11. I Like You

1.3K 146 14
                                    


Sepasang alis Jung Kook bertaut membaca pesan Yo Ra. Ia menggigit bibir bawah seraya mengusap dagu, berpikir mengapa Yo Ra menolak hadiah darinya. Sepanjang kelas Bahasa Inggris, pikiran Jung Kook melayang jauh. Baru kali ini, ia tidak memerhatikan pelajaran di kelas. Meskipun pandangannya terpaku pada layar proyektor, ia malah berkelana entah ke mana. Seong Wu yang menyadari hal itu mengetuk meja Jung Kook, membuat cowok itu mengedip dan menggeleng.

Bel istirahat berdentang. Jung Kook melenggang menyusuri koridor, menuju kelas Yo Ra untuk mempertanyakan penolakan atas kamera yang ia hadiahkan. Sampai di kelas Yo Ra, cewek itu tak ada di sana. Jung Kook memasukkan kedua tangan ke saku celana, memandang sekeliling. Ia menepuk pundak salah seorang siswa dan menanyakan keberadaan Yo Ra.

"Kau melihat Min Yo Ra?"

Siswa tersebut menggumam. "Hm, entahlah. Dia bawa buku-buku. Coba kau cari ke perpustakaan."

Senyum Jung Kook tersungging simpul sebagai ucapan terima kasih. Ia melanjutkan langkah menuju perpustakaan.

Benar saja. Jung Kook melihat Yo Ra bertekur dengan buku di salah satu meja panjang. Namun, senyumnya lenyap saat menyadari keberadaan Tae Hyung yang duduk di depan gadis itu. Menopang kepala mengamatinya.

*

"Bisakah kau pergi dari hadapanku?" Yo Ra mengangkat kepala, menatap jengkel pada Tae Hyung yang sejak tadi diam di depan mejanya, mengamati sambil bertopang dagu.

"Kau tidak mau makan di kafetaria?"

"Aku makan atau tidak bukan urusanmu." Yo Ra menjejalkan earphone ke sepasang telinganya. Ia memilih lagu secara acak. Yang terputar adalah Only Then yang dinganyikan Roy Kim. Ia tak memedulikan eksistensi Tae Hyung di depan.

Terjadi kesenyapan di antara mereka, sebab Yo Ra menekuri buku untuk menyalin catatan Ji Soo, sedangkan Tae Hyung tak berhenti menopang kepala mencermatinya. Mulai jengah, Yo Ra menggerakkan bola mata melirik Tae Hyung.

"Yah, apa kau tidak punya kehidupan? Pergi sana, cari kesibukan lain."

"Aku tidak punya kehidupan lebih baik kecuali mengamatimu." Bibir Tae Hyung mencebik.

Sebelum Yo Ra membuka mulut untuk membalas, cowok itu merebut salah satu earphone bud dan memasang di telinga.

"Aish!" Yo Ra memekik kesal.

"Oh. Roy Kim. Aku tahu lagu ini." Tae Hyung menggerakkan kedua alis. "Sudah, lanjutkan saja mencatatnya. Jangan pedulikan aku."

Mendengus pendek, Yo Ra kembali mencatat. Tinggal sedikit. Ia tidak mau pergi sebelum catatannya selesai, sebab Ji Soo sudah mewanti-wanti memintanya segera menyelesaikannya.

Yo Ra baru sadar lagu sudah berganti tiga kali. Ia mengembuskan napas panjang, menghentikan lagu dan melepas earphone di telinganya dan telinga Tae Hyung.

"Aaah, kenapa kau lepas?" tanya cowok itu.

"Aku sudah selesai dan mau pergi." Sambil mengerucutkan bibir, Yo Ra membereskan buku-bukunya menjadi satu tumpukan.

"Yo Ra-yah."

Perhatian Yo Ra berpindah begitu mendengar suara Jung Kook di sampingnya. "Oh. Jung Kook." Ia berdiri. "Soal kameramu...."

"Ara (aku tahu)."

"Mianhae. Aku benar-benar tidak bisa menerima pemberianmu...." Walaupun aku benar-benar menyukainya. Apa boleh buat. Kalau Yoon Gi tahu, aku pasti dihabisi. Bibir Yo ra mengerucut ke depan. Kamera semahal itu kalau sampai ketahuan Yoon Gi, tetap saja akan kembali pada si pemberi.

Jung Kook memandang Tae Hyung, sebelum menatap Yo Ra lagi. "Kalau kau tidak mau, kau harus mengembalikannya sepulang sekolah. Aku akan menunggumu."

STIGMAWhere stories live. Discover now