagi ini, Keina tidak mengerti menatap Arkan tertidur membuat jantungnya malah berdetak.
Karena tidak ingin berlama-lama akhirnya Keina memilih berlalu.

Tidak sopan bukan, jika Keina harus pergi begitu saja hingga dengan sebisa mungkin Keina mencari bahan yang bisa di jadikan sarapan tidak mau mengambil banyak waktu, akhirnya Keina membuat roti panggang, tak lupa meninggalkan surat untuk Arkan, Keina hanya takut jika Arkan akan mencarinya nanti.

Keina datang kembali ke tempat kerjanya, syukurlah Keina datang tepat waktu, padahal dari apartemen Arkan ke tempat kerjanya sedikit jauh, tetapi dengan bersusah payah akhirnya Keina bisa sampai.

"Nyonya, apa sudah ada piring yang bisa saya cuci?"

"Eh.. kau Keina?"

"Iya ini aku."

"Rupanya kau datang lagi, ahh kedatanganmu awal bersamaan dengan pegawaiku, hmm bagaimana jika kau bekerja sebagai pelayan saja?" Keina terkejut, dia tidak salah dengar bukan.

"Serius Bu?"

"Ya, aku pikir kau lebih cocok untuk menjadi pelayan di banding mencuci piring."

"Ahhh, terimakasih." Keina langsung menyalami tangan wanita itu, dan wanita itu hanya tersenyum melihat Keina, tanpa pikir panjang Keina segera di bawa masuk lalu di beri seragam, dan Keina bersyukur akhirnya dia mendapatkan pekerjaan lagi yang lebih baik, dan semoga ini akan selamanya, Keina benar-benar berharap jika ini tempat kerja terakhir yang bisa ia tapaki. Selama ini pekerjaanya hanya bersisa satu atau dua hari saja, dan kali ini Keina harus menetap demi mendapatkan rupiah untuk membayar hutangnya kepada Arkan.

Perfect LoveWhere stories live. Discover now