Prologue

1K 75 10
                                    

I'm way too good at goodbyes
I know you're thinking I'm heartless
I know you're thinking I'm cold
I'm just protecting my innocence
I'm just protecting my soul

Sam Smith - Too Good at Goodbyes

-m-

Emma memandang titik-titik air hujan yang ikut menumpang pada kaca mobilnya. Alunan musik Too Good at Goodbyes milik Sam Smith mengalun merdu melalui tape. Papa dan Mama yang duduk di kursi depan sampai menghembuskan nafas panjang karena selama perjalanan hanya lagu itu yang diputar berulang-ulang.

"Emma, are you sure to listening this song all the time? Mama bosan, nih. Sudah satu jam perjalanan dari bandara dan kamu masih dengarin lagu yang sama," Mama mulai protes.

"I just want to listening this, Ma. Please," Emma berkata pelan.

"O––Okay,"

Tidak ada percakapan setelahnya. Mama mengerti putri semata wayangnya sedang dalam suasana hati yang benar-benar buruk karena peristiwa yang berkaitan erat dengan lagu itu.

Emma Shenna Watson, gadis berusia 17 tahun itu masih tidak bisa menerima kenyataan. Ia harus meninggalkan Indonesia, tanah kelahirannya. Papa dipindahkan tugas sehingga dirinya harus ikut berpindah ke Benua Amerika.

Dan kenyataan itu semakin menampakkan diri lewat beberapa spanduk toko hingga papan iklan yang menuliskan nama kota yang menjadi tempatnya berada sekarang.

Semakin ke pusat kota, perasaan Emma mulai membaik. Kota ini tidak buruk juga. Banyak gedung-gedung tinggi yang memukau. Padatnya juga tidak seperti Kota Jakarta.

Yah, mungkin memang saatnya Emma berkata, Hello, Canada! Hope you're amazing place!

Tentang dia yang ditinggalkan? Sepertinya Emma memang harus mencoba lupa.

"Ma, ganti aja lagunya," Celetuk Emma tiba-tiba.

"Oh, okay. Mama ganti, ya," Mama tersenyum kikuk. Kemudian melihat ke arah Papa yang sedang menyetir mobil dan memberi kode bahwa putri mereka sudah tidak ngambek lagi.

Papa mengangguk samar dan ikut tersenyum, "Kanada indah, ya? Percaya deh, Em. Kamu akan bahagia tinggal di sini. Hanya perlu beradaptasi sebentar saja,"

Emma menyemogakan ucapan Papanya.

-m-

"Come on, Princess-nya Papa. Turun, yuk. Kita sudah sampai rumah," Papa membangunkan Emma yang tertidur pada sisa perjalanan.

Emma mengerjapkan matanya berkali-kali sebelum dirinya sadar penuh dan turun dari mobil. Matanya disuguhkan rumah mewah tingkat tiga yang tampak elegan dengan banyaknya dinding kaca. "Ini rumah kita?" Tanyanya.

"Iya, dong. Do you love it?" Mama balas bertanya sambil mengelus kepala putrinya.


"Well, not bad," Kata Emma singkat.

Papa dan Mama masuk ke dalam rumah dengan membawa beberapa barang pindahan mereka. Emma berniat untuk ikut membantu. Ia membawa satu tumpukan kadur menjulang tinggi yang menutupi pandangannya.

Imagination (S.M) [ON HOLD, SORRY]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora