4. Ada kecap.

997 196 16
                                    

Yuki bingung, dia harus menyesal atau kesal. Kemarin malam saat di telfon, Keyna menanyakan banyak hal. Yuki hanya menjawab singkat, seperti biasa. Dan saat Yuki mengatakan ia dan Al memiliki janji temu malam minggu ini, Keyna hampir saja merusak gendang telinga Yuki karena teriakannya yang 'wow'.

Lalu sekarang Yuki harus dibuat pusing dengan kedatangan Keyna dan peralatan tempur gadis itu. Ini cuma makan malam biasa, setidaknya itu yang Yuki pikir, kenapa Keyna harus seribet ini. Dan lagi, yang makan malam dengan Al itu Yuki, kenapa dia yang heboh. Duh sahabat, kau memang yang terbaik.

"Kina, ini cuma makan malam. Acaranya juga masih nanti malam, kok lo hebohnya pagi-pagi." Yuki memanggilnya dengan nama kecil.

"Eh justru itu. Harus disiapin sejak awal, lo kan paling susah disuruh dandan." ucap Keyna, tangannya sibuk menata alat make-up di atas meja belajar Yuki. "Udah selesai. Ikuy duduk sini."

Keyna menarik tangan Yuki, membawanya duduk di atas ranjang Yuki. Keyna mengeluarkan notebook putihnya, menunjukkan layarnya pada Yuki.

"Sekarang pilih, lo mau gue make-up kayak apa." Keyna menunjukkan beberapa model make-up pada Yuki.

Yuki menatap gambar gadis-gadis dengan make-up berbeda-beda. Mulai dari yang paling natural, hingga yang paling dewasa.

"Key, nggak perlu kayaknya. Gue juga nggak tahu Al mau ngajak makan malam santai atau formal." ujar Yuki, lebih lagi dia memang tidak begitu suka dengan hal seperti itu. Yuki selalu merasa kurang nyaman saat bubuk warna-warni itu menempel di wajahnya.

"Lo emang nggak tanya?" Yuki menggeleng pelan. Keyna mendengus kesal. "Ya udah, kita tanya Al dulu. Nggak lucu tahu kalo lo sampe saltum."

Keyna meraih ponsel dalam tasnya. Jarinya bergerak lincah di atas layar, mencari nomor telefon Al. Kenapa bukan ponsel Yuki? Karena sampai sekarang mereka belum bertukar nomor ponsel. Padahal tukeran nomor ph itu penting buat PDKT. Keyna menggerutu dalam hati.

"Halo, Al. Sorry ya pagi-pagi telfon." sapa Keyna pada Al di seberang sana.

"Nggak papa Key. Ada apa?"

"Gue lagi sama Ikuy nih." Keyna melirik Yuki di sebelahnya.

"Oh ya, Yuki mana? Gue boleh ngomong sama dia sebentar?"

Keyna tak bisa menahan senyumnya saat mendengar suara antusias Al. "Nggak bisa, mending kalian ngomong langsung nanti malem."

"Lo tahu?"

"Tahulah. Ya kali gue nggak tahu sahabat gue mau nge-date malam ini."

"Apaan sih lo."

"Ciaaa.... Merah tuh pasti. Eh iya, gue mau nanya dong?"

"Apaan?"

"Nanti malem kalian ke Garden te amo kan. Itu makan malam santai atau formal?"

"Emang kenapa?"

"Gue mau dandanin Yuki. Biar nggak saltum."

Hening beberapa saat. Keyna menatap Yuki yang menaikkan alisnya bingung. Kenapa Keyna berhenti mengoceh dan hanya menatapnya dengan senyuman.

"Lo nggak perlu dandanin Yuki. Gue suka dia yang apa adanya. Nggak dandan pun Yuki tetep cantik kok buat gue."

"Ok, gue ngerti. Kalo gitu, sukses buat nanti malem."

"Thanks Key, lo udah mau bantuin gue sama Yuki sampe segininya."

"Iya, gue seneng kok kalo Ikuy seneng. Jadi tolong ya, jagain sahabat salju gue satu ini. Bye Al, gue tutup."

|| BOOK TWO : ALKI || Terima KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang