FLTR - 28 (End)

2K 265 49
                                    

LEO bersandar pada salah satu pilar di koridor lantai satu sembari menghabiskan minuman teh dalam kemasan, kemudian dia lemparkan kotakmya yang sudah kosong ke tong sampah terdekat.

Ketika indera pendengarannya menangkap suara langkah kaki yang mendekat, dia segera menoleh ke kanan. Ternyata bukan Sandy yang ditunggu-tunggu, melainkan Raileen yang sudah menyunggingkan senyumnya dari kejauhan.

"Hai, Le!" sapa cewek itu seraya melambaikan tangan, yang entah kenapa malah membuat jantung Leo tiba-tiba berdebar.

Ketika sudah berdiri di hadapan Leo, senyum Raileen belum juga lenyap. "Gue punya kabar gembira buat lo. Mau tau, nggak?"

"Apa?" tanya Leo.

"Lo tau 'kan, waktu diadain pameran, satu sekolahan dikasih tugas sama guru senrup untuk bikin Laporan Apresiasi Seni Rupa?" ujar Raileen.

Leo hanya mengangguk.

"Sebelum tadi diserahin ke gurunya, gue sempet cek beberapa laporan. Dan ternyata, cukup banyak yang kasih respons positif untuk lukisan lo, Le!"

"Lo serius?" tanyanya memastikan dengan alis yang terangkat sebelah.

Raileen mengangguk dengan antusias. "Banget!"

Tanpa sadar, kedua sudut bibir Leo terangkat hingga membentuk senyuman yang sampai ke mata. Merupakan senyuman yang jarang sekali terlihat di wajah cowok itu. Bahkan Raileen sampai harus menahan napasnya sejenak.

"Sebenernya, gue punya satu lukisan lagi," kata Leo. "Lo mau jadi orang pertama yang mengapresiasinya, nggak?"

Kening Raileen kontan berkerut. "Eh? Lukisan apaan, tuh? Ya sini deh, gue coba liat."

Kemudian, Leo pun mengeluarkan sebuah kanvas berukuran sedang dari dalam tas. Segera saja dia berikan pada Raileen, dalam keadaan terbalik.

Dan ketika Raileen melihat apa yang terlukis di sana, dia merasa seolah kehilangan seluruh kosa kata dalam kepalanya.

"Hitung-hitung untuk ngeganti sketsa muka gue yang gue ambil dari sketchbook lo, juga untuk ngeganti gambaran asal gue pas di kantin." Leo memberi jeda. "Meskipun lo tetep ngenalin itu wajah lo sendiri, tapi gue pengin bikin dalam bentuk lukisan, dengan versi yang lebih baik pastinya."

Masih memandangi lukisan, Raileen berkata, "I-Ini ... bagus banget, Le. Gue jadi kelihatan lebih cantik masa." Dia mengangkat kepala dengan raut penasaran. "Tapi, kenapa lo harus sampai bikin lukisan gue segala?"

"Lo udah tahu jawabannya. Apa lagi, selain karena gue suka sama lo?"

"Ta-tapi, lo bilang lo lebih suka-"

"Lupain aja. Kayaknya, gue salah lagi. Setelah dipikir-pikir, mestinya gue yang harus bisa menyukai lo apa adanya, 'kan? Dan, elo nggak perlu jadi Alin ataupun Rai di depan gue. Gue mau lo jadi keduanya; Raileen."

Raileen menggigit bibir, merasakan panas mulai merambat ke seluruh wajahnya. Dipeluknya erat-erat kanvas dari Leo dan membalas, "Jadi..., lo tetep suka sama gue, meskipun gue adalah Rai?"

"Iya," jawab Leo dengan senyuman itu.

Sungguh satu kata yang sukses membuat Raileen nyaris jantungan.

"Gue belum pernah pacaran," aku Leo kemudian. "Gue nggak tau gimana caranya nembak cewek. Jadi, karena lukisan itu udah ada di tangan lo, anggap aja sebagai tanda kalau kita udah resmi."

Belum selesai di situ saja, ternyata Leo masih melancarkan aksinya. Raileen merasa dadanya benar-benar ingin meledak. Akhirnya, setelah sekian lama, dia resmi menjadi pacar Leo!

Seraya berjalan berdampingan menuju tempat parkir, Raileen melihat lagi lukisan wajahnya, dan matanya tanpa sengaja tertuju pada beberapa kata yang tertulis dengan ukuran kecil di sana.

With love. From Leo, To Rai.

Rasanya Raileen tidak bisa berhenti untuk tersenyum. Dia bahkan ingin melompat-lompat saking bahagianya. Leo benar-benar romantis dengan caranya sendiri.

"Jahat ya lo pada, jomblo ganteng yang satu ini sampe ditinggalin gitu aja!" Sandy tiba-tiba saja muncul di tengah-tengah mereka, merangkul kedua sahabatnya. Dan bisa dibilang ... cukup merusak suasana sudah yang tercipta.

Yah, hampir saja Sandy yang sudah rela memberikan privasi untuk mereka berdua itu terlupakan.[]

THE END.

A/n

Alhamdulillah, akhirnya tamat ehehehe.

So, gimana pendapat kalian tentang cerita ini?

Nggak usah takut untuk berkomentar ya. Aku selalu terbuka sama kritikan apapun, kok :)

Dan maaf untuk kalian yang merasa ending-nya mengecewakan. Menurutku ini udah yang paling tepat untuk mengakhiri kisah mereka (Leo - Rai), sih, hehe.

Makasih banyakkk buat kalian yang udah baca dari awal sampai akhir, juga segala bentuk apresiasi yang sudah diberikan.

Thank you so much pokoknyaaa 💞

- a d i n d a -

(28 Februari 2018)

From Leo to Rai [END]Where stories live. Discover now