Part 11

10K 672 26
                                    

Seperti sebuah celah bagi Gugi. Mendapati kini Dyta tak pernah kelihatan bersama Willya atau bahkan Aben, dia memanfaatkan momen kealpaan dua laki-laki itu untuk kembali mendekati Dyta. Perasaan ini harus diurusnya, kalau tidak, dia hanya akan jadi penonton setia yang tak pernah bisa mendapat perhatian lebih dari seorang teman kuliah.

Gugi menjemput Dyta di kelasnya siang ini. Kelasnya sendiri baru selesai mata kuliah terakhir. Dyta menyambutnya senang walau moodnya sedang jelek sebenarnya. Dia masih marah sama Aben dan Jay juga Willy, yang mentah-mentah membuatnya seperti orang bodoh! Membohongi semua orang mengenai keadaan William yang sebenarnya.

"Sudah kelar kuliah?" tanya Gugi.

Dyta mengangguk .

"Makan dulu yuk. Aku lapar banget!"

"Tapi aku mau pergi, Gi!" tolak Dyta.

"Hm? Kemana? Ntar aku anterin deh kemanapun kamu mau. Tapi, sekarang kamu temanin aku makan!"

"Yah kamu aneh banget sih!" Dyta memeriksa jam tangannya. "Aku buru-buru nih!"

"Aku nggak suka makan sendirian!" kata Gugi.

Dyta menghela nafas "Oke deh, oke. Ayo makan!" Dyta akhirnya menuruti permintaan Gugi.

Mereka berjalan ke kantin fakultas dan sudah dipastikan kantin penuh siang ini.

"Penuh, Bro." kata Dyta.

"Gimana nih? Kamu mau makan di luar aja? Sekalian ntar aku anter kamu,"

Dyta mikir bentar. Memikirkan beberapa perhitungan kalau dia makan di luar dan makan di kantin kampus. "Kamu mau makan apa, Gi?"

"Terserah sih, yang penting makan aja. Aku laper!"

Dyta tertawa "Dasar aneh! Ya sudah disini aja deh, ntar repot lagi mau cari tempat di luar."

Gugi setuju. Dia mengikuti Dyta yang milih makan siomay ditengah terik matahari gini. Gugi sendiri, pesan nasi goreng. Mereka akhirnya bergabung dengan puluhan mahasiswa yang juga kelaparan akut sehabis mengikuti perkuliahan.

"Mau kemana sih kamu?"

"Ng.. kamu nggak usah nganter lah. Aku ntar pergi sendiri aja!"

"Eish, bukannya kamu setuju aku anter, makanya nemenin aku makan sekarang?" Gugi mengangkat dua alisnya.

Dyta tertawa, Gugi benar "Ntar kamu juga tau. Cepat kamu habisin!"

"Kamu sakit? Kok kita kesini?" tanya Gugi saat mereka sampai di rumah sakit Graham.

"Bukan aku! Ikut aja yuk" ajak Dyta sambil menarik tangan Gugi masuk ke dalam area rawat inap.

Gugi sempat mengeluh dengan bau alkohol dan obat-obatan yang menyengat. Dia bilang pada Dyta, dia paling benci ke rumah sakit. Kalau ada tempat terakhir yang ingin dikunjungi di dunia ini baik dalam keadaan sehat maupun sakit, maka Gugi akan bilang rumah sakit.

Mereka sampai di depan pintu kamar perawatan Willy. Dyta mengetuk pintu sekali, lalu membukanya. Gugi mengikutinya dari belakang. Dan dia kaget saat mendapati siapa yang tengah terbaring di atas ranjang perawatan.

"Willy?" ujarnya.

Dyta mendekatinya. Seperti biasa, cuma ada dua orang yang berjaga disini. Jay dan Aben. Mereka kayaknya bolos kuliah deh, lantaran mau jagain Willy.

"Gimana keadaan kamu, Wil?"

"Baik, kamu ngapain bawa Gugi kesini?" bisik Willy.

"Memangnya kenapa?" tanya Dyta.

Tukar PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang