[3] Gwangjang Girl - 옌안

1.7K 123 8
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca


Malam itu lelaki kelahiran Shanghai, China sedang duduk santai di sofa sembari memainkan ponselnya. Ia memainkan game yang ia unduh lima hari yang lalu. Game yang disarankan teman sekamarnya. Benar, lelaki ini tinggal di asrama.

Beberapa detik saat Yanan ingin melanjutkan game ke level selanjutnya. Kakak tertua yang tinggal di asrama yang sama dengan Yanan memanggilnya.

"Yanan, bisa bantu aku?" tanya Hwitaek yang baru saja memunculkan kepalanya dari bagian tepi pintu.

Yanan melepas earphone yang ia pakai, "Iya, hyung. Kenapa?"

Hwitaek menghembuskan nafasnya sedikit kasar sambil mendekati Yanan, "Kau main game lagi?"

"Eum. Game ini seru," ujar Yanan memamerkan layar ponselnya kepada Hwitaek.

"Bisa bantu aku tidak?" Hwitaek kembali mengulang pertanyaan yang ia lontarkan kepada Yanan tadi.

Yanan mengerutkan dahinya. Ada apa gerangan Hwitaek meminta bantuannya.

"Apa?"

"Tolong belikan aku sesuatu di Gwangjang Market."

"Sekarang?" tanya Yanan sambil memperbaiki posisi duduknya.

"Eum. Aku sedang mengerjakan sebuah lagu untuk comeback bulan depan."

----

"Huh? Apa yang diminta Hui hyung tadi?" Yanan menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

Hui adalah nama panggung Hwitaek. Sedikit tidak sopan bagi Yanan jika menolak permintaan dari Hwitaek. Yanan tidak sibuk. Malahan ia memiliki banyak waktu luang. Apa pantas ia menolak permintaan Hwitaek yang notabene seorang leader, song-writer, dan composer yang sibuk?

Setibanya di luar asrama, Yanan sama sekali tidak ingat apa yang dipesan oleh Hwitaek. Maklum saja Yanan susah mengingatnya. Yanan sedikit mengalami kesusahan mengingat kosakata baru yang baru ia dengar. Ia baru saja tinggal di Seoul sekitar satu setengah tahun. Tetapi sebuah prestasi bagi Yanan bisa berkomunikasi dengan sigap walau pun terkadang ia mengalami kelupaan terhadap suatu kosakata. Bahkan tidak tahu.

Yanan kembali memasuki gedung asrama dan segera menghampiri Hwitaek. Beruntung Hwitaek sedang berkeliling mencari Hongseok kala itu.

"Hyung, maafkan aku. Aku lupa namanya, " ucap Yanan polos. Polos sekali.

Hwitaek menghembuskan nafasnya perlahan," Yanan-ah, dengarkan dan ingat baik-baik."

Hwitaek kemudian mendiktekan dan Yanan mengulanginya. Yanan berusaha begitu keras.

Untuk menuju ke Gwangjang Market, Yanan harus menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga puluh menit.

Sebelumnya, Yanan tidak pernah pergi sendiri ke Gwangjang Market. Untuk pertama kalinya ia pergi bersama Changgu. Dan ini kedua kalinya ia akan pergi kesana. Tanpa siapa- siapa. Bahkan Yanan saja tidak tahu arahnya.

Yanan sudah di dalam kereta sekarang. Daripada bingung, Yanan memutuskan untung bertanya kepada seseorang yang di dekatnya.

 Daripada bingung, Yanan memutuskan untung bertanya kepada seseorang yang di dekatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Permisi, ahgassi. Bisakah aku bertanya rute ke Gwangjang Market?"

Ahgassi itu, Han Boreum, mendongakkan kepalanya saat Yanan berbicara kepadanya. Benar, Boreum tidak salah. Yanan memang berbicara kepadanya.

"Eung? Gwangjang Market?"

Setelah itu Boreum menjelaskan rute ke Gwangjang Market secara rinci. Yanan pun memahami penjelasan gadis itu.

"Ngomong-ngomong, aku juga akan pergi kesana. Aku tidak keberatan jika harus pergi bersamamu," tawaran Boreum membuat Yanan sedikit terperanjat.

Bagaimana bisa gadis itu begitu murah hati kepada seseorang yang baru saja ia kenal. Yanan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Jadi, Yanan akan pergi ke Gwangjang Market bersama Han Boreum.

Han Boreum tidak hanya semata-mata memberi arah rute perjalanan Yanan. Boreum juga membantu Yanan mengingat dan membelikan pesanan Hwitaek. Tidak hanya itu, Boreum juga menemani Yanan untuk kembali dari Gwangjang Market menuju stasiun keberangkatan.

Yanan bersyukur sekali bertemu dengan gadis seperti Boreum.

"Gwangjang girl, terima kasih," ucap Yanan sambil membungkuk.

"Gwangjang girl?" Boreum tertawa saat mendengar Yanan memanggilnya dengan sebutan itu. "Bagaimana bisa kau memanggilku seperti itu? Perkenalkan, aku Han Boreum," ucap Boreum sambil mengulurkan tangan. Mengajak Yanan untuk berkenalan.

"Ah, Han Boreum. Senang bertemu denganmu. Terima kasih telah membantuku. Maaf aku merepotkanmu. Aku Yanan," ucap Yanan sambil membalas uluran tangan Boreum.

"Tidak apa-apa. Aku tahu hidup sebagai orang asing itu susah," ujar Boreum tersenyum lembut kepada Yanan.

Yanan juga membalas senyum Boreum.

Yanan sangat bersyukur Tuhan menciptakan Han Boreum dan mempertemukannya dengan sosok gadis berkepribadian seperti itu.

--END--

Ps. Welcome back. Makasih buat yang udah baca plus vomments💕 semoga kalian suka ya sama part ini :))

PENTAGON ONESHOOT [✔️]Where stories live. Discover now