“Taeyong...”

“apa... apa tidak ada cara hyung akan sembuh?? Appa kita orang kaya... kenapa dia tidak bisa menyembuhkanmu selama ini?!” seru Taeyong.

“Taeyong... jangan menyalahkan appa kita. Appa sudah mengeluarkan biaya besar untuk pengobatanku sejak kecil. Bahkan appa sebenarnya punya cukup banyak biaya untuk aku operasi... tapi yang sulit adalah menemukan donor yang tepat. Donor jantung yang cocok untukku sangat sulit didapat” ujar Myungsoo panjang lebar.

“donor jantung?? Hyung, ambil saja punyaku! Aku akan bilang pada appa, eomma dan uisa kalau perlu untuk mengambil punyaku... yang penting hyung bisa sembuh” ujar Taeyong.

“tidak!! Aku tidak akan menerima punyamu! Apa kau tidak memikirkan perasaanku, bagaimana jika aku terbangun setelah operasi dan aku tidak menemukanmu di sisiku... itu sama saja dengan kita akan berpisah karena kau sudah mati” ujar Myungsoo.

“pokoknya aku tidak mau menerima donor jantungmu, Taeyong. Hidupmu masih panjang, masih banyak yang bisa kau lakukan. Kalaupun kau memaksa mendonorkan jantungmu untukku, pada saat aku sadar nanti aku akan segera menyusulmu, Taeyong” ancam Myungsoo.

“hyung, kau mengancamku??” tanya Taeyong.

“yang aku lakukan adalah menolongmu, hyung! Memangnya kau mau mati?? Pikirkanlah perasaanku juga saat kehilanganmu, hyung!! Saat dokter keluar dari kamarmu dan mengatakan bahwa kau sudah pergi. Kita ini baru saja bertemu!!” seru Taeyong emosi.

“tentu saja aku tidak mau mati. Aku ingin sekali hidup normal, tapi aku bisa apa? Mungkin hidupku memang sudah diatur Tuhan untuk begini, untuk sakit seperti ini. Tapi kau sehat, Taeyong... Aku tidak mau kau menyia-nyiakan hidupmu hanya untuk menolongku. Operasi jantung punya resiko yang besar dan ada kemungkinan operasinya gagal karena tubuhku menolak donor jantungnya. Kalau itu terjadi maka aku akan tetap mati” ujar Myungsoo.

"Tapi kita belum mencobanya, hyung... kita tidak akan tahu hasilnya" ujar Taeyong.

"Kau memang sangat keras kepala, Taeyong-ah. Aku lelah berargumen denganmu, sepertinya aku butuh tidur" ujar Myungsoo yang kemudian memejamkan matanya.

. . .

Taeyong keluar dari kamar Myungsoo dengan wajah lesu yang tentu membuat Taeyong jadi sasaran pertanyaan Doyoung yang menunggunya di luar.

“Taeyong, bagaimana keadaan Myungsoo?” tanya Doyoung.

“dia... dia baik-baik saja. Tadi kami sedikit terlibat dalam perselisihan. Tapi sekarang dia sudah tidur” ujar Taeyong.

“oh iya kemana appa dan eommaku?” tanya Taeyong.

“mereka ke ruangan dokter. Yang kudengar sekilas mereka akan membicarakan rencana operasi hyungmu. Lalu dokter bilang bahwa hyungmu sudah ada di daftar nomor satu, yang berarti prioritas darurat” ujar Doyoung panjang lebar.

“aigo, kau mendengar sekilas atau mendengar semuanya?” tanya Taeyong.

“ya begitulah, telingaku kan panjang” canda Doyoung.

“dasar kelinci. Kajja kita pulang” ajak Taeyong.

. . .

“Taeyong... bangunlah..” ujar Doyoung berusaha membangunkan Taeyong. Orang yang dibangunkannya itu hanya sesekali melenguh.

“ya!! Lee Taeyong bangun!!” Doyoung berteriak.

Taeyong pun membuka matanya dengan malas, “aish berisik sekali!” gerutu Taeyong.

“Taeyong kau dari tadi dipanggil orangtuamu ke bawah. Mereka bilang ingin berbicara hal penting” ujar Doyoung.

“aish, mau bicara apa lagi?” ujar Taeyong dengan malasnya.

. . .

Seusai menikmati makan paginya, Taeyong langsung menghadapi kedua orang tuanya yang tampak ingin berbicara serius kepadanya.

“Taeyong, apa benar kau bilang pada Myungsoo jika kau akan mendonorkan jantungmu untuknya?” tanya appanya.

“eum, benar” ujar Taeyong.

“kenapa kau berbicara begitu?” tanya appanya.

“aku hanya tidak ingin Myungsoo hyung terus sakit seperti ini. Aku rela berkorban untuknya” ujar Taeyong.

“Hyungmu sangat marah saat kau mengatakan hal itu. Setelah ini beritahu Myungsoo bahwa hyungmu berhasil mendapat donor jantung dari bank organ... kira-kira operasinya akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Mungkin besok lusa” ujar eommanya.

“eoh?? Aku tidak salah dengar kan?? Berarti hyung akan sembuh??” seru Taeyong bersemangat.

“ne, hyungmu akan sembuh... jangan khawatir Taeyong” ujar eommanya.
.
.
TBC
.
.
di vote ya guyss 😊😊

I'm Sorry I'm too IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang