Perfect Love||Part 3

2.1K 82 9
                                    

Arkan tengah berdiri dengan pandangannya tertuju kepada Keina yang sekarang sudah mulai sadar, Mata Keina terbuka, dengan segera Arkan mendekatinya.

"Dimana ini?" Keina sedikit bingung.

"Di kamarku." Arkan membantu Keina untuk duduk, dan tatapan Keina masih tertuju kepada Arkan.

"Apa yang terjadi?"

"Kau pingsan." Sejenak Keina mengingatnya, mengingat semua sebelum ia tak sadarkan diri Arkan yang tiba-tiba mengakui Keina sebagai kekasih juga calon istrinya, dan pernikahan akan di percepat Keina mulai ingat itulah yang membuat Keina pingsan.

Keina menatap Arkan dengan tatapan meminta penjelasan, dan tatapanya di mengerti oleh Arkan lelaki itu terlihat prustasi dia duduk di samping Keina dengan mengacak rambutnya kasar.

"Maafkan aku, bukan bermaksud seperti itu."

"Jelaskan, apa yang kamu rencanakan Arkan?"

"Orangtuaku selalu mendesak untuk segera menikah, dan aku tidak suka, aku selalu menolak namun Ibu mempunyai rencana yaitu akan menjodohkan aku dengan anak temanya, aku tidak mau aku tidak suka," Arkan membuang nafasnya dengan kasar, Keina tampak tak mengerti. "Keina, aku mohon padamu bantu aku." Pinta Arkan, lelaki itu terlihat memohon di depan Keina.

"Membantu apa Arkan?"

"Jadilah kekasihku, dengan itu orangtuaku tidak akan mendesak lagi." Keina terkejut, apa Arkan sudah gila? Haruskah Keina menerima itu, yang artinya dia akan masuk kedalam jurang sandiwara, dan itu akan membuat orang sekitarnya terluka.

"Tidak," Keina segera berdiri, suaranya membentak tak suka, bagaimanapun ini konyol dan Keina tak suka. "Aku tidak mau, kau bisa mencari gadis lain selain aku." Keina hendak pergi dengan segera Arkan menahan tangan Keina dengan segera Keina berbalik menatap Arkan.

"Tidak ada gadis lain, hanya kau satu-satunya gadis yang aku kenal,  mohon bantu aku."

"Pembohong, aku tidak percaya orang sepertimu hanya mempunya kenalan seorang gadis hanya aku, mungkin saja di luar sana banyak sekali korbanmu." Ucapnya sinis, Arkan menatap Keina dengan tatapan tajam.

"Aku serius Keina hanya dirimu."

"Tidak, kau bohong." Kena tetap tak percaya,  mustahil bukan lelaki setampan Arkan hanya punya satu kenalan perempuan.

"Tolong bantu aku, berapapun uang yang kau mau akan aku berikan asal kau ingin menjadi kekasihku."

Mata Keina menajam. "Sungguh suatu penghinaan bagiku Arkan, dengar ya tidak bisa kau bayar seperti itu, aku tidak ingin lagi bertemu denganmu, jangan temui aku lagi ku harap ini yang terakhir kita bertemu." Keina kembali melangkah, Arkan mengacak rambutnya dengan kasar, semuanya malah jadi kacau, dia pikir cara ini mudah namun kenyataannya malah membuat Keina marah, Keina menghapus air matanya dengan segera ia melangkah melewati ruang makan saat itu juga bertemu dengan Kira yang sepertinya sudah membereskan meja makan.

"Keina kau sudah sadar nak?" Suaranya khawatir.

"Maaf Bu, Keina harus segera pulang, Keina pamit ya." Keina menyalami Ibunya Arkan.

"Tunggu, kenapa terburu-buru? Mana Arkan? apa dia tidak akan mengantarmu?"

"Arkan...." Ucapan Keina terpotong.

"Aku akan mengantarnya Bu." Suara Arkan datang bersama orangnya yang kini mendekat, Keina tampak tak suka.

"Tidak perlu, aku akan pulang sendiri, permisi semuanya." Keina berlalu begitu saja membuat Kira menatap Arkan dengan bertanya-tanya, dan Arkan hanya mengangkat kedua bahunya.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang