part 10

286 30 1
                                    

“Taeyong!! Dari tadi aku mencarimu!”

Ketika Taeyong sedang asyik mengobrol dengan Myungsoo, orang yang baru ia kenal itu, tiba-tiba terdengar teriakan yang memanggil namanya. Taeyong pun menoleh ke asal suara, ternyata Taeil datang menemuinya. Si ketua OSIS itu mendatanginya dengan tergopoh-gopoh.

“Taeyong... hhh... hhh... bahaya... hhh...” Taeil masih terengah-engah.

“apa yang bahaya?” tanya Taeyong.

Taeil menarik napas panjang, “teman-teman kita terlibat perkelahian dengan anak-anak Seoul Internasional”.

“Ah, kau murid Seoul Internasional kan?” ujar Taeil yang tiba-tiba menunjuk Myungsoo.

“aku? Iya aku murid Seoul Internasional... kenapa?” tanya Myungsoo.

“aku jelaskan sambil berjalan saja. Kajja” ajak Taeil.

Mereka bertiga pun beranjak dari taman mengikuti langkah Taeil.

“ini semua karena temanmu yang mulutnya kurang ajar itu” sambung Taeil.

“apa?” Myungsoo terkejut.

“teman kita, Winwin memiliki rekaman salah satu anak Seoul Internasional yang berbicara bahwa sekolah Chungdam adalah sekolah miskin, tidak terkenal dan antah berantah. Winwin pun memberikan rekaman itu didepan anak-anak Chungdam. Itu membuat Yuta dan Johnny marah besar, mereka lekas mendatangi aula lalu memukul anak-anak Seoul Internasional” jelas Taeil panjang lebar.

“aigo... Howon...”

Myungsoo teringat dengan perkataan Howon tadi pagi. Ia memang melihat salah seorang siswa Chungdam berjalan di dekat mereka tadi pagi. Siswa yang ternyata anak basket itu pasti mendengar semuanya dan merasa marah.

“aku... aku minta maaf” ujar Myungsoo.

“kenapa minta maaf padaku? Minta maaf pada mereka! Bantu aku menengahi perkelahian mereka” ujar Taeil.

Mereka bertiga pun tiba di tengah lapangan. Mereka melihat adu mulut antara murid SMA Chungdam dengan SMA Seoul Internasional. Ada juga Johnny, Winwin dan Yuta seakan mewakili SMA Chungdam.

Mereka terlibat percakapan alot, bahkan sesekali Yuta tersulut emosinya dan memukul siswa Seoul Internasional yang memakai baju sepak bola.

“aigo! Woohyun!” teriak Myungsoo.

Taeyong baru mengetahui bahwa nama murid yang baru saja dipukul Yuta itu adalah Woohyun. Taeyong tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Haruskah ia berlari ke tengah lapangan dan menghentikan mereka, atau justru itu malah akan percuma.

“hey Taeyong” sapa Doyoung.

“perkelahian ini akan sangat seru, kapan lagi sekolah miskin seperti kita akan melawan sekolah kaya. Bukan begitu, Kim Myungsoo?” Doyoung bertanya dengan nada sarkas.

“bu...bukan begitu... kami tidak bermaksud begitu... mianhae...” ujar Myungsoo.

“halah... aku tahu kalau sekolah kami tidak sebagus sekolahmu” ujar Doyoung.

“cukup, Doyoung. Jangan memperumit masalah. Myungsoo, lebih baik kau pisahkan mereka, kau ada di tempat kejadian kan? Kau pasti lebih tahu kejadian yang sebenarnya” tanya Taeyong.

“baiklah...” ujar Myungsoo.

Myungsoo berjalan ke tengah lapangan menengahi perkelahian mereka.

“oh, jadi ini shotgun basket mereka yang menyebabkan kekalahan itu” ejek Johnny.

“semiskin apapun sekolah kami, setidaknya kami bisa mengalahkan sekolah kaya kalian kan?” ejek Yuta.

