12

31.5K 1.3K 150
                                    

Sorry ya dear, aku update lama. Terus sempet php jg kemaren, bilang mau up, eh taunya gk up2. Hehehe..
Dan aku gk nyangka yang nungguin cerita ini banyak, bahkan followers ku cepat banget nambahnya.
Thanks buat semuanya ya.

Gw mau curhat dikit, serius deh, kesel gw. Tadi udah ngetik panjang lebar. Eh pas mau pindah ke wattpad gk sengaja close word dan lupa di copas. Pas balik buka ternyata yang ditulis sebelumnya gk di save. DAMN IT!!!
Dan terpaksa gw nulis ulang, sumpah males banget tadi. Dan gk sepanjang yang kutulis sebelumnya. Adegan mesra2annya juga gk kaya sebelumnya, ish kesel deh.
But, i hope you stil love it

Happy reading, dear.

.◎°˙♡˙°◎.

Elena tak perduli dengan hasil pemeriksaannya. Ketika Dokter Diana mengatakan semua pemeriksaan selesai elena langsung angkat kaki dan pergi dari sana. Dia ingin menjenguk Diego. Lagipula hari sudah sore, Elena tak mungkin datang ke wonderful cafe untuk bekerja di saat cafe itu sebentar lagi akan tutup.

Kini elena sudah berada di ruang rawat diego. Dokter sudah mengatakan bahwa semua operasi berjalan normal dan hanya menunggu waktu diego untuk kembali sadar. Namun diego tak pernah sadar sejak dia masuk ke rumah sakit ini pasca kecelakaan yang terjadi padanya.

Elema menggenggam tangan kanan diego. Mengenggamnya erat dan menuntut punggung tangan diego mengusap pipinya.

"Kak, kumohon cepatlah sadar. Kau harus kuat dan bangun. Aku membutuhkanmu." Mata elena menatap nanar wajah diego. Wanita itu kembali mengingat apa yang terjadi semalam, saat brian membentak marah juga menghina elena dengan kejamnya.

"Kak, aku tau caraku mendapatkan uang untuk membiayai operasimu adalah cara yang salah. Tapi hanya itu yang bisa aku lakukan demi mendapatkan uang itu dengan cepat."

"Aku juga tau, hal yang aku lakukan ini membuat elise kecewa padaku. Dan membuat suaminya sangat membenciku. Tapi aku harus menerima semuanya bukan. Inilah resiko yang harus kuterima. Aku akan bertahan kak. Aku akan bertahan walaupun mereka menghina dan merendahkanku. Asalkan kau selalu tetap di sisiku. Asalkan aku masih bisa melihatmu tetap hidup." airmata mulai mengalir si pipi elena. Tangisan yang dia tahan kembali pecah.

"Kumohon cepatlah sadar, kak. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu." sekeras apapun elena memohon, diego tetap tak memberikan respon atau tanda-tanda dia akan segera sadar. Pria itu seakan begitu tenang dan damai dalam tidurnya.

Tiba-tiba seorang perawat masuk dan hendak melakukan pengecekan singkat. Elena mendongak setelah menghapus airmatanya. Mata elena membesar melihat wajah perawat yang berdiri di sisi ranjang diego sedang mengecek cairan inpus dan alat medis lain yang melekat di tubuh diego.

"Mira?" gumam elena pelan memanggil nama perawat itu. Walau sudah bertahun-tahun tidak bertemu tapi elena masih bisa mengenali wanitu yang ada di hadapannya. Dia adalah sahabat elena saat dia masih berada di panti asuhan.

Perawat itu menoleh ke arah elena dengan dahi berkerut bingung. Dari mana elena bisa tau namanya? Setelah dia menatap elena lama, akhirnya dia tersadar.

"Elena?" ucap mira yakin. Dari semua orang yang mengenal elena dan elise, hanya mira yang selalu dengan tepat membedakan mereka berdua. Bahkan saat elena dan elise berdiri berdampingan dengan baju, gaya rambut dan penampilan yang sama. Bahkan saat elena mencoba menjahilinya dengan berpura-pura menjadi elise, mira dapat menebaknya.

Mendengar namanya di sebut oleh Mira, elena semakin yakin jika wanita itu memang sahabatnya sewaktu kecil dulu. Elena dan Mira dengan cepat memutari ranjang diego dan berpelukan bersama. Senyuman terukir jelas di wajah cantik elena.

"Sudah lama tidak bertemu, Elena."

"Ya, aku tak menyangka bisa bertemu denganmu lagi di sini. Dan...." Elena melepas pelukan itu dan menatap mira dari atas hingga bawah. Dia merasa takjub dengan keadaan mira yang kini sudah menjadi perawat sama seperti cita-citanya dulu.

Expensive Baby [Update Di Webnovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang