04. Reinkarnasi Dewasa

222 88 159
                                    

Terlahir kembali dengan kesendirian, bertahan dengan segala keadaan, dan menghirup udara di kota lain dengan penuh keberanian.

-An

Kita terbungkus dengan takdir, berbalut keberuntungan dan juga berlainan dengan nasib buruk yang mengitari kehidupan selama kita bernapas.

-Ne

Bila dunia satu memberi kesan berbeda, coba ciptakan dunia kita sendiri dengan keyakinan yang kita tumbuhkan dan tak surut oleh ketakutan serta keputusasaan.

-Si

😍HAPPY READING GUYS😍

Pagi menyelinap masuk ke dalam hari berat yang harus ku jalani diiringi detak jantung yang tak seirama dan nafas yang kesal untuk dikeluarkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi menyelinap masuk ke dalam hari berat yang harus ku jalani diiringi detak jantung yang tak seirama dan nafas yang kesal untuk dikeluarkan.

Semalam, aku sudah selesai membereskan perlengkapan yang akan ku bawa pergi ke Bandung dengan dibantu bunda. Tak banyak yang ku bawa hanya satu koper, dua kotak besar wadah barang-barang, dan tas gendong yang kini sudah tergantung di punggung belakangku.

Dengan hati yang sangat kuat, aku turun menuju lantai bawah dengan keyakinan yang ku genggam sekencang yang ku bisa. Rambut panjang yang ku kucir satu ke belakang, celana jeans sedikit robek-robek yang ku kenakan dan baju tebal berwarna pink dengan sedikit berbulu membuat penampilan terakhirku di kota ini menjadi nampak lucu, karena tubuh rampingku membuatnya seperti boneka berbie yang sangat disukai anak kecil.

Tak ku sangka, Ditta pagi-pagi datang untuk mengucapkan selamat jalan kepadaku dan memberikan pelukan terakhirnya.

Pak Cipto—supir ayahku, sudah menaruh semua barang-barang ke dalam jok mobil yang akan ku gunakan untuk memecah macetnya jalanan Jakarta menuju Bandung.

Bunda juga sepertinya sudah siap untuk mengantarkan ku, namun aku jadi tidak yakin bahwa bunda akan bisa benar-benar melepaskanku.

"Annee...." Teriak Ditta dari pintu depan, menghampiriku yang sedang turun dari tangga.

Seperti tangan ingin memeluk, aku percepat langkahku dan kini sosok sahabat di depanku sudah memberi pelukan hangat dengan ocehan kecil.

"Kamu baik-baik di sana yaaaa!!" Wejangannya saat masih memeluk dan mengusap punggungku lembut.

Aku hanya mengangguk, "Kamu juga Dit."

"Aku bakalan kangen kamu nihhh," ucapnya lagi.

Aku yang tak percaya kini melepas peluk, "Apa? Gak yakin aku," mengelaklah aku.

YIANNEWhere stories live. Discover now