S I X

405 52 12
                                    

Sometimes i feel like giving up
No medicine is strong enough
In My Blood - Shawn Mendes

-m-

(Chapter Lalu)

"Tidak perlu kau tanya itu. Sekarang kau hanya perlu menjawabku. Dan satu lagi, siapa wanita yang akan dijodohkan denganmu?"

Shawn menghela nafas. "I can't give you the answer. Yang jelas, apa pun akan aku lakukan untuk membatalkannya. Karena aku sudah mencintai wanita lain."

"See?" Emma terkekeh, terlihat memaksa. "Kamu memang hanya seorang lelaki busuk." Dengan gerak gesit, Emma melepas sabuk pengaman yang dikenakannya.

Dan, ya, semudah itu ia keluar dari mobil dan berlari meninggalkan Shawn yang kini berteriak memanggil namanya.

-m-

Emma membenamkan wajahnya pada sebuah bantal putih miliknya. Ia sudah lelah terisak sejak satu jam yang lalu. Selain merasakan mata yang perih karena banyak menangis, ia juga merasa pegal pada kedua kakinya karena memaksakan diri untuk jalan kaki menuju rumah.

"Sial. Rasanya aku benar-benar ingin kembali ke Indonesia, kembali pada kehidupan sebelumnya dan tidak pernah punya seorang kakak yang gila." Emma memukul kasurnya. Ia kemudian melihat ke arah jam dinding, di mana waktu telah menunjukkan pukul setengah enam sore.

Jenuh untuk sekadar menangis di kamarnya, Emma akhirnya berdiri untuk memakai sweater yang tergantung di lemari. Ia memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sebentar ke taman yang pastinya akan sepi karena di luar sedang turun salju.

Emma dapat keluar rumah dengan aman. Entah ke mana makhluk menyebalkan yang biasanya duduk di ruang keluarga menonton televisi.

Ah, Emma masih mengingat momen kebersamaannya dengan Shawn saat menonton serial Spongebob Squarepants di sana. Saat itu mereka benar-benar akur dengan atmosfer cerah yang mengelilingi.

Dan keadaan dengan cepatnya berbalik sekarang.

Menemukan halte yang kosong, Emma langsung berjalan mendekat. Ia duduk di sana. Sekadar mengamati salju yang turun semakin banyak saat sore tiba. Menghembus nafas, membuangnya, menghembus lagi, dan, hanya seperti itu.

Ting! Ting! Ting!

Nada dering ponsel yang bersautan sedikit mengganggu ketenteraman Emma dengan sang Salju. Dengan sigap, ia mengambil ponselnya dari saku sweater kemudian terbelalak mengetahui sesuatu.

camerondallas
Hello, Pretty!

camerondallas
What do you do?

WOW. Diulangi, WOW. Cameron mengirimkannya dua buah dirrect messanges. Yang benar saja, selebgram satu itu benar-benar niat berkenalan dengannya?

Perlakuan Cameron yang sederhana itu mampu membuat Emma menerbitkan senyumnya kembali. Dengan gerak cepat, Emma mengetik balasan untuk Cameron.

emmawatson
Hello, Chael. I was just sitting at the bus stop, haha.

emmawatson
How about ya?

camerondallas

What the ... ? Why are you sittin there? Hurry back to your home!

"Wah, bahkan hanya dia yang mau memberiku perhatian saat aku keluar rumah ketika turun salju." Ujar Emma sambil tersenyum.

Imagination (S.M) [ON HOLD, SORRY]Where stories live. Discover now