"Ya, makanya..."

"Bang Azka kecelakaan dua tahun yang lalu, berarti mereka pacaran dari kelas dua SMA?"

"Hm, mereka udah tunangan dan enam bulan lagi nikah."

"Sumpah lo? Mama... sumpah yah, gue yang dengerinnya aja nyesek."

"Pokoknya gue yang lihat Mbak Alen waktu itu tuh miris banget. Satu minggu setelah kepergian si Abang, Mbak Alen berubah drastis. Badannya kurus banget, mukanya pucet. Dia selalu ngurung diri di kamar, dan kerjaannya cuma nangis doang."

"Sumpah deh Ly, kirain kisah cinta yang kayak gini cuma ada di novel doang."

"Gue seneng banget lihat Mbak Alen yang sekarang. Mbak Alen yang ceria seperti dulu. Gue bersyukur banget, Allah mempertemukan Mbak Alen dengan Mas Esa."

"Seseorang yang baik, sabar, pengertian banget."

"Suamiable banget ya Ly?" ucap sandra membuat Lyly terkekeh.

"Heem, bener banget. Ya Allah sisain aku yang kayak gitu dong."

"Perbaiki diri dulu aja, niscaya Allah akan memberikan yang terbaik buat kita."

"Aamiin," ucap keduanya bersama.

---

Tak terasa, satu tahunlah sudah... 
Kini siswa dan siswi SMA Candrawinata, melaksanakan ujian kenaikan kelas.

"Mudah-mudahan pengawasnya enggak yang killer-killer Ya Allah.." doa Rayhan yang diamini ketiga sahabatnya. Kebetulan mereka mendapat kelas yang sama.

Kegaduhan di ruang ujian pun terhenti kala salah satu pengawas di ruangan memergoki satu siswa yang menyontek.

"Hadeuh, masih zaman contek-menyontek yah? Malu-maluin banget," gumam Vivi dengan pandangan yang masih fokus mengerjakan soal.

---

"Gila... Bu Endah tuh matanya tajem banget Bro!" curhat Zio kepada kedua sahabatnya.

"Duh.. untung kebagian Pak Budi, lancar jaya.." sahut Dera yang diangguki Alvaro.

Masih dengan berbincang, ketiganya pun berjalan menuju parkiran. Di sana terdapat empat adik kelasnya yang tengah duduk di bangku.

"Gimana, sukses Bro?" sapa Rayhan.

"Apes gue Ray!"

"Dapet Bu Endah si dia," ucap Alvaro.

"Derita lo yo!" ejek Lyly.

"Apa sih tralala-trilili?"

"Monyet lo Yo!"

"Orang ganteng di sebut monyet loyo? Rabun neng?"

"LO KAYAK MONYET BODOH!"

"Di mana sih ada monyet yang pinter? Ya kali mereka sekolah."

"Anjir!"

"Hush, bahasanya neng Lyly.. gak boleh gitu."

"Shut up!"

"Agenda libur mau pada kemana?" ucap Sandra membuat semua orang terfokus padanya.

"Kali-kali liburan barenglah, gue boring tiap libur di rumah mulu."

"Ajakin emak lo liburan noh," sahut Zio.

"Emak gue mah boro-boro mau di ajak liburan. Ada liburan cuma berdua sama bokap. Nyebelin kan?" gerutu Rayhan.

"Ide Bagus tuh, kali-kali kita liburan bareng," ucap Dera.

"Kemana?" tanya Zio.

"Jogja kuy!" sahut Vivi dengan antusias.

"Bali aja neng, biar jauh sekalian," sahut Rayhan.

"Jir.. Bali mahal bro! Sayang.. jangan jauh-jauhlah.. gue mau modif motor," ucap Zio.

"Bandung aja, gimana?"

"Emang ada tempat di sana?" tanya Lyly.

"Ke Bogor aja, di sana gue ada Villa."

"Gue sih yes. Adem tuh di sana."

"Boleh."

"Oke, jadi semuanya pada setuju?"

Mereka mengangguk serempak.

"Oke, nanti biar gue yang atur. Tanya ke Mas Fauzan dulu," ucap Alvaro mengakhiri pembicaraan mereka sebelum akhirnya pulang bersama.

---

Dua minggu pun telah berlalu... dan akhirnya libur pun telah tiba. Setelah mendapatkan hasil yang memuaskan, ketujuhnya sudah sepakat untuk pergi libur bersama.

Syukurnya, para orangtua mengizinkan. Hanya saja, di tambah Satria kakak sulung Sandra akan ikut sebagai penjaga.

"Bang, hati-hati nyetirnya loh ya," ucap Gio mengingatkan putra sulungnya. "Kalian jangan pada nakal-nakal," lanjutnya yang di jawab dengan serempak.

"Iya Mi!"

Semuanya memang sudah sepakat untuk menyebut orangttua teman-temannya dengan sebutan yang sama.

Mama dan papa untuk orangtua Vivi dan Zio, Bunda dan Ayah untuk orangtua Rayhan, Mamah dan Papah untuk orangtua Dera, serta Mami dan Papi untuk orangtua Sandra.

Mereka berdelapan di bagi menjadi dua bagian. Para wanita akan ikut dengan mobil Satria sedangkan para lelaki akan pergi dengan mobil yang dikendarai oleh Fauzan.

---

18 Maret 2018
Ekapertiwi❤

ANGELWhere stories live. Discover now