17. Mempesona pt 1

1.9K 256 25
                                    

Jeon Jungkook dan mempesona adalah dua kata yang tidak terpisahkan. Mempesona adalah definisi dari Jeon Jungkook, begitu juga sebaliknya. Sejak kelas satu SMA, Jungkook itu sudah terkenal. Dibincangkan oleh anak satu angkatan bahkan yang diatasnya.

Ia tentu senang karena diterima begitu baik di sekolah impiannya. Sampai akhirnya ia bertemu Jung Eunha di kelas dua. Kehidupannya mulai berubah saat itu. Hanya Eunha satu-satunya orang yang ia percaya. Gadis itu punya permasalahan yang sama dengannya.

"Kedua orang tuaku resmi bercerai." Jungkook mengucapkannya dengan nada amat sedih. Padahal hari itu mereka resmi menjadi murid kelas tiga.

"Hak asuhku berada di tangan appa-ku."

"Apa yang menjadi masalahnya, Kook?"

"Appa-ku meninggalkan rumah pagi ini dan ia mengatakan tidak akan kembali."

"Tidak bisakah kau pergi ke rumah eomma-mu?"

"Aku tidak ingat alamatnya. Lagipula, semua kontakku sudah di block olehnya."

Eunha itu gadis seangkatan Jungkook yang sama terkenalnya. Selain cantik dan pandai menari, Eunha itu masuk ke OSIS dan menjabat sebagai ketua komite kedisiplinan. Hanya saja ia selalu lemah jika dihadapkan dengan Jeon Jungkook.

Saat kelas dua, Eunha menemukan sekotak rokok di tas Jungkook saat sedang melakukan razia dadakan. Saat melihat betapa lelahnya mata pria itu, Eunha memilih untuk menyembunyikan kotak tersebut. Ia menemui Jungkook sepulang sekolah dan mereka menjadi teman dekat setelahnya. Saling berbagi cerita, tawa, dan air mata.

Jungkook tidak jatuh cinta, ia hanya butuh seorang teman untuk mencurahkan hatinya yang hancur. Berbeda dengan Eunha yang terlanjur jatuh ke dalam pesona pria itu. Jungkook itu hangat, baik hati, penyayang, sangat lembut, sampai kedua orang tuanya berpisah.

"Orang tuaku sudah lama bercerai dan tinggal berdua saja dengan appa-ku juga bukan sesuatu yang kuinginkan."

"Maaf."

"Tak apa. Aku mengerti perasaanmu, Kookie."

"Sakit sekali."

Eunha ingin Jungkook melihatnya dengan cara yang sama. Maka dari itu, Eunha merendahkan dirinya ketika menanyakan hal selanjutnya. Ia pikir tak ada cara lain selain melakukan itu.

"Maukah kau menghilangkan rasa sakitmu itu?"

Jungkook menoleh, "Bagaimana caranya?"

"Aku bisa membantu melupakannya dalam sekejap." Eunha tersenyum. "Maukah kau menjadikanku teman dengan keuntungan?"

Begitulah sextape itu terbuat. Jungkook yang sedang berantakkan menerima ajakkan Eunha dan mereka pergi ke rumah gadis itu. Tak ada appa-nya disana. Eunha memberi ide untuk merekamnya dengan alasan bahwa jika Jungkook butuh sesuatu untuk melupakan rasa sakitnya, ia bisa menonton video mereka lagi. Sayangnya, Jungkook tidak tahu bahwa sextape dari ponsel yang tidak terlalu canggih pada masanya itu justru menjadi bumerang bagi dirinya.

Begitu juga dengan Eunha. Sextape itu hanya merugikan mereka berdua. Terutama untuk Eunha, karena tak ada perasaannya yang terbalaskan setelahnya. Jungkook justru memintanya menghapus video itu keesokan harinya dan memintanya untuk tidak menjadi temannya lagi.

***

Taehyung berharap ia tidak melihat koran yang diletakkan di sembarang meja di lokasi syutingnya. Ia berharap tak melihat wajah pria itu di halaman utama.

Sangat mempesona. Berdiri tegak dalam balutan jas hitam. Hanya saja gadis dengan dress merah cerah disampingnya membuat hati Taehyung teriris. Apalagi tangannya bergelayut di bisep yang cukup terbentuk di jas Jungkook itu. Entah hanya harapannya saja atau bukan, tapi senyum Jungkook terlihat sangat dipaksakan.

Hyungsik juga tidak perlu menjadi paranormal untuk tahu bagaimana perasaan Taehyung saat ini. Berita bahwa Jung Eunha dan Jeon Jungkook bertunangan itu tersebar sangat cepat ke seluruh Korea Selatan. Itu juga yang Hyungsik tidak mengerti. Bukankah kemarin-kemarin Jungkook masih menjadi tunangan Taehyung?

"Menjadi seorang hwarang itu tidak boleh lemah, Taehyung."

Taehyung segera membuka korannya lebar-lebar dan membaca kolom asal. Hyungsik terkekeh karena tingkahnya.

"Jadi, apakah ini lampu hijau untukku?"

"Apa maksudnya, hyung?" Taehyung mengintip dari balik koran. Dahinya mengerut tidak mengerti.

"Kau bukan milik Jungkook lagi 'kan? Kalau begitu... Bisakah aku menjadi calon pemilikmu selanjutnya?"

Semempesona apapun senyuman bergigi milik Park Hyungsik, itu semua tak sama dengan Jungkook. Semanis apapun perlakuannya, itu tidak sama dengan Jungkook. Taehyung hanya melihat pria yang lebih tua dihadapannya ini sebagai seorang kakak, seperti Namjoon.

"Kau pikir aku barang, hyung?"

Taehyung sedang tidak ingin bercanda sekarang. Alisnya yang menukik tajam itu menjelaskan bahwa ia sedang marah. Hyungsik mengulurkan tangan untuk mengusap punggung tangan pria itu. Secepat tangan itu sampai, secepat pula tangan itu di tepis oleh Taehyung.

"Kau berkata seolah aku adalah barang yang dengan mudahnya berpindah milik."

"Bukankah Jungkook juga sering mengatakan bahwa kau itu miliknya? Apa bedanya?"

"Jungkook itu berbeda!" Suara Taehyung naik pitam dan ia bangkit berdiri. "Dia memang memilikiku. Dia memang memiliki hatiku!"

Hyungsik menatap Taehyung tidak percaya. Polos dan bodoh itu sama saja kalau datangnya dari seorang Kim Taehyung, pikirnya. Ia menyunggingkan sebuah senyuman yang lalu berubah menjadi tatapan dingin.

"Bagaimana denganmu? Apakah kau masih memiliki hatinya juga, Kim Taehyung?"


Definisi Jeon Jungkook || KookV (RECONSTRUCTION)Where stories live. Discover now