Perfect Love||Part 3

Start from the beginning
                                    

"Kejar, kenapa malah diam?"

"Biarkan saja, toh itu keinginannya."

"Arkan, jangan seperti itu Ibu memang tak tau masalah kalian apa, tapi jangan membuat seorang gadis pulang malam sendirian dalam keadaan sedih, cepat kejar Arkan." Kira terus mendesak Arkan, hingga mau tak mau akhirnya Arkan menyusul Keina, Arkan mengemudikan mobilnya, tampaknya Keina sudah menghilang entah kenapa cepat sekali Keina pergi, padahal Arkan tidak sudi mengejar Keina namun ia berpikir dua kali, jika dia membiarkan sama saja melepas peluang, Arkan harus membuat Keina mau denganya dengan cara apapun.

Arkan melihat Keina yang sedang berjalan dengan langkah cepat dengan segera Arkan memarkirkan mobilnya.

"Keina tunggu." Keina yang melihat Arkan segera mempercepat langkah kakinya, namun Arkan kembali menyetir mobilnya mengikuti Keina.

"Keina masuklah, aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak perlu, terimakasih." Keina masih kekeuh dengan kesal Arkan turun dari mobilnya mengejar Keina dan berhasil meraih tangannya, entah untuk keberapa kali Arkan menyentuh tangan Keina.

"Aku sudah menegaskan, Aku tidak mau Arkan."

"Kali ini aku berniat baik, hanya untuk mengantarmu pulang."

"Tapi Aku..." Ucapan Keina terhenti saat mendengar dering ponselnya berbunyi, Keina menatap Arkan sejenak kemudian dia berbalik melangkah sedikit jauh dan memunggungi Arkan untuk menerima panggilan itu.

Arkan masih diam mematung di belakang Keina, dan Keina terlihat tengah menjawab panggilan, seharusnya Arkan pergi saja, kenapa malah menunggu Keina yang bahkan mengabaikannya? Astaga Arkan benar-benar rela melakukan apapun untuk Keina, tapi ini bukan cinta, Arkan melakukanya karena ia ingin Keina membantunya, dan menerima tawarannya, karena hanya Keina lah satu-satunya cara untuk menghindari perjodohannya dengan perempuan gatal kenalan Ibunya.

Keina menutup panggilannya, ia berbalik raut wajahnya langsung berubah membuat Arkan bingung penuh pertanyaan.

"Kenapa Keina? Siapa yang menelvonmu?"

"Dokter." Jelas Keina.

"Dokter, siapa yang sakit?" Arkan penuh penasaran, mata Keina berubah berkaca-kaca ia menyentuh lengan Arkan.

"Tolong antarkan aku ke rumah sakit." Pinta Keina, Arkan sempat tak percaya tadi Keina menolak untuk di antar pulang olehnya tetapi sekarang Keina seperti terlihat memohon padanya, karena Arkan tidak tega dan memang tujuanya untuk mengantar Keina, akhirnya Arkan mengangguk lalu menyuruh Keina masuk ke dalam mobilnya.

***

Keina berjalan lebih cepat, sedari tadi pemikirannya khawatir mendapat telvon dari Dokter mengatakan Ibunya yang tiba-tiba mengamuk padahal Keina sedang tidak ada disana, entah siapa yang telah membuat Ibunya seperti itu.

"Dok, bagaimana keadaan Ibu saya?" Keina sampai dan langsung menanyakan keadaan Ibunya saat Dokter keluar dari ruangannya.

"Pasien sekarang sedikit lemah, mungkin karena efek suntikan yang kami berikan." Keina membuang nafasnya lega.

"Sebenarnya kenapa dengan Ibuku Dok?"

"Menurut suster yang menangani Ibumu, tadi itu ada seorang pria tua yang datang menjenguk Ibumu, dan suster berpikir itu adalah suaminya tetapi Ibu anda malah berteriak tak jelas seakan membenci lelaki itu, apa mungkin dia Ayahmu?"

"Tidak, itu pasti bukan Ayahku, itu pasti orang yang berniat mencelakai Ibu, Dok tolong perketat penjagaan Ibu saya jangan sampai ada orang yang tidak di kenal masuk keruangan Ibu saya." Pinta Keina memohon, Dokter itu mengangguk.

Perfect LoveWhere stories live. Discover now