Pertama

121 2 0
                                    


Aku membuka jendela dengan kerinduan yang mendalam, bertanya kepada semesta "Apakah dia sudah melupakan ?", semilir angin mengoyak hati untuk berkhianat pada sunyi, ditemani segelas susu yang berwarna putih, ruang hati jelas merindu wajahmu duhai sang kasih. Aku bingung kenapa tidak ada rasa manis, dan jiwaku bercanda "Karena yang manis telah luntur bersama kenangan - kenangan yang telah habis". Dan akupun menyadari, bahwa tubuh ini telah ditinggal sendiri. Semua Itu hanyalah angan yaitu sebuah kenangan yang memberontak untuk dillupakan

Aku duduk diluar rumah dengan menikmati segelas susu, dan teringat sebuah kenangan pilu. Dulu aku tak tau apa itu cinta, yang ku tau hanyalah teman yang selalu menemani di ketiadaan, tak lama rintikan hujan pun jatuh mengawal jiwa yang lusuh , catatan masa lalu pun mulai terbuka pelan, sebuah wajah yang mengajarkan ku arti pengorbanan, perhatian, kesabaran tapi di akhir sebuah penghianatan menjadi jawaban.

Ku minum lagi susu ini sambil menikmati deraian kenangan hujan di pagi hari, sebuah suka duka menjadi keselarasan. Ku ingat saat kita bertemu pertama kali di sekolahan, sebuah tatapan yang pelan ,yang membuat hati ini merasa mendapat cobaan. Senyum mu membunuh sunyi, menguap sepi, dan membangunkan sukma ini.


Aku pun hanya terpana diam, bungkam seperti ditikam, tak sakit namun membekas meskipun senyum mu telah terlepas dari pandangan. Disetiap langkah ku aku bertanya "Mengapa senyum itu tak mau hilang..?" sambil tertawa, pikiran yang tak mau melupa siapa dia yang tak bernama, runtuhnya tembok hati hanya dengan sebuah lirikan dan senyuman. Rasanya ku ingin membaca seluruh buku diperpustakaan, untuk mengerti apa yang sedang kurasakan. Ingin ku pecahkan arti sebuah senyuman yang dia berikan, seperti menggunakan rumus fisika, ataupun matematika tapi arti senyum mu lebih rumit hingga otak ini terasa terjepit. Dan akupun berharap senyum itu masih awet tahan lama tak ada tanggal kadaluwarsa sehingga diriku bisa menikmati kapan saja.

Ku minum lagi susu yang masih hangat, sebagai pengganti dia yang tak mengingat.

Waktu itu, aku pergi ke aula tempat biasanya untuk latihan tari karna ada panggilan untuk berkumpul, aku terpana dengan sebuah pesona seorang wanita yang begitu anggun dan rupawan. Sebuah tarian yang ia tarikan, membuat harapan didalam pikiran

"Apakah aku bisa menari bersamanya..?" harapanku ketika melihat ia sedang menari. Dan seketika aku bengong dengan mulut terbuka melihat ia menari.

"Woy Senja.. woyy" lamunan ku pecah ketika suara keras memanggilku.

Iya nama ku adalah Senja, lengkapnya Senja Akhza yang artinya langit senja, mungkin karna lahirku saat senja aku diberi nama Senja oleh ibuku. Aku adalah tipe orang yang suka bercanda, tapi adakala bisa serius, yang penting itu jangan digabung waktu serius dicampur bercanda, itu namanya enggak menghormati. Aku suka puisi, tari, futsal, sejarah tentang jawa, dan aku juga suka musik.

Dan ternyata yang memanggilku seperti orang mau ngajak berantem itu adalah pelatih ku, aku ikut tari tapi aku baru pertama kali melihat wanita yang senyumannya yang begitu mempesona, hingga masuk dan tunduk hatiku melihat pesona dia.


Ratapan HujanWhere stories live. Discover now