13. Tuan Sibuk

1.8K 248 26
                                    

Oh ayolah, Jungkook sangat benci saat-saat dimana ia tak bisa bertemu dengan Taehyung. Kalau dulu ia hanya membenci jam kuliah, kini ia membenci tumpukkan berkas tak berguna di meja barunya.

Ya, Jungkook-camkan bahwa ia sangat terpaksa melakukannya-sudah mulai menjalankan tugasnya sebagai anak tunggal pria dari Jeon Junmyeon.

Yang membuatnya lebih kesal lagi adalah Tuan Jeon Tak Tahu Diri itu menyita ponselnya dengan alasan supaya ia fokus bekerja pada masa percobaannya. Jungkook menggeram mengingat sudah hampir 8 jam lamanya ia tak mengirim kabar apapun pada sang tunangan.

Kira-kira, apakah Taehyung sedang mengkhawatirkannya? Atau sedang disibukkan dengan jadwal syuting yang makin padat?

"Tuan Jeon Muda, apa yang membuat wajahmu semurung itu?"

Jungkook tidak perlu terkejut ketika sang appa memasuki ruangannya tanpa mengetuk lebih dulu. Pria yang lebih tua itu langsung duduk di sofa yang tak jauh darinya sambil memandang jauh keluar jendela besar. Matahari hampir terbenam selagi Jungkook menghela nafasnya.

"Tidak bisakkah Anda mengembalikan ponselku sekarang juga?"

"Tak ada yang dapat kulakukan. Kalau semangat kerjamu masih sekecil biji anggur begitu, maka ponsel ini akan semakin lama berada di tanganku."

"Setidaknya biarkan aku mengirim sebuah pesan."

"Dan apa yang akan kudapat setelahnya?" Junmyeon tersenyum.

"Kau bisa memerintahku sesukamu untuk satu minggu ke depan."

"Baiklah. Sesukaku 'kan?" Junmyeon berjalan mendekati meja kerja Jungkook dan meletakkan ponsel pria itu disana. "Kuberi kau waktu dua menit. Dimulai!"

Jungkook memutar mata, namun tetap menuruti perintahnya. Ia segera membuka aplikasi pesan dan mencari nama kesayangannya. Oh, ternyata ada sepuluh pesan lebih dari Taehyung tentang betapa ia merindukan Jungkook. Salah satunya berisi seperti ini:

"Kookie, merindukanmu seperti bermain judi tahu? Tidak tahu kapan akan bertemu dengan sebuah kemenangan. Sama seperti aku yang tidak tahu kapan akan bertemu denganmu." Lalu Jungkook tertawa.

"1 menit, Jeon Jungkook."

Jungkook segera mengetikkan balasan pesan untuk Taehyung. Dalam hati ia sudah memaki kasar pria tua dihadapannya yang bermimik wajah senang. Iya, senang mempermainkannya.

"Ting! Waktumu habis, lover boy." Junmyeon menarik paksa ponsel itu dari sang pemilik. Jungkook hanya bisa berdecak. "Besok kau harus ikut rapat denganku, Jungkook."

"Apakah itu akan menjadi sebuah kehormatan bagiku?"

"Oh, tentu saja. Kau harus mempersiapkan materi dari proposal yang sedang kupelajari."

"Kalau begitu dimana Anda menyimpan salinan proposalnya?"

"Aku tidak punya salinan dan juga tidak akan memberikanmu data yang asli."

Dahi Jungkook mengernyit dalam. "Kalau begitu berarti tugasku hanya mendengarkan Anda besok."

Senyum Junmyeon semakin lebar dan Jungkook tahu sesuatu yang buruk akan menimpanya.

"Tidak tahu juga. Mungkin besok aku akan berpura-pura pusing dan meminta kau menggantikanku di depan para klien."

Jungkook ingin protes, namun Junmyeon tak memberikannya kesempatan. "Menolak? Kebingungan? Itu hanya akan membuatmu dihina orang lain, Jeon Jungkook."

Dua tepukkan di bahu membuat Jungkook sadar bahwa mulutnya tanpa sadar melongo sejak beberapa detik lalu.

"Bersiaplah. Jangan mempermalukan dirimu sendiri, Tuan Jeon Muda."

***

Dari: Kookie Milikku!
Dan kau tahu, Tae? Merindukanmu itu sama seperti menahan kentut. Sangat menyakitkan dan baru akan lega setelah dikeluarkan. Jadi, ayo melepas rindu setelah kesibukkan ini berakhir, Tae.

Taehyung mengerucutkan bibir saat membaca balasan tersebut. Sudah dinantikan selama delapan jam lebih, tapi persamaan yang Jungkook pilih adalah kentut.

Kenapa harus kentut sih? Tidak manis sama sekali, pikir Taehyung.

"Untung saja aku mencintainya." Gerutu pria itu.

"Mencintai siapa, Taehyung?" Tanya Hyungsik.

"Jeon Jungkook, hyung."

"Tunanganmu?"

Taehyung mengangguk dan matanya memandang keluar jendela mobil Hyungsik. "Dia pria bergigi kelinci supersibuk yang sialnya sangat romantis."

"Dibanding romantis, aku lebih memilih kata 'menyeramkan' tahu."

"Tidak ada kelinci yang menyeramkan, hyung."

"Hanya ada satu dan itulah kelincimu si Jungkook. Karena ucapannya tempo lalu, hwarang hyung yang lain tidak ada yang berani mendekatimu lagi, Taehyung."

Hyungsik tertawa dan Taehyung menoleh ke arahnya dengan salah satu alis terangkat.

"Hwarang hyung yang lain? Lalu bagaimana denganmu sendiri, hyung?"

Pria yang lebih tua dengan mata sipit penuh kebahagiaan itu memandangnya. Lampu merah menghentikkan laju mereka ke arah rumah Taehyung.

Benar sekali, Hyungsik memaksa untuk mengantarnya pulang dengan alasan Jungkook yang tak bisa menjemputnya karena sedang supersibuk. Padahal Taehyung sudah menolaknya dan berniat menelepon Namjoon untuk pulang bersama.

"Kalau aku..." Hyungsik sengaja mengulur waktu. Jemari tangan kirinya bergerak mendekati tangan Taehyung yang diletakkan di paha, namun pria itu lebih dulu menariknya menjauh. "Tidak takut dengan Jungkook."

"Kenapa? Katamu dia menyeramkan."

"Dia memang menyeramkan, tapi kau tahu tidak? Seekor singa pun bisa kehilangan mangsa kesayangannya jika ia tidak bertindak lebih cepat dari rubah licik yang ingin mengambilnya."

Taehyung ingin bertanya lebih lanjut tentang apa maksudnya itu, namun Hyungsik sudah terlanjur sibuk dengan lampu hijau yang menyala. Pria manis itu pun menyimpan pertanyaannya dan berniat menanyakannya pada Jungkook nanti.

Hah... rindu sekali rasanya pada pria yang satu itu. Sama seperti Jungkook, Taehyung juga sangat membenci saat-saat dimana ia tak bisa menemui Jungkook.

Sebenarnya apa yang membuatmu sesibuk itu? Apa yang kau lakukan diluar sana, Jeon Jungkook?

***

Hyungsik mulai beraksi 😂😂

Definisi Jeon Jungkook || KookV (RECONSTRUCTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang