Kedua

55 1 1
                                    


Aku pun mendekati pelatihku karna ia memanggilku

"Siap, Ada apa komandan Yos..?" karna aku sudah akrab maka ku panggil ia komandan, namanya sebenarnya adalah Adiyoso.

"Kamu itu kenapa Senja, bengong mulut terbuka kaya orang idiot " tanya pelatih ku, ya begitugaya bicara pelatihku pedes.

"Itu anak baru ya komandan, kok nggak pernah lihat ?" jawabku

"Enggak, dia anak kelas 11 IPA 2 tapi dia baru ikut tari, wah ternyata matamu masih sehat ya" jawab pelatihku sambil merokok an mengeluarkan kepulan asap rokoknya dan tertawa.

Tiba-tiba pelatihku berteriak

"Semuanya kumpul kesini" ia kembali menghisap rokoknya, setelah itu dia berbicara

"Kita kedatangan anggota baru perempuan cantik, ayo berdiri" sambil menunjuk wanita itu

Ku lihat wajah wanita itu memerah karena malu dan dia pun berdiri

"Yakk ini dia anggota baru kita, yang akan diwawancarai oleh Senja" ucap pelatihku sambil menunjuk ku.

Aku pun bengong lagi melihat wajah wanita itu hingga pelatihku

"Senja ! senja ! senja woy senja". Aku pun kaget dan langsung berdiri "Siap Komandan"

"Siap siap. Siap apa senja ?"tanya pelatihku

"Siap anu komandan"jawabku sambil meringis dan garuk-garuk kepala karena aku enggak tau. Dan semua orang tertawa mengejek ku.

"Ooona aanu.. Wawancarai anak baru ini" kata pelatihku.

"Loh..Wawancarai gimana komandan ?"tanyaku bingung

"Yaa kayak ditv tv itu loo senja" kata pelatihku, yaudah akupun langsung memulainya dengan tanpa basa basi.

"Assalamu'alaikum warahmatullohi wabarokatuh" ku ucapkan salam sebagai pembuka tapi tiba-tiba.

"Stop. Tunggu sebentar kurang pas kamu senja.. Ini buat mic" sambil melempar buku ke arahku.

"Hadehhhh" sambil menghela nafas.

"Nah gitu kan cocok kaya ditv tv gitu to, ayo diulangi lagi" sambil tertawa dan sesekali menghisap rokoknya

"Assalamu'alaikum warahmatullohi wabarokatuh" dengan suaraku yang keras, ku ulangi lagi salam ku dan sambil memegang buku sebagai mic dan semuanya pun menjawab "Wa'alaikumsallam".

Aku pun sambil melirik wajahnya yang keoverdosisan gula, dia tertunduk malu menyembunyikan tawa dibalik senyumannya, karena berada ditengah kekonyolan yang diciptakan pelatihku.Sebuah senyuman yang penuh dengan kelembutan mungkin malu melihat kelakuanku. Aku pun melanjutkannya

"Saudara-saudara kita punya anggota baru, jadi kita harus tau namanya. Betul apa betul ?" seperti pembawa acara aku mengatakannya.

"Betuullllllll" sorak teman -temanku yang laki-laki juga kepo namanya.

Sekali lagi aku melirik wajahnya yang semakin memerah seperti jambu merah, setelah aku bericara seperti itu

"Tenang - tenang. mari kita tanyakan langsung pada narasumber kita. Saudara narasumber siapakah nama anda sebenarnya ?" dengan kekonyolan ku aku menanyakan sebuah nama. Ya itulah aku

"Namakuu..." sebuah suara yang muncul dari mulut mungilnya yang membuat hati siapa tak bertanya - tanya.

Lalu dia melanjutkannya

"Namaku Dinda Saraswati, tapi kalian bisa memanggilku Dinda. Aku anak kelas 11 IPA 2" seperti alunan nada yang lembut terdengar, mengabarkan pada isi jiwa bahwa Dinda namanya.

"Sebentar.. sebentar... saudara narasumber, saya kan belum menanyakan panggilan anda, yang tenang saudara narasumber jangan terburu-buru" ucapku sambil tertawa.

"Ya" hanya jawaban cuek yang menandakan ia tak suka candaan ku.

"Apa nama panggilan dari saudara narasumber ? apakah Dinda, apakah Saras, apakah Wati saudara Budi" aku bertanya sambil mengarahkan buku yang menjadi mic ke mulut Dinda.

"Astagfirullah.. Dinda" dia menjawab sambil menghela nafas kesal padaku.


Aku pun sontak terdiam lagi sambil mulut terbuka mendengar sebuah nama pemilik senyuman yang membekas pada rasa, sebuah misteri yang telah terpecahkan yang berlandaskan sebuah senyuman.


Ratapan HujanHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin