Prolog

5.1K 392 32
                                        


Sudah sekitar satu jam Min Yo Ra duduk di sudut kafe. Sesekali ia menyeruput minumannya, meskipun tak ada setetes pun yang tersisa sehingga menciptakan suara gemerisik berisik. Dari balik kacamatanya, ia memerhatikan sepasang kekasih yang tengah bermesraan dari balik jendela kaca. Sepasang kekasih itu sedang duduk berangkulan; tubuh mereka berbalut jaket tebal, syal, dan topi yang menutupi hampir seluruh wajah.

Klik.

Yo Ra mengambil beberapa gambar. Seringai nakal terbit di bibir.

"Happy Valentine." Ia terkekeh. Ia menggantung kamera di lehernya dan meraih ransel.

Keluar dari kafe, Yo Ra menutup wajahnya dengan topi. Tangannya sibuk merogoh ponsel di saku jaket. Sesekali ia menggigil kedinginan. Sejak tadi benda keparat itu meraung-raung. Melihat nama kakaknya, bola mata Yo Ra berputar.

"Ya, Yoon Gi. Aku lagi bekerja!" serunya kesal. "Nanti saja. Aku akan segera pulang." Ia menjauhkan ponsel dari telinga mendengar teriakan kakaknya. "Iya, iya! Aku tutup dulu!"

Gadis itu menggerutu dan memasukkan ponsel ke saku jaket. Ia berlari sambil melompat-lompat, memasuki jalanan sempit yang tampak gelap. Sesekali, Yo Ra menoleh ke sekeliling. Ia sedang memikirkan honor yang akan ia minta pada media massa yang bersedia membeli foto kencan dua selebriti papan atas Korea yang sedang naik daun. Membayangkan sejumlah uang, Yo Ra terkekeh.

Langkah gadis itu terhenti saat melihat seseorang berjalan cepat berbelok ke tikungan. Gerak-geriknya tampak mencurigakan. Instingnya sebagai pemburu tersentil. Ia mengikuti sosok berjaket tudung tadi dan bersembunyi di balik balok-balok kayu ketika menemukannya sedang mengobrol bersama seorang cowok jangkung. Mata Yo Ra menyipit. Sudut bibirnya terangkat. Dalam sekali pandangan saja, ia tahu bahwa dua orang itu tengah melakukan transaksi narkoba. Ia menjilat bibir sekilas, lantas mengangkat kamera. Beberapa foto ia ambil.

Sial, gadis ceroboh itu menyikut salah satu balok kayu hingga menimbulkan kegaduhan. Sontak, dua cowok itu menoleh ke arahnya. Yo Ra memelotot. Ia menurunkan topi dan berlari tunggang langgang.

Berengsek. Salah satu cowok itu mengejarnya. Yo Ra terengah-engah. Hampir keluar dari gang menuju jalan besar, tudung jaketnya ditarik. Gadis itu meronta-ronta. Tubuhnya didorong dan ditekan di depan dinding. Cowok berjaket abu-abu tadi berbisik. Suaranya serupa samudra. Dalam. Dingin.

"Kameramu."

Secara sigap, Yo Ra melepas tudung jaket cowok itu. Sepasang mata tajam mencengkeram bola matanya.

"Kau mau mati, ya?" lanjut cowok itu.

Yo Ra hanya mampu berkedip. Ia tak berkutik. Ponselnya meraung-raung lagi.

"Aku akan berikan kameraku. Tolong, biarkan aku pergi. Oke?" Yo Ra menyeringai. Ia memberikan kameranya pada cowok itu yang langsung disambar.

Cowok itu menghapus foto-fotonya yang diambil secara kurang ajar oleh Yo Ra. Dari balik poninya, ia melirik Yo Ra yang menahan napas.

"Sudah? Sinikan kameraku."

Alih-alih mengembalikannya, cowok itu malah membanting kamera tersebut, membuat Yo Ra mendelik.

"Ya!  Kau gila?!" teriak gadis itu.

Cowok tadi mendekat, membuat Yo Ra mengerut. Jantungnya berdebar tak karuan. Hari Valentine, tapi nasibnya begitu sial. Bukannya dapat pacar, ia malah berada di lubang harimau.

Perlahan, mata Yo Ra bergerak ke arah cowok itu. Tubuhnya sudah berada dalam kungkungan.

"Jangan muncul lagi di depan wajahku. Kalau kita bertemu lagi, kau pasti akan mati."

Yo Ra menelan ludah susah payah. Cowok sialan itu melengos pergi dalam langkah cepat. Yo Ra mendesah panjang. Kakinya seperti jeli. Ia merosot ke bawah, sangat lemas. Dipungutnya kamera berharganya yang sudah pecah. Bibirnya bergetar kesal. Lebih kesal lagi karena ponselnya tak berhenti meraung. Yo Ra mengangkat panggilan tersebut dan berteriak.

"Sudah kubilang aku akan pulang! Dasar babi!" Ia mematikan ponsel dan mendengus.

Sebuah benda berkilau tertangkap matanya. Yo Ra memungut benda itu. Sebuah kalung rantai yang terputus. Ia memeriksa bandulnya yang berbentuk persegi dan mengukir satu huruf.

V.


----

Akhirnya posting lagi anjir di wattpad. Kali ini, diriku akan kolaborasi bersama Kak Lovita aka Cendarkna aka LM Cendana sang dewa buat nulis FF BTS. If you know me I was an anti K-Pop back then dan skrg jadi suka K-Pop bikos the one and only Bangtan Sonyeondan :)

Gw gatau sih bakal ada yg baca apa engga lol tapi fun banget sih mikirin ni ide, berasa flashback jaman2 nulis FF Justin lol. Jadi FF ini bakalan di posting di 2 tempat, wattpad ku sama kak Lovita. Udah sih ya gitu aja. Dadahhh


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
STIGMAWhere stories live. Discover now