Part 18

6.6K 574 17
                                    

Aben sudah memutuskan untuk melepaskan semuanya. Semua bagain dalam dirinya yang masih terpaut dengan Dyta. Karena bagian dia bersama Dyta itu, tak ubahnya pasir yang makin berusaha dia genggam, maka akan makin berguguran. Dia tak bisa menahannya lagi. Maka, agar rasanya tak sesakit ini, dia membiarkan tangannya terbuka, membiarkan 'pasir-pasir' itu jatuh sendiri atau tersapu angin hingga tak ada lagi sisanya untuk Aben!

*

Aben mengaku kalah! Menghadapi Dyta dengan cara klasik seperti yang dibilang dua sahabatnya itu, benar-benar gagal! Apanya yang bikin Dyta balik lagi? Bagian mana yang berhasil? Balik lagi? Fuck it! Dia bahkan jadian sama Gugi, dan dramatisnya, mereka jadian di depan Aben. Di tengah medan pertempuran dengan sandiwara bodoh yang sudah mereka siapkan.

Oh sebentar.

Am I fool for her? Am I fool for her like an idiot? Aben membatin. Dia melihat dirinya melalui pantulan di cermin.

"Apakah aku selemah itu di depan Dyta?"

Aben menarik nafas panjang dan mengembuskannya. Dia tak separah itu. Dia tak sejatuh itu kok. Dia punya semua hal yang cewek-cewek inginkan dari seorang cowok. Dyta? Dia hanya akan jadi masa lalunya saja kalau begitu!

"Heh, apa dia pikir aku akan terpuruk lantaran dia jadian sama Gugi, gitu? Apa dia pikir hanya dia cewek yang ada didunia? Yang benar saja, Dyt!" Aben menghembuskan nafas sekali lagi.

Dia mencoba meyakinkan hatinya kalau apa yang barusan dia bilang tadi adalah benar!

*

"Masih nggak diangkat juga?" tanya Ranti.

Willy menoleh kearahnya lalu menggeleng. "Nggak,"

"Ya udah, ntar aku yang ngubungin dia, kamu balik lagi aja ke sana, yang lain udah nungguin."

Willy mencium pipi Ranti sekilas lalu berdiri. "Kyora nggak datang?"

"Nggak tahu, kayaknya enggak deh."

"Nggak dateng?" tanya Willy dengan nada kaget.

Ranti mengerutkan dahinya. "Kenapa kok kamu kaget banget gitu?"

"Kenapa dia nggak datang?"

"Ada apa nih?" Ranti curiga. "Aku nggak tahu, tadi siang dia bilang mau datang sih, tapi pas aku tanya tadi sore dia bilang dia lagi bad mood, nggak mau datang."

"Kamu nggak bisa paksa dia datang, gitu?"

"Kamu kenapa sih Wil? Kok pengen dia datang sampe kayak gini!"

"Aduh," seru Willy. "Jay mau bikin surprise buat dia!"

"Surprise apa?"

"Mungkin anniversary mereka, aku juga nggak tahu. Dia bilang mau kasih kejutan aja buat Kyo!"

"This is bad!" seru Ranti. "Gimana dong?"

"Paksa dia datang, Yang. Jay udah yakin banget nih sama momennya."

"Yah terus kalau dia tetap nggak mau datang, gimana?"

Willy membasahi bibirnya. "Pokoknya kamu suruh dia datang. Bilang aja Jay jatuh dari panggung!"

"Astaga, nggak ada yang lebih seram, Wil? Jahat banget sih mau bohongin Kyora!"

"Trus apa?"

"Ya deh, ntar aku pikirin."

"Eh, tapi kamu nggak papa disini sendirian, kan Yang?"

Ranti mengembuskan nafas panjang lalu memukul perut Willy. "Memangnya akan terjadi apa?"

Tukar PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang