Part [22]

4.2K 648 85
                                    

"Ya Tuhan"

Mila mematung di tempatnya, kakinya mendadak tidak bisa digerakkan.

Matanya mengerjap gelisah. Luar biasa. Tidak bisakah ia menghilang saat ini juga?

Semua mata yang ada di dalam ballroom kini menatapnya. Begitupun dengan Kevin.

Mila merasa pria itu sedang mengulitinya hidup-hidup lewat tatapannya yang tajam.

Menghela nafas, Mila mencoba mengatasi debaran jantungnya yang menggila. Kalau saja Max tidak menelepon mungkin Mila tidak menyadari kalau Nicole tidak ada di kamar. Dan mungkin kini ia masih sibuk dengan pekerjaannya.

Tapi begitu tahu Nicole menghilang, dengan paniknya ia mencari Nicole, dan akhirnya kini ballroom hotel terlihat sangat menyeramkan dimatanya.

Mila meremang. Sungguh ia ingin menghilang. Tapi Nicolenya ada di dalam sana. Mila tidak bisa melangkah pergi.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Bisik Mila dalam hati.

Nicole putrinya yang cantik tapi menyebalkan sekaligus menggemaskan, membuatnya terjebak disini.

Walau ragu, Mila akhirnya menyeret kakinya berjalan masuk lebih dalam, menghampiri Nicole dan Max. Entah kekacauan apa yang menunggunya. Tapi yang jelas sekarang Mila harus menjangkau Nicole. Nicole tidak boleh terlalu lama berada di dekat Kevin.

"Memo lihat tangan Nicole" Adu Nicole manja sambil menunjukkan punggung tangannya yang memerah.

Mila meringis. Semakin dekat, langkahnya terasa semakin berat.

Kevin semakin menatap tajam Mila, Nicole dan Max. Semakin ia perhatikan, semakin tidak ada kemiripan antara Nicole dan Max. Tapi dari awal saat pertemuan di Singapore Kevin sudah tahu itu, hanya saja sekarang ia merasa aneh. Ada yang janggal disini. Tapi apa?

"Aku tidak tahu kalau kau seserakah ini Max!" Ucap Kevin dingin.

Max mengerutkan dahinya bingung. "Apa maksudmu, Vin?"

Kevin tersenyum sinis. "Masih tanya? Kau sudah lupa dulu siapa yang berkoar-koar mengingatkanku soal Mila"

Max terdiam.

"Tapi sekarang lihat. Kau sendiri yang menikahinya. Luar biasa Max. Kau benar-benar tidak bisa ditebak"

"APA?"

Bukan hanya Max yang memekik kaget. Tapi Mila juga.

Wanita cantik itu kini berdiri di samping Max.

Kevin menatap Mila dan seketika ia merasa hatinya tercubit. "Wah ternyata kalian kompak ya?" Sindirnya gemas.

Max menghela nafas.

Kevin salah paham dan itu sudah jelas.

"Dengarkan aku, Vin. Ini tidak..."

"Sudahlah jangan mengelak Max. Aku tidak menyangka kau tidak bisa hanya setia pada satu wanita"

"Cukup, Vin!!" Max tidak tahan. Kevin sudah sangat keterlaluan. Semua orang juga tahu ia hanya setia pada satu wanita dan itu Prilly-istri tercintanya. Kalau tidak, mana mau ia pulang-pergi Jakarta-Singapore dalam waktu yang cukup lama.

Sementara Mila hanya diam sambil menatap Nicole dan mengelus punggung tangan Nicole yang memerah.

"Kita sedang menjadi tontonan. Jadi diamlah!" Ucap Max penuh peringatan.

Kevin mengedikkan bahunya acuh. "Bilang saja kau tidak mau semua orang yang ada disini tahu kalau kau punya tiga istri"

"Ya Tuhan" Max mengerang geram. Ada apa sih dengan Kevin? Kenapa Kevin bersikap seperti ini? Dan lagi, Kevin sahabatnya, seharusnya Kevin tahu ia seperti apa.

KEMILAWhere stories live. Discover now