Chapter 6 :"Frice dan Rifa"

332 31 11
                                    

Seperti instruksi dari Frice, Rifa bersandar pada pundak Frice. Jujur saja, pundak Frice terasa sangat nyaman baginya. Mungkin karena efek lelah atau bagaimana, Rifa dengan mudahnya tertidur di pundak Frice.

Tentu saja Frice sadar dengan hal itu, ia juga tidak berniat untuk membangunkan Rifa. Frice hanya bisa berharap, semoga saja penyakit yang diderita Rifa bisa segera mereda setelah Rifa beristirahat di pundaknya sejenak.

Lima menit berlalu, dan Frice berhasil membawa mereka berdua sampai di depan gapura asrama.

Biarpun dibilang asrama, nyatanya bentuk asrama ini lebih seperti kompleks atau perumahan kecil daripada tinggal bareng di satu bangunan yang sama. Untuk itu Frice hanya diam di depan gapura karena ia juga tidak tau Rifa tinggal di perumahan mana.

Merasakan pergerakan kecil dari Rifa, Frice tentunya sedikit terkejut. Padahal ia tidak berniat membangunkan Rifa secepat ini.

"Rifa? Kau sudah bangun?" Frice memanggil untuk memastikan, dan ia bisa yakin bahwa Rifa terbangun mendengar dari deheman dari Rifa.

"Sudah sampai?" Rifa bertanya sambil mengucek mata.

Melihat di sekitar sejenak sambil terdiam, ia baru sadar mereka tidak berhenti di depan rumah Rifa.

"Loh, ku pikir sudah sampai."

Frice terkekeh hambar sebelum akhirnya ia menjawab, "Bagaimana kita bisa sampai ke rumahmu kalau kau belum memberitahuku letak rumahmu?"

Rifa terlihat menepuk jidatnya setelah menyadari betapa bodohnya ia meninggalkan Frice tertidur dan menyuruh Frice mencari rumahnya sendiri tanpa petunjuk.

"Kalau begitu, kamu--"

"Kamu kelas berapa?"

Rifa sedikit terkejut karena Frice tiba-tiba bertanya dan memotong pembicaraannya. Padahal tadinya ia berniat ingin memberitahu alamat pada pemuda yang sedang menggendongnya saat ini.

"Kelas 1-7. Kenapa tiba-tiba tanya--"

"1-7? Dekat juga ya?"

'Nih anak kenapa tiba-tiba suka motong omonganku sih?!' Rifa menjerit frustasi.

"Kamu tau rumahku berdasarkan dari kelas? Memang apa hubungannya rumahku sama kelasku?"

Frice tentunya sedikit mengernyit heran mendengar pertanyaan Rifa. Menurutnya, pertanyaan Rifa sangat tidak biasa.

"Kamu belum tau?" Frice bertanya, namun hal itu malah semakin membuat Rifa kesal.

"Tau apaan?"

"Asrama kita dibagi berdasarkan dari kelas? Bukankah itu sudah dijelaskan dan sudah umum di dunia ini?"

Kening Rifa semakin berkerut tanda tak paham dan tak mengerti. Bahkan ia baru pertama kali ini mendengar hal yang seluar biasa ini baginya.

Mendengar saat ia akan bersekolah disini dengan tinggal di asrama yang seperti perumahan kompleks saja ia jantungan, apalagi mendengar bahwa pembagian asramanya berdasarkan dari kelas?

Frice semakin menghela napasnya, entah karena lelah atau karena pasrah. Ia juga sedikit paham dengan situasinya saat ini.

"Berarti kau penyihir baru di dunia ini?"

Awalnya Rifa terkejut karena ia harus menyembunyikan identitasnya saat ini. Tapi melihat dirinya yang sangat kuno di dunia ini, siapapun yang bertemu dengannya pasti akan beranggapan sama dengan Frice.

"Baiklah, kita adakan kelas dadakan. Aku akan menjelaskannya untukmu."

Frice berdehem sebentar sebelum melanjutkan penjelasannya dengan kaki yang terus melangkah tanpa henti.

[ ⏸️ ] Detective FIVITD : Their Magic and MysteryWhere stories live. Discover now