6.

6 1 0
                                    

Seminggu kemudian, hal yang Dhira pikirkan terjadi juga.

"Eh gue udah resmi jadian sama Risa." Kata Radit pagi pagi di kelas Dhira

Terbesit rasa takut kehilangan di hati Dhira.

"Serius lo Dit?" Tanya Rara dan Rara langsung menoleh ke Dhira

"Woah akhirnya kaga jomblo lagi lo. Ikut seneng deh gue." Kata Dhira

"Hehe Thanks ya."

"Iya gue juga ikut seneng." Kata Rara

"Eh udah bel, gue ke kelas dulu ya."

Radit pergi ke kelasnya. Rara langsung memutar bahu Dhira dan langsung berbicara,

"Dhir, lu gapapa kan?" Kata Rara dengan suara kecil

"Hehe gapapa ko."

"Jujur ke gue please."

"Ya mereka udah pacaran. Radit bahagia. Cukup ko buat gue."

"Kaaan. Duh si Radit bego banget sih ya."

"Jangan salahin Radit Ra, gue yang salah gaberani ngomong kalo gue sayang sama dia. Gue takut kalo sayang gue cuma sebatas sahabat. Lagian gue juga harus ngasih ruang Radit biar deket sama cewe lain kan? gabaik dari dulu dia deketnya sama gue aja."

"Aduh Dhir kelakuan lo aja ya yang tomboy, hati lu kapas banget."

"Apaan sih anjir bikin gue ngakak aja."

Mereka tertawa bersama.

***





Rara dan Dhira berjalan ke arah kantin, tapi ada suara ribut ribut, mereka menghampiri anak anak lain yang sedang mengerumun. Ternyata Rian sedang bertengkar dengan Bagas, anak seangkatan mereka juga.

"Woi ini di lerai kenapa? Malah pada nonton." Teriak Dhira. Tapi yang lain malah asik menonton dan tidak berbuat apa apa. Akhirnya Dhira nekat mendekari Rian dan Bagas

"Udah woi udah! Rian, Bagas WOI"

Buagh Dhira terkena tonjokan Bagas

Rian reflek langsung membantu Dhira yang terduduk di lantai

"DHIRA!" teriak Rara

"Udah tau cewe, sosoan ikutan lagi." Kata Bagas

Rian sudah menyiapkan tinjunya lagi tapi ditahan oleh Dhira. Dhira berdiri dan mendekat ke bagas.

"Mau apa lo?"

Buagh Dhira melayangkan tinjunya ke Bagas

Bagas ingin menyerang Dhira tapi Rian berdiri di depan Dhira

"Banci lo kalo masih nonjok cewe."

"ADA APA INI? BUBAR BUBAR!" kata bu Ica yang melihat kejadian itu

"Kalian itu harusnya belajar, bukan berantem seperti ini. Dhira, kamu juga? Ayo Dhira Rian dan Bagas ikut saya!"

Mereka ikut ke ruang BP. Dhira menceritakan kenapa ia bisa ikut berkelahi.

"Kalian bertiga. Ini peringatan terakhir dari saya kalau kalian berkelahi lagi. maka saya akan men skors kalian mengerti?"

"Mengerti bu."

Mereka keluar ruangan dan di luar ruangan sudah ada Radit dan Rara

"Dhir, lu ngapain sih ikut ikutan mereka berantem hah? Gausah deh ikut ikutan kayak gitu. Lu cewe Dhir."

"Terus gue harus diem aja ngeliat mereka berantem? Sedangkan gaada yang mau ngelerai dan semuanya Cuma ngeliatin doang kayak tontonan geratis Dit?"

"Ya ga gitu juga Dhir. Kalo ada gue kan bisa gue yang lerai. Atau bisa panggil gue"

"Kalo. Kenyataannya lu gaada Dit. Dan kalo gue manggil lo buat apa? Lu ngegantiin posisi gue yang ketonjok Bagas?"

Rara dan Radit terdiam

"Maap dit efek ketonjok kali nih gue. Gue cape. Gue ke kelas dulu ya."

Radit ingin mengejar Dhira, namun ditahan oleh Rara

"Udah Dit, Dhira masih emosi kali ketonjok Bagas."

"Iya. Eh tolong obatin pipi Dhira ya Ra."

"Pasti lah"

Rara menyusul Dhira sedangkan Radit kembali ke kelasnya.

***

Someone Who Care {COMPLETE}Where stories live. Discover now