Part 1. Arkan Aglerino

3.3K 121 18
                                    


Bagaimana? jika ada lelaki yang sudah mapan dan umurnya cukup matang untuk menikah namun tidak pernah pacaran, mustahil bukan, tetapi itulah kenyataanya, bahwa seorang Arkan Aglerino putra pertama dari pasangan Kira dan Arsen, ia di lahirkan dengan wajah yang sempurna, sempurna tampannya tidak ada kekurangan sedikitpun, tetapi lelaki itu tidak pernah punya niatan untuk mengencani gadis manapun.

Selidik punya selidik Arkan sering di kira bahwa dia adalah gay, benarkah? Mungkinkah Arkan memang gay? Lelaki itu sudah terbiasa dengan tuduhan itu desakan dari orangtuanya membuatnya tidak betah tinggal di rumah sehingga Arkan memilih hidup mandiri, dia tinggal di sebuah Apartemen milik Ayahnya dan bekerja sebagai pemilik kafe kecil di tepi jalan.

"Pak, ada seorang gadis cantik yang ingin bertemu Anda." Ucap salah seorang pegawainya, Arkan yang tengah duduk di ruang kerjanya mendongkak.

"Siapa?" Tanyanya ketus.

"Saya tidak tau pak."

"Kalau begitu usir saja." Arkan kembali menatap laptopnya.

"Tapi pak, dia itu memaksa ingin bertemu dengan Anda." Arkan menatap dengan kesal, siapa gadis yang berani mengganggu waktunya? muak itulah yang Arkan rasakan saat mendengar seorang gadis cantik, dia tidak suka berhadapan dengan makhluk Tuhan yang satu ini.

Arkan terpaksa melangkah menuju tempat dimana gadis itu menunggu, setelah mendekat dan benar saja dugaanya.

"Hai sayang." Gadis itu tersenyum manis, Arkan membalas senyumannya dengan terpaksa.

"Kenapa kau kesini Kirana?"
Gadis itu memberikan telapak tangannya.

"Berikan aku uang." Arkan membuang nafasnya dengan kasar, sudah biasa karena sudah terlalu sering gadis ini meminta uang padanya, tanpa ragu Arkan mengeluarkan sebuah cek dan memberikannya kepada gadis itu.

"Terimakasih sayangku." Gadis bernama Kirana itu tersenyum puas setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, lalu mencium cek itu dengan senangnya. "Kalau begitu aku pergi dulu ya, daaah." Kirana berlalu begitu saja dari hadapannya, Arkan hanya menggelengkan kepalanya gadis itu memang selalu seperti itu tidak bisa mandiri yang ia bisa hanya meminta dan meminta uang padanya.

***

Gadis itu tengah menunggu sang Ibu yang kini tengah terbaring lemah di atas ranjangnya, Ia membungkuk lalu mengecup keningnya, tampaknya pergerakan itu terasa sehingga membuat wanita tua itu terbangun.

"Kau," Matanya menyala-nyala. "Menyingkirlah, kau hanya anak pembawa sial di dalam hidupku." Wanita itu menjerit, mendorong Keina sampai tubuh Keina terdorong kebelakang.

"Bu, ini aku anakmu."

"Kau bukanlah anakku, kau ini bukan anaku." Wanita itu terus menggeleng mengatakan dengan sedikit berteriak, lalu menutup telinganya, hati Keina sakit dia sangat sakit Ibunya tidak pernah mengakuinya sebagai anaknya, dari kecil Keina tidak pernah dapat kasih sayang dari Ibunya.

"Bu, denger Keina, Keina datang untuk menjenguk Ibu."

"Pergi kau anak haram, pergi anak sialan." Teriakan itu semakin menjadi-jadi Keina tidak mampu lagi disini, hatinya sudah terlalu sakit, dengan paksa ia menghapus air matanya, lalu melangkah keluar ruangan itu.

"Dokter, tolong jaga Ibu saya." Setelah berkata itu Keina langsung berlalu pergi dari tempat itu, sakitnya masih terasa sedihnya apalagi, namun Keina tidak boleh seperti ini, Ibunya sebenarnya menyayanginya hanya saja mungkin karena kondisinya yang sekarang Ibunya jadi lupa bahwa Keina adalah anaknya anak kandungnya.

Keina berjalan keluar dari rumah sakit, hatinya perih air mata yang sempat menetes ia hapus dengan begitu kasar, menarik nafas lalu membuangnya dengan kasar, Keina harus kuat dan tidak boleh lemah.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang