"Jaejoong, lalu apa lagi yang harus kita lakukan untuk menyembuhkan Myungsoo?? Aku tidak bisa melihatnya begitu terus" ujar Sooyeon.
"jalan satu-satunya adalah operasi. Operasi transplantasi jantung" ujar Jaejoong.
"lalu kenapa Myungsoo tidak dioperasi sejak dulu?? Kau punya banyak uang untuk membiayai operasi itu kan??" seru Sooyeon.
"untuk operasi tidak semudah itu. Aku memang punya cukup uang dan bisa saja menyuruh dokter melakukan operasi kapan saja, tetapi sangat sulit mencari donor jantung yang cocok untuknya. Kau tidak perlu khawatir, aku akan mengurus semuanya" ujar Jaejoong.
. . .
"Taeyong, kau dari tadi murung saja. Kau masih memikirkan hyungmu?" tanya Doyoung yang dibalas dengan angukkan Taeyong.
"lalu bagaimana keadaan terakhirnya?" tanya Doyoung.
"entahlah, eomma ku belum memberi tahu" ujar Taeyong.
"Taeyong, kau serius dengan rencanamu mendatangi sekolah hyungmu itu?? Lalu kau mau menghajar temannya Myungsoo?" tanya Doyoung.
"tentu saja, akan kuhajar temannya itu yang bernama Howon karena telah mempermalukan hyungku! Kalaupun dia bawa pasukan, aku juga punya pasukan. Anak-anak basket sudah setuju untuk membantuku" ujar Taeyong emosi.
Tiba-tiba Taeil memasuki ruang kelas mereka dan menghampiri Taeyong dan Doyoung.
"Doyoung gawat!" ujar Taeil.
"gawat apanya??" tanya Doyoung.
"kaptenmu, Yuta mengamuk dibawah! Kajja" Taeil mengajak Doyoung ke bawah lalu diikuti Taeyong.
Doyoung, Taeil dan Taeyong tiba di aula bawah, yang merupakan basecamp bagi tim sepak bola sekolahnya. Disitu terlihat teman-teman tim sepak bolanya sedang berkumpul dan terdengar suara Yuta yang sedang marah-marah.
"Yuta, ada apa?" tanya Doyoung.
"dasar sekolah brengsek! Berani-beraninya mereka memukuli Jaemin, teman kita" ujar Yuta emosi.
"siapa? Siapa yang memukul Jaemin?" tanya Doyoung.
"aku tidak tahu. Tiba-tiba kemarin aku diberi kabar oleh Winwin, kalau dia menemukan Jaemin habis dipukuli di parkiran bar" ujar Yuta.
"mwo? Apa maksudmu??" tanya Doyoung.
"begini, Doyoung hyung" salah satu anggota tim sepak bola pun berdiri. Ia adalah Jisung, si murid kelas satu.
"kemarin aku pergi ke bar bersama Jaemin untuk pergi ke ulang tahun Chenle teman kami sekaligus sepupu Winwin hyung" ujar Jisung.
"aigo, langsung saja ke intinya jangan berputar-putar" seru Doyoung frustasi.
"kami memang pergi kesana menggunakan seragam sekolah. Lalu tiba-tiba ada anak sekolah lain menyerang kami, aku berhasil menghindar tapi mereka malah memukul Jaemin sampai babak belur. Aku tidak tahu siapa mereka, mereka menggunakan seragam jas berwarna hijau tua" ujar Jisung panjang lebar.
"mwo? Jas hijau tua? Apa dengan celana krem dan dasi hitam merah?" tanya Taeyong tiba-tiba.
"iya benar, mereka memakai pakaian seperti itu" ujar Jisung.
"SMA Seoul Internasional... mereka yang memukul Jaemin" ujar Taeyong.
"bah! Sudah kuduga! Pasti sekolah mereka masih dendam dengan mereka! Awas saja akan aku datangi sekolah mereka besok dan mencari orang yang memukul Jaemin! Jisung, kau juga ikut besok!" seru Yuta.
"apa?? Aku? Kenapa aku?" tanya Jisung kelabakan.
"aku juga ikut..." ujar Taeyong percaya diri.
"masalah kita memang berbeda, tapi aku sudah menyiapkan teman-temanku tim basket juga" ujar Taeyong.
"cih, mentang-mentang sudah menjadi kapten menggantikan Johnny. Yeah, aku memang banyak masalah dengan dia, tapi mau bagaimana lagi dia sudah tiada jadi aku sudah memaafkannya" ujar Yuta.
"lalu bagaimana? Kau tidak mau ikut?" tanya Taeyong.
"aku bukannya ikut dengan kalian, tapi kita semua bersama-sama dengan kalian" ujar Yuta.
. . .
Taeyong mencari ke sana kemari ruang rawat Myungsoo yang ia ketahui dari eommanya. Taeyong sengaja pulang duluan saat latihan karena mau menjenguk Myungsoo, yang tentunya dimaklumi oleh teman-temannya.
Saat Taeyong tiba di lift, tiba-tiba seorang siswa yang memakai seragam Seoul Internasional juga memasuki lift. Ternyata itu Woohyun, temannya Myungsoo.
"Taeyong, kau mau menjenguk hyungmu?" tanya Woohyun.
"tentu saja" ujar Taeyong singkat.
Selama berada di dalam lift, Woohyun dan Taeyong terjebak dalam suasana canggung. Bahkan hingga pintu lift terbuka, mereka tidak saling mengobrol.
"kau anak tim sepak bola, kan?" tanya Taeyong pada Woohyun.
"iya, memangnya kenapa?" tanya Woohyun.
"tanya pada teman-temanmu, siapa yang berani memukul adik kelasku kemarin di parkiran bar dekat sekolahku. Tanya saja, dan jika ada yang mengaku beri tahu aku" ujar Taeyong.
"mwo? Mana aku tahu. Aku dan teman-temanku tidak sering ke bar" ujar Woohyun.
"ya pokoknya tanyakan pada semua temanmu. Kalau perlu semua siswa di sekolahmu. Jika sampai besok lusa tidak ada pemberitahuan darimu, siap-siap saja" ujar Taeyong dengan nada mengancam.
"mwo? Siap-siap? Siap-siap apa? Kau mengancamku?" tanya Woohyun.
"memangnya kau anggap aku apa? Siapa suruh sekolahmu mencari masalah duluan dengan sekolahku, eoh?" tanya Taeyong.
"aish, jinjja! Awas saja akan kubilang ini semua pada Myungsoo!" gerutu Woohyun dalam hati.
.
.
TBC
.
.
Enjoy this long-waited part and I'm sorry for being inactive 😊
.
Vote and comment below 😊
Love ya...
YOU ARE READING
I'm Sorry I'm too Introvert
General FictionTaeyong adalah siswa pintar di sekolahnya yang punya prestasi gemilang di bidang akademik terutama matematika. Selain itu Taeyong juga berwajah tampan. Namun sayang, Taeyong tidak memiliki banyak teman karena dia yang memiliki sifat introvert. Hany...
part 21
Start from the beginning