“hentikan! Aku Kim Myungsoo dan aku mewakili teman-temanku... kami minta maaf” Myungsoo membungkukkan badannya 90 derajat di depan Yuta, Winwin dan Johnny.

“apa? Myungsoo... bangunlah! Tegakkan badanmu! Kau terima mereka mengejek sekolah kita sebagai sekolah yang korupsi?” ujar Howon tidak terima.

“bukankah itu kenyataan? Apa kalian tidak pernah sadar kenapa uang sekolah kalian amat mahal? Pasti uang kalian dikorupsi oleh petinggi sekolah kalian!” ejek Yuta.

“jangan asal bicara! Fasilitas yang kami terima sebanding dengan uang sekolah kami!” Woohyun angkat bicara.

“cukup!!!” Myungsoo berteriak lebih keras sehingga semuanya terdiam.

“sudah sejak awal posisi kita adalah tamu disini, dan kalian dengan seenak hati mengejek sekolah ini. Aku dari awal sudah memperingatkan kalian, namun kalian tidak mendengarku” Myungsoo berbicara pada teman-temannya.

“setiap sekolah pasti punya kekurangan juga, begitu juga sekolah kita. Daripada berdebat tidak ada habisnya, bahkan sampai bertengkar, apa salahnya kita minta maaf?” tanya Myungsoo.

“Myungsoo... kenapa kau membela mereka?” tanya Howon tidak terima.

“aku tidak membela... aku hanya ingin meluruskan...” kata Myungsoo.

“sudahlah... Myungsoo benar. Kita yang memulai duluan mengejek mereka. Ayo kita minta maaf” ujar Woohyun.

Sontak siswa-siswa Seoul Internasional membungkukkan badan mereka 90 derajat sebagai bentuk permintaan maaf mereka di depan tiga siswa Chungdam. Para siswa yang menyaksikan memberikan tepuk tangan dan bersorak riuh.

“baiklah kami terima permintaan maaf kalian. Lain kali jangan ulangi lagi” ujar Johnny dengan tatapan sinisnya.

Para siswa Chungdam pun kembali ke kelas. Sementara Yuta, Winwin dan Johnny meninggalkan lapangan dan kembali berkumpul bersama tim masing-masing. Siswa Seoul Internasional meninggalkan lapangan menyisakan Woohyun dan Myungsoo.

“Myungsoo... yang tadi itu keren sekali... tidak salah kau adalah kapten kami” canda Woohyun.

“aku... aku hanya tidak ingin suasana menjadi lebih panas. Aigo, bibirmu berdarah. Ikut aku agar kau bisa diobati” kata Myungsoo.

Taeyong dan Doyoung memimpin Myungsoo dan temannya menuju ke UKS. Selama perjalanan menuju ke UKS suasana menjadi sangat canggung karena Doyoung terus-terusan menarik Taeyong menjauh dari Myungsoo.

“yeah, ini UKS sekolah kami. Ruangannya kecil, kasurnya bau dan obatnya pun tidak lengkap” ujar Doyoung sesampainya di ruangan UKS.

“Doyoung, hentikan! Masalahnya kan sudah selesai” potong Taeyong.

“aku hanya mendeskripsikan saja, agar kalian berdua tidak kaget. Hahaha” Doyoung tertawa sarkas.

“ah, Taeyong... aku menjadi tidak enak denganmu... apalagi setelah peristiwa tadi...” kata Myungsoo.

“kenapa harus tidak enak denganku? Kan bukan kamu yang melakukannya... tenang saja, kalau Johnny sudah memaafkan, masalah sudah selesai” ujar Taeyong.

"ne, gomawo Taeyong" ujar Myungsoo menepuk pelan pundak Taeyong.
.
.
TBC
.
.
MERRY CHRISTMAS GUYSS 🎄🎄
.
VOTE AND COMMENT BELOW 😊😊

I'm Sorry I'm too IntrovertWhere stories live. Discover now