Part 14

6.5K 570 9
                                    

"Gimana? Si Willy bilang kapan dia balik?" tanya Kyora pada Ranti. Dyta yang duduk di depan mereka berdua pura-pura tak tahu dan hanya menguping.

"Nggak. Dia susah dihubungin. Ini sudah hampir seminggu. Mereka ke gunung apa sih?" Ranti juga tampak frustrasi. "Jay belum ngontak kamu juga?"

"Iya!" kata Kyora. "Awas aja kalau dia balik! Mau aku marahin dia!! Atau kita perlu tuker pacar lagi? Gimana?" tanya Kyora benar-benar mengejutkan bak petir siang bolong.

Dyta langsung menggeleng tak setuju "Nggak akan ada lagi cerita itu!"

"Yah, kan ini hukuman buat mereka, Dyt! Jika perlu, kali ini kita pake pacar orang lain! Jangan mereka pikir cuma mereka yang bisa bikin kayak gituan!"

"Pacar siapa coba?" tanya Ranti. "Kita mesti ngomong ini juga sama ceweknya, Kyo. Bayangin kayak apa susahnya!" kata Ranti.

Dia memeriksa ponselnya sekali lagi "Aku setuju sama Dyta. Nggak ada lagi yang namanya tuker pacar!"

"Trus, mereka harus kita apain?"

"Ya udahlah, toh mereka juga baik-baik aja, kan?" kata Dyta. Dia terdengar ragu dengan kata-katanya sendiri.

"Gimana kalau kita tahu mereka baik-baik aja? Mereka bisa saja diserang hewan buas, jatuh dari tebing, atau malah berkelahi di dalam hutan!" Kyora benar-benar penuh dengan fantasi sekarang.

"Kyo!" seru Ranti. "Jangan ngomong gitu!"

Dyta menelan ludah.

"Kamu nggak coba ngubungin Aben. Eh kamu sama Aben baik-baik aja, kan?" tanya Ranti.

"Iya, kan waktu kita sama-sama itu, Aben nggak ada. Nah, sekarang Aben juga pergi! Kamu nggak lagi break sama dia, kan?"

"Hah?" Dyta memelintir tali tasnya. "Kita baik kok! Iya sih aku marah lantaran dia seenaknya aja!"

"Nah, see? Kita harus ngasih mereka hukuman!"

Ranti geleng kepala. Dia melempar pandangan ke penjuru kantin fakultas Kyora. Mereka sepakat bertemu sengaja mau ngomongin ini. Kyora tentu saja yang inisiatif ini semua. Dia bahkan bolos kuliah lantaran dua temannya ini sedang tak ada jam kuliah sekarang!

"Jay terakhir kali ngontak aku dua hari yang lalu. Yeah, dia bilang emang belum tahu mau pulang kapan!"

"Tuh kan, pengen banget nyusul mereka disana. Jangan-jangan ada cewekya juga. Dyt, kamu pasti tahu nih, mereka kan pergi bareng sama teman SMA!" todong Ranti. "Ada ceweknya nggak?"

Dyta berdehem "Mmh, aku nggak inget ada ceweknya atau enggak. Tapi yang jelas anggotanya banyak. Hm, tapi mugkin juga nggak ada kan? Naik gunung itu kan susah, ribet belum lagi mereka juga pada kuliah!"

"Mereka bertiga aja bolos!" potong Kyora.

"Ah udahlah. Masa kalian nggak percaya sama mereka? Kayak apapun mereka flirting, mereka juga akan tetap balik ke kalian kok!"

Kata-kata Dyta barusan disambut tatapan marah dari dua gadis yang benar-benar nggak tahu apa yang sedang terjadi di belakang mereka. Sudah enam hari sejak pacar mereka bilang mau naik gunung bersama alumni SMA-nya dan belum ada tanda mereka akan kembali. Tentu saja, mereka uring-uringan ditambah susahnya komunikasi antara mereka. Tak tahu betapa rindu ini susah untuk dibendung? Kalau saja mereka tahu apa yang terjadi, terutama Ranti, entah apa yang akan dilakukannya pada Aben!

Dyta sendiri sudah mulai ngeri pembicaraan ini akan menjurus pada hal yang sebenarnya. Dia takut tak sengaja membocorkan semuanya pada dua teman dekatnya ini. Dari tampang mereka aja, kelihatan sangat sedih. Jadi nggak enak menyembunyikan semuanya seperti ini.

Tukar PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang