Part [4]

5.3K 596 33
                                    

Di dalam private room, Michelle terus menatap David. Dan David tentu saja merasa jengkel dibuatnya.

"Kalau ingin bertanya, tanyakan saja" Ucap David dingin.

Michelle menghela nafas dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Baiklah kalau kau memaksa"

Cih! Dalam hati, David mendesis sinis. Siapa juga yang memaksa?!

"Pertanyaannya, Michelle!!" Tatapan David menajam pada Michelle, membuat Michelle lagi-lagi menghela nafas.

Okay, sepertinya ia sudah membuat David marah!

"Baiklah. Aku hanya tidak mengerti, kenapa kau sangat ingin menghancurkan Kevin?"

David menaikan sebelah alisnya sebelum akhirnya menyeringai sadis. "Bukankah perjanjiannya sudah jelas, kau dilarang terlalu ikut campur"

"Ya, tapi..."

"Tidak ada tapi, Chelle! Kita mungkin sudah mengenal cukup lama, tapi bukan berarti aku akan mengatakan segalanya padamu" Ucap David tajam. "Lagipula aku memberikan tugas ini pada Mila, bukan padamu!"

Michelle terdiam, namun entah kenapa Michelle merasa David merencanakan sesuatu di belakangnya dan Mila.

"Kau mengerti?"

Michelle menghembuskan nafasnya kasar. "Tapi kau tentu tidak lupa, kalau kau sendiri mengijinkan Mila untuk berhenti kalau memang Mila ingin berhenti"

"Itu memang benar, tapi sayangnya, dari awal aku sudah bisa menebak keputusan Mila, dan aku yakin Mila tidak akan berhenti" Ucap David.

Setelahnya pria itu tertawa. Sementara Michelle mengusap wajahnya kasar sebelum akhirnya kembali menatap David.

"Kalau begitu boleh aku minta tolong"

David menyipitkan matanya. "Tentu, katakan"

"Aku ingin..."

******

Kevin bersiul memasuki rumahnya. Ia senang bukan main. Setelah dari club, Kevin mengantarkan Mila pulang ke apartemen wanita cantik itu. Dan mengabaikan Max yang menggerutu kesal karena di tinggal begitu saja di club.

Di apartemen Mila, mereka berdua mengobrol cukup lama, dengan diselingi ciuman memabukkan dan menggigit sebelum akhirnya dengan sedikit ketus Mila mengusir Kevin pulang.

Awalnya Kevin merasa kesal karena Mila selalu saja mengintrupsi kesenangannya, padahal Mila sendiri terlihat menikmati ciumannya dan ia pikir Mila mungkin akan membawanya masuk ke dalam kamar, tapi di saat ia diselimuti kabut gairah yang membakar, Mila lagi-lagi membuatnya kesal. Tapi anehnya itu justru membuatnya merasa tertantang.

"Kak Kevin baru pulang?"

Kevin menghentikan langkahnya dan kepalanya refleks menoleh.

"Kenapa belum tidur, heum?" Tersenyum lembut, Kevin pun menghampiri gadis cantik yang duduk di sofa ruang tengah lalu mengecup puncak kepala gadis itu dengan sayang.

"Menunggu Kak Kevin" Reya. Gadis cantik itu mengerucutkan bibirnya sebal. "Tadi Kakek kesini dan..."

"Apa?" Rahang Kevin mengeras bahkan tatapannya yang tadi lembut kini menajam. Membuat Reya terdiam sambil menggigit bibir bawahnya. "Lalu apa yang Kakek katakan padamu?"

Reya masih terdiam.

Kevin menghela nafas dan mengusap lembut puncak kepala Reya. "Sayang" Panggilnya lembut.

"Kak Kevin menakuti Reya" Cicit Reya manja.

Kevin tersenyum geli dan dengan gemas memeluk erat Reya. "Maafkan Kakak sayang"

KEMILAWhere stories live. Discover now