BRUK

Anak pirang itu menabrak Taeyong hingga mereka berdua terjatuh dengan posisi Taeyong tertimpa anak itu. Untunglah bola yang dilempar Taeyong masuk ke dalam ring dan menoreh angka untuk SMA Chungdam. Taeyong pun berusaha bangun dan mengulurkan tangannya untuk membantu anak pirang itu berdiri. Anak pirang itu hanya menatapnya sebentar lalu meraih tangannya.

"Taeyong, kau tidak apa-apa?? Ya! Kau melakukan pelanggaran!" Winwin menghampiri Taeyong dan langsung memarahi anak pirang itu.

"sudahlah, aku tidak apa-apa" Taeyong mendorong Winwin mundur.

Akhirnya tim Chungdam mendapatkan free throw yang dilakukan oleh Taeyong. Taeyong pun melempar bola pada Jaehyun. Jaehyun yang mendapat bola langsung menge-shoot bola namun gagal masuk ke ring.

"andwae" gumam Jaehyun.

Bola langsung saja direbut oleh tim lawan. Untunglah Taeyong sigap dan merebut bola dari lawan. Taeyong melakukan three point shoot dan bola berhasil masuk ke ring. Peluit panjang pun dibunyikan masuk.

"YEAH!!!"

Jaehyun dan Winwin buru-buru mengangkat Taeyong sambil berteriak kegirangan. Lalu mereka pun bersalaman dengan tim lawan.

"good game" ujar anak pirang itu pada Taeyong.

"kau juga bermain bagus" ujar Taeyong merendah.

"maaf tadi aku menabrakmu, kau tidak cedera kan?" ujar anak pirang itu.

"ya, untunglah kapten kami tidak cedera" ujar Winwin.

"ah, aku juga minta maaf ya" ujar Taeyong.

"aku Ji Hansol, kapten basket Busan Internasional. Sepertinya kau adalah kapten basket Chungdam. Bagaimana jika kita bertukar kaos?" tanya Hansol yang kemudian disetujui oleh Taeyong.

. . .

"teman-teman, bagaimana jika kita pergi ke makam Johnny. Kita ingat kan permintaan terakhir Johnny untuk memperlihatkan piala kemenangan kita padanya" ujar Taeyong.

"ah iya aku ingat" ujar Jaehyun.

"sayang sekali Johnny tidak bisa bersama kita" ujar Winwin sedih.

Sepulang dari sekolah, rombongan tim basket pun berangkat ke makam Johnny, mantan kapten mereka yang baru saja meninggal akibat kecelakaan motor saat mengikuti balapan liar.

Johnny pergi hanya beberapa minggu sebelum pertandingan ke Busan yang tentunya sangat mengejutkan bagi seluruh anggota tim basket. Taeyong memang tidak memiliki kenangan baik bersama Johnny karena biasanya Johnny bersikap sinis padanya yang merupakan anggota baru di tim basket. Yang lebih mengejutkan lagi adalah Johnny memilih Taeyong menggantikannya sebagai kapten basket. Dari situlah Taeyong baru menyadari bahwa Johnny selalu memperhatikan perkembangannya dalam bermain basket.

"kita sudah sampai" ujar Taeyong yang langsung turun dari mobil dan berjalan ke nisan makam yang dituju.

"hai Johnny, maaf mengganggu tidurmu. Eum, lihatlah piala yang kami bawa ini... kami bawakan untukmu. Piala setelah memenangkan pertandingan di Busan... kau senang kan?" ujar Taeyong di dekat nisan.

"Johnny, kami sudah datang... dan masalah kami dengan SMA Seoul Internasional juga sudah selesai. Ini semua berkat Taeyong" ujar Winwin.

"Johnny, awalnya aku merasa tidak pantas menerima posisi kapten ini. Tapi terima kasih telah mempercayaiku menjadi kapten baru... mohon bantuannya agar aku bisa jadi kapten yang baik..." ujar Taeyong.

"kapten, terima kasih telah menjadi kapten yang baik dan memenangkan pertandingan terakhir anak kelas 3 di SMA Chungdam. Maaf aku dulu meragukanmu jadi kapten" ujar Winwin pada Taeyong.

Taeyong menoleh ke arah Winwin di sampingnya. Untuk pertama kalinya Taeyong melihat Winwin tersenyum begitu tulus padanya.

"eum, sama-sama" Taeyong menepuk bahu Winwin pelan.

. . .

"aku pulang" Taeyong berteriak begitu sampai di rumahnya.

"Taeyong??"

Taeyong tersenyum saat mendengar suara kembarannya dari dalam rumah. Hingga beberapa detik kemudian Taeyong melihat Myungsoo berlari menuruni tangga dari lantai dua dan berlari ke arahnya.

"Apa hyung baik-baik saja dengan berlari seperti ini?" tanya Taeyong yang khawatir melihat Myungsoo di hadapannya dengan napas sedikit terengah-engah.

"Ya! Aku memang sakit tapi aku tidak akan mati hanya karena berlari" ujar Myungsoo yang membuat Taeyong tertawa.

"Oh iya, bagaimana dengan pertandinganmu? Ah seharusnya aku tidak bertanya, pasti kau menang!" seru Myungsoo.

"Ya, kau sudah tahu jawabannya" ujar Taeyong sambil terkekeh.

"Ah, adikku memang hebat" ujar Myungsoo sambil menepuk-nepuk bahu Taeyong.

"oh iya, hyung, bagaimana dengan persiapan pesta ulang tahun kita?" tanya Taeyong.

"ah itu... yang ku dengar dari appa dan eomma, pesta ulang tahun kita akan digelar di sini, di rumah kita" ujar Myungsoo.

"Wow, kurasa rumah ini akan cukup untuk menampung semua teman-temanku dan teman-temanmu" ujar Taeyong.

"Tentu saja, aku semakin tidak sabar menunggu hari ulang tahun kita!!" ujar Myungsoo dengan semangat.
.
.
TBC
.
.
Jangan lupa di vote yaa reader 😊😊

I'm Sorry I'm too IntrovertWhere stories live. Discover now