16. Perfeksionis

1.9K 257 27
                                    

Jungkook itu terlalu teliti dan nyaris menjadi sosok perfeksionis. Atau dia memang sudah terlanjur memiliki sifat perfeksionis. Dibanding memikirkan hal buruk tentang Taehyung dan Oh Sehun, pria itu memilih menyibukkan diri dengan perusahaannya. Ini waktunya balas dendam. Ia harus bisa membuat ayahnya berbalik bertekuk lutut padanya.

Sayangnya, kejanggalan yang ia temukan bukan berasal dari perusahaannya sendiri. Melainkan dari perusahaan aliansi yang mengadakan pertemuan malam ini dengannya. Oh, mungkin bukan hanya satu orang yang akan ia jatuhkan-Jungkook tersenyum-melainkan dua orang sekaligus. Sama seperti peribahasa lempar satu batu, kena dua burung.

"Jeon Jungkook." Panggil sang ayah dari pintu yang lagi-lagi tak diketuk lebih dulu. "Waktunya telah tiba."

***

"Tahu lagu DNA tidak, Kook?" Tanya Eunha sebelum menyisip gelas wine di tangannya. "'Jangan khawatir, my love. Semua ini bukan kebetulan.'"

Jungkook berdecak tidak minat. "Kau sudah mengetahuinya sejak lama 'kan?"

"Selalu tepat dugaanmu, Jungkook."

"Kapan tepatnya, Jung Eunha?"

"Di hari dimana aku memintamu menjadikanku teman dengan keuntungan, aku sudah tahu bahwa kau akan menjadi penerus di Jeon Corporation."

"Jadi, karena harta kau berteman denganku?"

"Ya, tapi rupa dan sifatmu juga membuatku jatuh cinta. Jadi itu hanya nilai plus."

"Dan dirimu, Jung Eunha," Jungkook merapikan dasinya sebelum bangkit berdiri. Matanya memandang rendah gadis di hadapannya sembari berkata, "Adalah a whole minus untukku. Jika kita bersama, hanya akan ada angka nol yang tercipta."

Maksud Jungkook adalah jika keduanya bersama maka hanya akan terjadi nol interaksi, nol kebahagiaan, dan nol cinta. Eunha menggeram sebelum berjalan mengikuti pria itu. Arahnya ke toilet dan ide cemerlang langsung muncul di kepala gadis itu.

Butuh waktu tiga menit sampai pintu toilet kembali terbuka dan sosok Jungkook muncul. Gadis itu tiba-tiba menarik pergelangan tangan Jungkook dan meletakkannya tepat di dinding sebelah kepalanya. Sedangkan tangannya yang bebas menekan pelan dada pria itu.

"Apa yang sedang kau-"

"STOP, JUNGKOOK! STOP! KITA TIDAK BISA MELAKUKANNYA SEBELUM SAH!"

"Gadis sialan!" Maki Jungkook sembari menarik tangannya. "Apa sih maumu, Jung Eunha?"

"Putuslah dengan Taehyung. Hubungan kalian sudah tak ada gunanya lagi, Kook."

"Kenapa kau berbicara seperti itu?"

"Karena malam ini kita mulai dijodohkan dan publik tidak akan mempercayainya jika masih melihat kelakuan gay-mu di luar sana."

"Aku berharap bisa merobek mulutmu saat ini juga."

Eunha menatap Jungkook yang mengepalkan kedua tangannya dengan senyuman menantang. Tidak mungkin seorang Jeon Jungkook melakukan kekerasan fisik kepada calon tunangannya 'kan? Apa yang akan dikatakan kolega ayah mereka berdua nantinya?

"Kau tidak lupa dengan tape percintaan kita 'kan, Jungkook? Aku bisa memberikannya kapan saja loh~"

"Lihat saja apakah kau berani melakukannya atau tidak."

"Tentu saja aku berani." Eunha masih tersenyum. Kali ini kedua tangannya dilipat di depan dada.

Giliran Jungkook yang tersenyum miring dengan salah satu alis diangkat. Tampangnya itu membuat Eunha makin jatuh cinta. Betapa ia suka pria di hadapannya itu. Betapa ia suka Jungkook saat SMA, bukan Jungkook yang dingin. Bukan Jungkook yang mencintai seorang pria.

"Yakin?" Tanya Jungkook. Ada nada jahil di dalam suaranya yang Eunha tidak mengerti. "Walaupun konsekuensinya adalah perusahaan ayahmu yang bangkrut, hm?"

***

Taehyung tidak mengerti kenapa ia harus mengalami permasalahan cinta yang sama. Menggulingkan badannya kesana kemari sama sekali tidak membuatnya mendapat sebuah jawaban. Sampai akhirnya ia berhenti dan memilih untuk berolahraga pagi.

Pria bersurai cokelat itu memakai hoodie abu dan training hitam. Ditambah dengan sepasang headset yang terpasang di telinganya. Ada sebuah lagu yang beberapa hari belakangan ini ia putar terus-menerus. Terlanjur memasukkan ponsel ke saku hoodienya, Taehyung jadi malas untuk mengganti lagu itu.

Tak mengerti...
Apa yang telah terjadi...

"Biarkan sajalah." Kata Taehyung pada dirinya sendiri.

Hanya saja, mood pria itu justru semakin memburuk. Setelah berlari selama setengah jam, Taehyung-yang memang dasarnya jarang olahraga-berhenti di bangku taman dekat sungai Han. Pria itu meneguk minuman ion yang ia beli sampai kalengnya kosong.

"Jadi ingat Jungkookie..."

Matanya yang besar itu kadang tidak menguntungkan. Karena dengan begitu, ia melihat sesuatu yang seharusnya bisa luput dari pandangannya. Kaleng itu remuk dengan sendirinya dan jatuh berdesing ke bangku taman. Mata mereka pun perlahan bertemu dan Taehyung bersiap untuk lari lagi.

"TAEHYUNG!"

"TAE, JANGAN PERGI!"

Kakinya melawan keinginan hatinya atau justru sebaliknya. Taehyung mematung di tempat dan tak sanggup menoleh ke sumber suara yang makin mendekat. Kemudian, terasa sebuah tarikan di tangannya yang lembut. Lalu, kehangatan yang sudah lama ia rindukan dari seseorang datang mengikuti.

"Yang kau lihat itu bukan apa-"

"Aku tidak buta."

"Mengertilah, Tae, ini untuk perusahaan. Aku sama sekali tidak berniat menjalin hubungan dengannya."

Taehyung menoleh dan tanpa sadar matanya sudah sangat panas. Ia ingin memukul dada Jungkook sekeras mungkin lalu menangis dalam pelukannya. Juga bertanya apa maksudnya semua ini? Kenapa mereka terjebak di sebuah labirin cinta yang entah berada dimana jalan keluarnya. Yang entah ada rintangan apa selanjutnya.

"Lalu bagaimana denganku, Jungkook?" Suaranya pecah. "Mengertikah kau? Aku merindukanmu!"

Taehyung menyuarakan isi hatinya meski ia ingin marah. Marah karena Jungkook dan gadis yang mendatanginya tempo lalu itu melakukan photoshoot di jembatan sungai Han. Dikelilingi beberapa mobil mahal dan mengkilap dengan karangan bunga mengucapkan selamat.

Jika pertunangan antar anak pemilik perusahaan itu hanyalah sebuah kepalsuan, bagaimana dengan video yang Taehyung tonton sambil menangis tempo lalu? Apakah itu juga hanya sebuah editan? Atau... sebuah kenyataan?

Aku juga merindukanmu. Jauh lebih rindu.

"Kau itu terlalu perfeksionis." Ucap Taehyung. "Sampai aku tidak tahu apakah kau masih mencintaiku atau kau hanya berakting mencintaiku, Jeon Jungkook."

Kau tak lagi sama...
Engkau bukan engkau...

"Tentu saja aku mencintaimu! Apa yang membuatmu meragukanku, Taehyung?"

***

Lagu yang di denger Tae itu judulnya Dengan Caraku yaa ;)
ps: aku baper sama lagu itu dan pas aja sama alurnya hehe

Definisi Jeon Jungkook || KookV (RECONSTRUCTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang