30

32K 1.5K 88
                                    

Malam semuanya,
Sebelumnya aku mau bilang, aku memang menjadwal update setiap hari senin dan kamis. Tapi untuk jadwal jam berapa di update itu gk tentu ya. Klo aku sudah selesai menulis bisa update pagi hari tapi klo belum ditulis bisa update malam seperti hari ini.

Happy reading, dear.

.◎°˙♡˙°◎.

Mengetahui siapa sebenarnya wanita itu, elena langsung bangkit berdiri.
"Ibu," sapa elene dengan suara rendah. Namun hal itu masih bisa di dengar Rena dengan sangat jelas.

Ibu?
Kening Rena mengerut. Elise memanggilnya ibu. Matanya memandang curiga ke arah elena.

Menyadari tatapan curiga yang rena berikan, elena langsung berjalan menghampiri.

"Mo-mommy, datang." Elena tergagap saat memanggil rena mommy. Dia kini sudah berdiri berhadapan dengan mommy. Elena berdiri gelisah, gugup dan canggung. Walau Rena bukanlah ibu mertuanya tapi tatapan tajam penuh selidik yang rena berikan membuat elena salah tingkah.

Apa yang harus dia lakukan dan katakan pada wanita paruh baya itu?
Memikirkan hal itu, elena sadar dia harus bersikap baik.

"Silahkan duduk, mo-mommy." Elena masih saja kesulitan memanggil rena, mommy.

Kening rena yang sejak tadi mengerut kini menghilang. Wanita itu duduk di soda dan kembali menatap elena tajam. Dia selalu bersikap seperti itu pada elise.

"Mommy ingin minum apa?" tanya elena.

"Tak usah. Mommy kesini hanya untuk tau kondisi cucu mommy." Nada suara rena selalu saja tak pernah bersahabat, selalu ketua dan acuh.

Elena menghela napas dan duduk di sofa single. Berhadapan dengan rena. Mendengar rena mengatakan cucu membuat elena menunduk dan mengelus perut buncitnya.

"Kandunganku baik-baik saja, Mom. Dokter Diana bilang perkembangan janin baik dan sehat." Mata elena hanya tertuju pada perutnya. Menatap penuh sayang janin yang masih berada dalam perutnya.

"Kau tidak makan sembarangan, kan?"

"Tidak. Aku makan makanan yang dianjurkan dokter."

"Kau tidak mengidam yang aneh-aneh bukan?" Lagi-lagi nada suara Rena sinis dan tak suka. Elena tak terlalu mempermasalahkan cara bicara wanita paruh baya itu.

Elena tersenyum saat teringat malam dimana brian memenuhi keinginan anehnya, saat pria itu mengenakan lingerie milik elise.

"Tidak. Aku hanya sering terbangun di malam hari karena lapar."

"Dengar, kau harus jaga baik-baik kandunganmu. Mommy tak akan pernah memaafkanmu jika sampai kau keguguran. Kau mengerti?" Ancam rena.

Elena mengangguk mantap. Tangannya tanpa sadar memeluk perutnya. Dia juga tak ingin kehilangan bayinya. Setelah Rena berbicara panjang lebar pada elena dia pamit pulang.

***

Kini hari sudah malam, elena, elise dan juga brian tengah duduk santai di ruang keluarga. Mereka tengah menonton tv.

Elise duduk di sofa yang sama dengan brian. Tangannya memeluk lengan kanan brian erat. Sedangkan elena duduk di sofa single.

Wanita itu gelisah. Sejak makan malam dia sudah ingin mengatakan keinginannya. Elena bahkan berlatih dan menyusun kalimat yang tepat agar dia mendapatkan keinginannya itu. Keinginan untuk membesarkan salah satu bayinya.

"Ehem." Elena berdeham untuk mendapatkan perhatian dari elise dan brian. Mereka berdua menoleh.

"Ada yang ingin kubicarakan." Elena menegakkan punggungnya. Menarik napas panjang sebelum berkata, "Seperti yang kalian tau, aku mengandung bayi kembar."

Expensive Baby [Update Di Webnovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang