part 4 - Jiwa Stalker

Start from the beginning
                                        

"Loh, mau ke mana?" tanya Noura bingung.

Alle tidak menjawab. Motornya justru berhenti di depan sebuah minimarket.

"Mau ikut atau tunggu?" tanya Alle.

"Ikut dong!" seru Noura bersemangat, langsung turun dari motor.

Alle masuk ke minimarket. Noura langsung berlari ke arah freezer es krim, matanya berbinar kekanak-kanakan.

Alle menuju rak pembalut. Di sana, ada seorang pria yang tampak kebingungan. Saat Alle berdiri di sampingnya, pria itu menoleh.

"Eh... anu, lo bisa bantu gue nggak?" ucapnya kikuk.

"Apaan sih?" jawab Alle ketus.

Pria itu ternyata Reygan—yang seharian tadi terus mengajaknya bolos. Wajar kalau Alle kesal.

"Itu... anu..." Reygan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ngaco. Gue tinggal," ucap Alle dingin.

"Itu... kalau cewek lagi datang bulan, pake yang mana?" tanyanya dengan polos, menatap deretan pembalut.

Alle mendesah pelan, lalu mengambilkan satu untuk Reygan. Tanpa sepatah kata, ia langsung berlalu.

Reygan mengekori Alle hingga ke kasir.

Noura sudah memakan dua es krim, kini melahap es krim ketiga.

"Mbak, gabungin aja belanjaan dia sama punya saya. Saya yang bayar," ucap Reygan sambil mengeluarkan dompet.

Alle langsung merebut belanjaannya. "Nggak usah."

"Padahal niat gue baik loh," Reygan menatap jengkel.

"Gak perlu," ucap Alle dingin, lalu membayar sendiri dan keluar.

Kakaknya sudah berada di atas motor.

Alle memakai helm dan tanpa basa basi menjalankan motornya dengan kecepatan Rossi nya.

Sesampainya di depan gerbang, Alle segera membunyikan klakson agar pintu dibuka.

"Bidadari pulang...!" seru Noura riang.

Dera muncul dari dalam rumah dengan wajah heran.
"Alle mana?" tanyanya ketika melihat Noura seorang diri.

"Hadir, Bun." Alle datang dari arah pintu utama. Ia baru saja memasukkan Vespanya ke bagasi.

Noura tanpa ragu memeluk Dera. "Bun, capek!!!"

"Ish, manja," ledek Alle.

"Iri aja, wlee!" sahut Noura cepat.

"Mandi gih, kamu bau," ujar Dera menggoda.

Noura melepas pelukan dan spontan mencium bahunya sendiri. "Enggak ah, Bun."

"Bau! Mandi sana," ucap Dera lebih tegas.

"Iya, iyaaa..." Noura akhirnya menyerah dan masuk kamar. Alle pun, tanpa perlu disuruh, langsung menuju kamar mandi.

Selepas membersihkan diri, seluruh anggota keluarga berkumpul di meja makan. Malam itu terasa berbeda karena Keno pulang lebih awal dari biasanya.

"Bun, besok dinner yuk?" ucap Keno mendadak, membuat Dera menoleh penuh tanda tanya.

"Yuk. Nanti aku bilang anak-anak."

"Gausah ajak mereka."

"Loh, kenapa?"

"Aku pengen berdua aja sama kamu," jawab Keno sambil tersenyum dibuat-buat.

Dera menahan tawa. "Ih, ganjen."

"Aku kangen sama kamu, Adera. Kangen kita dulu."

Pipi Dera memanas mendengar itu. Ia hanya mengangguk malu-malu, dan senyum Keno pun mengembang penuh kemenangan.

Introvert - CompletedWhere stories live. Discover now