8. Benci Kekalahan

2.6K 315 51
                                    

Jungkook benci kalah. Apalagi kalah dalam mempertahankan Taehyung. Maka dari itu ia berjanji untuk selalu memenangkan pria itu apapun taruhannya. Nyawa juga bukan masalah bagi Jungkook.

Pria berambut arang itu tidak perlu terkejut ketika menemukan surat bersegel mawar di depan pintu rumahnya. Meski sudah lama ditinggalkan, bukan berarti Jungkook melupakan ciri khas tersebut. Surat itu pasti dari seorang pejabat penting.

"Dari tuan Jeon."

Karena jika menyebutnya dengan appa, ada sesuatu yang membuat hati Jungkook sakit.

"Untuk Jeon Jungkook."

"Kau seharusnya menjadi penerus perusahaan Appa, tapi yang kau lakukan hanya membuat malu. Balapan liar, berkelahi, memukul wanita, dan parahnya adalah berhubungan sesama jenis. Kim Taehyung namanya, hm? Tinggalkan dia, Jungkook."

Bukan tentang bagaimana rindunya seorang ayah pada anak sulungnya. Bukan juga tentang betapa beliau menginginkan reuni keluarga kecil mereka. Akan tetapi tentang kelanjutan perusahaan. Juga sedikit ancaman yang membuat jemari Jungkook meremas surat itu dengan mata memerah.

Ternyata tidak cukup dengan meninggalkannya lima atau enam tahun lalu. Pria yang hampir ia amnesiakan dalam kepalanya, telah kembali dan berusaha menghancurkannya lagi. Lebih tepatnya menghancurkan definisi kebahagiaan untuk Jeon Jungkook.

"Atau kau bisa bertanding dengan appa." Jungkook membaca kalimat terakhir. "Pemenang dapat mengajukan keinginannya dan semua ini akan dipertimbangkan."

***

Maka di penghujung April 2019, satu-satunya keturunan pria dari marga Jeon itu menginjakkan kaki di tempat yang ditentukan. Sebuah arena tinju yang terletak di tengah kota Seoul yang padat. Hanya berbeda satu lantai dengan klub malam yang berisi para orang penting.

Park Jimin diminta Jungkook untuk menyelinap disana. Dengan setelan jas mahal dan rambut pirang, pria itu duduk tak jauh dari ring dan memusatkan pandangan pada sahabatnya.

"Tuan Jeon sebentar lagi akan datang." Ucap seorang wanita berpenampilan molek yang diduga sebagai sekretaris pribadi Tuan Jeon.

Kolega dari perusahaan tuan Jeon berada disana dan Jungkook tahu itu. Mata mereka memandang langsung ke arah dan semua gerak-geriknya. Mulai dari ia masuk ke dalam ring dan bersandar di salah satu tiang. Kedua tangannya ia lipat di depan dada. Sepertinya, sang appa sudah memperkenalkannya secara sepihak kepada para koleganya.

Memikirkan akan melanjutkan Jeon corp. hanya membuat Jungkook berdecih. Bertepatan dengan pintu utama yang terbuka lebar dan sang appa masuk ke dalam ruangan. Ia telah bertelanjang dada meski jubah merah besar menutupi sebagian besar tubuhnya.

Senyumnya dingin. Jungkook hanya menunduk hormat sejenak sebelum melakukan senyum yang sama. Semua orang pun tahu bahwa mereka berdua memang memiliki hubungan darah.

"Para hadirin yang terhormat." Sapa tuan Jeon. "Malam ini, aku akan memperkenalkan putra sulungku, Jeon Jungkook."

Tepuk tangan meriah terdengar. Jimin masih terus mengamati.

"Dia adalah pria yang kuat dan berotak cerdas. Jika malam ini dia menang, aku akan menuruti permintaannya dan begitu juga sebaliknya. Kalian semua adalah saksi disini, karena aku sangat mempercayai kalian."

"Suatu kehormatan bagi kami, tuan Jeon."

Jeon Junmyeon tersenyum, jauh berbeda dari yang diberikannya pada Jungkook. Dasar penggila martabat, kata Jungkook dalam hati.

"Semoga kalian menikmati."

Kalimat itu menutup perbincangan kecil mereka. Junmyeon ikut masuk ke dalam ring dan melepaskan jubahnya disana. Sang sekretaris langsung mengambilnya dan disampirkan di lipatan tangan kirinya.

Definisi Jeon Jungkook || KookV (RECONSTRUCTION)Where stories live. Discover now