FLTR - 20

1.1K 249 6
                                    

Rai, akhirnya gue tau siapa lo sebenarnya, dan sumpah, gue bener-bener nggak nyangka.

Dan gue rasa, kita nggak perlu surat-suratan kayak begini lagi. Gue mau kita bicara empat mata.

Kalaupun lo nggak mau nemuin gue karena jati diri lo udah ketahuan, nggak masalah.

Tapi, satu hal yang harus lo tahu; lo nggak akan pernah bisa kabur dari gue, Rai.

- Leo -

*

Dihelanya napas pelan ketika surat itu dia lipat dua kali, kemudian dia selipkan ke dalam loker nomor 275.

"Padahal, kamu bisa langsung nemuin dia di kelasku, Le. Kenapa harus melewati surat lagi?" tanya Hana yang berdiri di sebelahnya dengan bingung.

Leo tergeming sejenak. "Gue nggak bisa. Gue butuh waktu, seenggaknya sampai dia bales surat itu dan gue bakal langsung samperin dia."

Setelah mendengar penjelasan dari Hana yang secara tak langsung telah membongkar identitas Rai yang sesungguhnya, pikiran Leo langsung terasa kacau. Cowok itu sama sekali tak menyangka bahwa selama ini dia sudah bertemu dengan sosok itu, satu di antara segelintir perempuan yang dia kenal di sekolahnya.

Bagaimana mungkin Leo tidak pernah menyadarinya?

"Ya udah," balas Hana kemudian. "Aku mau balik ke kelas, ya. Kamu ikut, nggak? Temen kamu, Sandy, masih nunggu di sana, 'kan?"

"Gue mau langsung ke kelas aja," kata Leo, menggeleng. "Nanti gue chat Sandy biar nggak usah nungguin gue di sana." Barangkali saat ini Sandy sedang mengobrol Alin, pikirnya. Leo pun mendengkus pelan.

"Eum, Le, omong-omong ... kamu masih nyimpen peralatan gambar yang pernah aku kasih, nggak?" Hana tiba-tiba bertanya dengan gestur malu-malu.

Cowok itu mengerjap, kemudian tersenyum tipis. "Masih. Malahan sering gue pake. Tapi sori ya, gue nggak bisa bales perasaan lo waktu itu."

"Syukurlah," ucap Hana, tampak senang mendengarnya. "Soal yang itu, nggak masalah. Bisa temenan sama kamu aja, aku udah senang banget, kok, Le."

"Thanks, Han."

---

(20 Februari 2018)

From Leo to Rai [END]Where stories live. Discover now